✨
Jina masih senantiasa menunggu kabar dari Jimin.
"Oppa, jadi Jimin yang menyuruhmu kesini?" - tanya Jina
"Hm, dia mengirim pesan padaku. Dan memintaku menjagamu." - jawab Jin sambil mengunyah sereal.
"Aku bukan anak kecil." - gerutu kecil Jina.
"Aku mendengarmu."
Jina hanya menatap ponselnya yang kini masih sepi dari notif.
"Oppa." - panggil Jina
Jin menoleh dengan mulut yang penuh dengan sereal.
"Jimin belum menghubungiku."
"Benarkah?"
Jina mengangguk,
"Coba telpon saja."
Jina pun membuka ponselnya dan mulai menelpon Jimin.
"Dia tidak aktif." - ucap Jina sambil cemberut.
"Benarkah? Apa dia kabur setelah menikahimu?!" - ucap Jin sambil berteriak.
Mata Jina membulat mendengar ucapan kakaknya itu.
"OPPA! JAGA UCAPANMU!" - Teriak Jina sambil melempar bantal sofa.
Jin tertawa terbahak-bahak lalu segera kabur.
Jina semakin cemberut mendengar kata-kata dari Kakaknya.
"Jimin kau kemana?" - gumam Jina
✨🔥✨
Jam sudah menunjukkan pukul 22.00, namun Jimin masih belum memberi Jina kabar.
Jina sungguh khawatir,
"Kenapa ponselnya terus tidak aktif!" - Jina melempar ponselnya
Jina beranjak dari kasurnya, berjalan keluar kamar.
Jin sudah pulang, Jin lupa membawa berkas pekerjaan dan memutuskan untuk pulang dan kembali lagi besok setelah pulang bekerja.
Jina berjalan menuju kulkas. Dia kesal dan sangat stress. Belum lagi karena ada Wonwoo yang membuatnya sangat tidak nyaman.
"Ah birnya habis." - Karena belum terlalu larut, Jina memutuskan untuk membeli beberapa kaleng minuman untuk stok dirumahnya.
"Dasar Jimin jahat! Bisa-bisanya dia tidak menghubungiku sampai selarut ini." - Jina menggerutu sambil menutup pintu.
Setelah sampai di supermarket dekat apartmentnya, Jina berpikir ia butuh soju.
"Ah aku akan minum sedikit saja. Pikiranku sangat kacau hari ini. Hari yang aneh." - ucap Jina sambil membuka tutup botol soju yang ia beli.
Jina mulai meminumnya,
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
."Ah sial! Sojuku habis!" - umpatnya
Jina meminum satu botol soju, dia bukan orang yang kuat minum. Tapi hari ini dia sangat menikmatinya.
"AISH, JIMIN PABBO!" - Teriaknya sambil berjalan untuk kembali ke apartemennya.
Jina berjalan dengan mabuknya. Untung jarak supermarket dan apartemennya sangat dekat.
Jina sudah menaiki lift dengan susah payah.
"Aish! Kenapa aku mabuk!" - Jina memukul kepalanya sendiri.
Ting!
Suara lift berhenti terdengar, menandakan ada orang yang akan ikut masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecanduan [PJM]
FanfictionCanduku hanya kamu Jina-ya. Seluruh tubuhmu canduku. - Park Jimin Aku baru mengerti apa maksud dari kata candumu itu. Sekarang kau juga canduku Jim, seluruh tubuhmu canduku. -Kim Jina