Annyeong!!!! ✨✨✨
Q balik lagi nih, semoga suka ceritanya ya!!!
.
.
.
.
.
.
Selamat membaca💞💞💞And maaf typonya:'')
Author pov
Mina dan Jin sedang meminum kopi di sebuah Cafe. Mina terlihat melamun dan membuat Jin aneh.
"Mina-ya kenapa melamun eoh?" - Jin berhasil membuat Mina tersadar dari lamunan.
"Ah tidak, aku tidak melamun."-Jawab Jina diikuti anggukan dari Jin.
Sebenarnya dalam hati kecil Jin, Jin merasa Mina memang tidak tulus mencintainya. Dan Jin juga merasa bahwa Jina tidak mungkin membohonginya, Jina adalah adik yang sudah hidup dengannya dari lahir sampai saat ini. Dan Jin tau Jina tidak mungkin berbohong.
Tapi apa daya Jin hanya ingin mengetahui kebenarannya dengan langsung, dia ingin melihat atau mendengar secara langsung dari Mina.
Mina tidak seperti dulu, saat pertama kali berkencan. Sekarang Mina sedikit menjauh dari Jin. Tanpa Jin tau apa alasannya.
Drrtt Drrtt...
Ponsel Mina bergetar menandakan ada telpon masuk.
"Oppa sebentar ya" - ucap Mina seraya menunjukan ada telpon masuk dari ponselnya.
Jin mengangguk.
Mina lalu pergi ke arah lorong menuju toilet untuk mengangkat telpon. Jin berpikir untuk mengikuti Mina.
-
"Ada apa?" - tanya Mina menjawab panggilan telponnya.
"Aku sedang bersama Jin, kenapa?"
"Siapkan saja semuanya, aku tidak ingin ada kesalahan. Dan gagal mendapatkan Jimin." - ucap Mina
Jin terkejut, Jin bertanya-tanya dalam hati. Memang benar Mina hanya menjadikannya alat untuk mendapatkan Jimin?
"Jina di rumah Jimin? Sial! Lakukan saja tugasmu dengan baik. Aku tutup." - Mina mengakhiri panggilannya .
-
Jin bergegas kembali duduk di bangkunya . Jin bingung apa yang harus dia lakukan. Ternyata semua yang dikatakan Jina benar. Dan Jimin berbohong ketika menyebut Mina bukan kakak tirinya.
"Maaf membuatmu menunggu oppa." - Mina tersenyum dan kembali duduk dihadapkan Jin.
Jin langsung tersenyum untuk menyembunyikan apa yang sebenarnya dia ketahui.
"Mina-ya ayo kita pergi." - Jin mengajak Mina.
"Hm, ayo aku ingin mencari makanan di tempat yang lain." - jawab Mina.
Jin dan Mina pun pergi keluar dari Cafe tersebut.
✨✨✨
Jimin pov
Jina sudah menginap selama 2 hari di rumahku. Dan Jin hyung selalu menyuruhnya pulang.
"Na-ya sebaiknya kau pulang, eommaku akan pulang hari ini hm?" - tanyaku
"Aku tidak mau Jim, Jin oppa tidak akan mempercayaiku. Dia akan terus membela Mina."
"Tapi," - ucapanku terpotong saat seseorang masuk kedalam rumah.
"Jin hyung?" - aku menatap Jin
Jina terkejut langsung berpindah duduk ke sampingku. Dia memegang lengan bajuku cukup kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kecanduan [PJM]
FanfictionCanduku hanya kamu Jina-ya. Seluruh tubuhmu canduku. - Park Jimin Aku baru mengerti apa maksud dari kata candumu itu. Sekarang kau juga canduku Jim, seluruh tubuhmu canduku. -Kim Jina