Ritme, 18

607 111 23
                                    

Jangan lupa komen di setiap paragraf ya:)

Share juga ke teman2 kalian/ promosikan di TikTok, Twitter, Instagram (jgn lupa tag author :)

Makasi)

***

"Good. Mulai dari sekarang."

Pikiran Khanza sudah melayang terbang. Mengapa mantan gebetannya perlu duduk tepat dihadapannya? Sekalipun terhalang oleh satu meja kaca berukuran cukup besar. Tetap saja, acap kali netranya bertemu disana tanpa sengaja. Bahkan, entah ke-berapa kalinya ia mendapati Gibran tengah curi pandang padanya.

Hei. Dia sudah dimiliki orang lain. Walaupun, setengah hatinya masih berada ditempatnya dulu. Dan rasa itu, terkadang masih sama.

Khanza menahan pandangannya sekuat mungkin. Mengalihkan pandangan dari Gibran sedang merangkul bahu kekasihnya.

Botol sudah diputar. Semua orang disana terfokus pada titik utama. Dimanakah kepala botol itu akan berhenti?

Beberapa menit lalu, untuk mengalihkan rasa yang tercipta. Rio mengajak semua orang disana bermain Truth Or Dare. Mau tak mau. Mengalihkan kegugupannya membahas tentang Nad. Nama wanita yang mengambil alih pandangannya beberapa bulan lalu.

Anehnya lagi, ketika permainan hendak dimulai. Rio dengan santainya meninggalkan kerumunan. Dengan alasan akan menyiapkan sesuatu di belakang layar. Tentu saja membawa adiknya, Laras. Jika Laras tak ikut bersamanya, tak salah lagi Laras akan membocorkan rahasia lain hal lebih parah lagi.

Permainan tetap dimulai. Tanpa adanya permainan ini, mereka akan sibuk pada pasangan-terlebih pada ponselnya masing-masing.

Ranz membawa Khanza pada dada bidangnya. Memberi kenyamanan seraya memainkan jemari tangan kanan Khanza.

Sebenarnya, ada rasa tak nyaman dalam benak Khanza. Bagaimana pun juga, Ranz kekasihnya sekarang. Bukan, bukan karena itu. Ia merasa tak nyaman dengan perkataan Lee beberapa saat lalu. Mengatakan bahwa dirinya hanyalah tameng dari wanita belingsatan disana.

Dirinya masih murni. Belum terjamah siapapun. Kecuali saat itu. Berbeda dengan jenis wanita penghuni disini. Menggadaikan tubuhnya demi mendapatkan jumlah finansial berlipat ganda. Menggelikan sekali bagi sebagian nalar manusia.

Hati kecilnya kecewa. Namun apalah daya ia tak bisa melakukan apapun.

Merusak suasana? Tak mungkin.

"Wadaw," seru lainnya. Kepala botol mengarah pada Lee.

"Truth or da-"

"Dare," Lee menimpali seketika. Jika ia memilih truth, pasti mereka akan memberi pertanyaan aneh sepanjang masa. Dan Lee akan berdebar sepanjang acara. Mengingat dirinya menduakan kekasihnya diam-diam.

"Gue tantang lo buat-"

Permainan tetap dimulai. Khanza menarik diri dari tubuh Ranz. Meminta petunjuk arah toilet. Ranz memutuskan mengantar Khanza. Khanza menolak. Toh, dia pun ingin menenangkan diri disana. Memikirkan ucapan Lee. Apakah ini semua hanya rekayasa semata? 

Sudahlah, Khanza lelah memikirkan hal ini.

Khanza membasuh wajah. Memandang pantulan dirinya dalam cermin.

Apakah ini semua ilusi semata?

Ataukah hanya sekedar bahan percobaan?

Dirinya manusia. Bukan boneka.

Cukup lama disana. Khanza tak mau membuat Ranz khawatir. Berteriak memanggilnya. Bertanya pada setiap orang, apakah melihat Khanza? Atau mengumumkan melalui speaker DJ, barang siapa yang menemukan gadis bernama Khanza. Saya akan memberi asuransi kehidupan sebesar lima juta rupiah...

RITME; Married with SelebritiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang