20) GAGAL

2.5K 102 0
                                    

-

"Untuk saat ini,"

"Iya."

-

Jina POV

Jimin mandangku sedih, lalu aku mengusap wajahnya.

"Bukan karena tidak ingin."

Aku menarik Jimin untuk ku peluk,

"Hanya aku masih dalam masa bulananku Jim." - ucapku sambil menepuk pelan punggungnya.

"Hah~ iya masa bulananmu belum selesai." - Jimin menghembuskan nafasnya berat.

"Sabar ya." - aku menatap Jimin.

Jimin hanya tersenyum kecil, pasrah.

"Tak apa. Lagi pula sepertinya kita butuh tidur. Hari ini sangat melelahkan." - Jimin menarik tubuhku untuk tidur.

"Maaf." - cicitku merasa bersalah karena merusak momen.

"Hey tak apa. Sungguh. Karena kau perempuan spesial, jadi banyak halangan spesial juga untuk memilikmu sepenuhnya."

Aku tersenyum lalu memeluk Jimin, membenamkan wajahku di dadanya. Menghirup aroma tubuh Jimin sepuasnya.

"Aku sayang padamu." - ucapku pada Jimin

"Aku lebih menyayangimu Na-ya." - Jimin mengecup pucuk kelapaku.

Beberapa saat hening, namun sepertinya aku belum siap untuk tidur.

"Jim." - panggilku sambil melepas pelukan dan mensejajarkan kepala kami.

"Hm?" - tanyanya

"Kau mengantuk?" - aku mengusap pipinya sambil sesekali menyentuh bibir bawah Jimin yang saat ini sedang ugh! Membengkak karena ciuman tadi.

"Sedikit." - jawabnya dengan mata tertutup

"Aku belum mengantuk."

"Lalu?"

"Jangan tidur dulu."

Jimin tersenyum dengan mata tertutup. Lalu membuka matanya perlahan. Pandangan kami bertemu.

"Sekarang apa?" - tanyanya

Aku hanya diam sambil terus menyentuh ujung bibir bawah Jimin.

Greb!

Jimin menggenggam tanganku yang sedang memainkan bibirnya. Aku sedikit terkejut,

Cup

Jimin mencium tanganku,

"Jika ingin bibirku lakukan saja. Jangan hanya menyentuhnya." - Jimin menatapku menggoda sambil terkekeh.

Aku hanya mempoutkan bibirku. Padahal aku tidak berpikir kesana.

Jimin lalu menarikku ke pelukannya.

"Tidur Na-ya. Kau terlihat lelah."

Aku menggelengkan kepalaku,
"Aku tidak mengantuk Jim."

"Pilih, mau berciuman denganku sampai pagi atau tidur?" - Jimin mengeratkan pelukannya.

Aku hanya diam, kenapa Jimin bisa memikirkan hal seperti itu untuk mengambil kesempatan.

"Tidak menjawab? Berarti pilihan ke 1."

Jimin lalu melepas pelukannya.

"Tidur!" - ucapku cepat sambil menarik selimut dan menutupi seluruh tubuhku.

Kecanduan [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang