Ritme, 30

589 40 11
                                    

Jangan lupa share k temen² kalian. Biar cerita ini rame, dan cepet up :)

****

Seharusnya mereka menuju bandara sejak sore tadi. Namun, karena kursi jam terbang sore habis. Mereka terpaksa mengambil kelas malam. Tentu saja kelas ekonomi.

Sebelumnya, Ranz membantah usul Lee. Sekalipun harga terjangkau, tetap saja ia malas berdesakkan dengan orang banyak. Tentunya, bagaimana jika ada yang mengetahui identitasnya? Bagaimana jika ada paparazzi disini. Mengambil foto untuk dijadikan artikel tidak penting.

Lee berpendapat, jika ia bertemu orang banyak disini. Siapa tahu, salah satu wanita bisa menjadi target selanjutnya. Alias bertemu jodoh. Dengan berat hati, Ranz dan manajer bernama Pras mengiyakan.

Ketiganya mencari nomor urut masing-masing. Berjalan diantara kursi yang berjajar, serta antrian orang yang sama dengannya. Mencari tempat duduk.

Di tengah hiruk pikuknya mencari kursi. Lee dibelakang Ranz, tak sengaja mendorongnya. Menyebabkan, ia hampir terjatuh dihadapan perempuan tengah duduk di kursinya.

Untung saja, Ranz menahan tubuhnya pada penyangga kursi dan kabin pesawat. Kalau tidak, ia bisa menabrak wajah perempuan ini dengan dada bidangnya.

"Maaf pak, bisa mundur?" tanya perempuan ini. Sepertinya ia menahan sakit.

Lee dibelakangnya tertawa. "Maaf Zi, gue juga gak sengaja nih. Ketubruk orang mau duduk di belakang gue. Badannya kan gede. Jadi rada susah duduk gitu."

Ranz menarik tubuhnya. Tersadar, bahwa ia menginjak kaki perempuan ini hanya dilapisi flat shoes. Bukan sneakers.

"Eh, sori. Gak sengaja."

Lee kembali tertawa di belakang tubuhnya memperhatikan Ranz mengikuti manajer. Menemukan kursi duduknya. Setelah meminta maaf, Ranz berlalu begitu saja.

"Gue minta maaf atas nama dia." sahut Lee pada perempuan itu seraya mengangkat sebelah alis.

Sesampainya di kursi penumpang, Lee duduk disamping Pras. Ranz bersandar pada penyangga kursi. Memperhatikan suasana bandara di luar kaca.

"Mikirin siapa sih lo?" tanya Lee. Usia Pras terpaut 3 tahun diatas mereka. Tentunya lebih dewasa. Membiarkan mereka menikmati masa mudanya. Tanpa ikut campur. 

"Pikirin aja sendiri. Kayak gak mikirin cewek aja lo."

"Mau tuker kursi?" tanya Pras. Membiarkan dua sejoli gak jadi ini duduk berdekatan.

"Boleh."

"Jangan."

Lee dan Ranz berucap bersamaan. Pras menghela nafas. Memasang sabuk pengaman sesuai peraturan.

Lee mendengus kesal. Pras sangat profesional sekali. Mungkin karena kesal tak mendapatkan kursi sore tadi. Bukan kelas bisnis seperti yang direncanakan sebelumnya.

Pras menyukai ketenangan.

Dan ketenangan tidak ada pada Lee. Hanya ada pada Ranz.

Teringat pada kekasihnya di rumah. Ranz membuka room chat Khanza.

Lagi apa?

Bikin susu sebelum tidur

Miwa suka susu?

Bukan, Zayn minta dibuatin.

Ya udah. Bikinin buat Bubu juga dong

Ok

"Ranz, matiin hp lo. Udah ada informasi." titah manajernya.

RITME; Married with SelebritiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang