22) Rela

1.8K 92 9
                                    

.
.
.
.
.
.
.

🔥

"Aku mau ikut denganmu saja Yoon."

Yoongi menghela nafasnya berat, lalu menarik Mina ke pelukannya.

"Mina-ya, kau yakin?" - tanya Yoongi

Mina mengangguk.

" Bagaimana kita harus mengatakan hal ini pada Jin?" - Yoongi sungguh frustasi

Disisi lain Jin masih berusaha menerima hal yang menyakitkan ini. Dan Jin tersenyum diakhir pikirannya.

"Aku baik-baik saja. " - ucap Jin tiba-tiba berjalan mendekati Mina dan Yoongi

Mereka berdua tersentak saat Jin muncul tiba-tiba.

"Pergilah, aku harap kau bisa lebih bahagia." - Jin mengusap kepala Mina

"Oppa, maafkan aku." - Mina berkata sambil menangis.

"Tak apa. Ini ganti baju dulu. Aku akan menyiapkan kopermu." - lalu Jin langsung berlalu menuju kamar Mina untuk membereskan pakaian Mina.

Yoongi yang merasa tidak enak beranjak mengikuti Jin.

"Benar kau tak apa?" - tanya Yoongi sambil membantu Jin memasukan pakaian Mina kedalam koper.

"Hm. Gwenchana. Bahagiakan dia. Itu sudah cukup untukku." - ucap Jin sambil tersenyum tanpa menatap Yoongi.

"Terima kasih." - Yoongi menjulurkan tangannya untuk bersalaman.

"Untuk apa?" - Jin menerima tangan Yoongi.

"Karena sudah menjaganya selama ini dan sudah membiarkannya bersamaku. Maafkan aku, mungkin aku kasar tapi setelah aku ditahan itu membuatku sadar. Percayakan saja Mina padaku, aku tidak akan menyakitinya. Aku akan menjaganya. Aku janji padamu...."

"Hyung."

Jin tersenyum, lalu menepuk pundak Yoongi. Dia merasa menjadi seseorang yang berjasa. Namun mendengar ucapan Yoongi membuat Jin merasa itu adalah kesempatan terakhir ia bertemu Mina.

"Kau akan membawanya kemana?" - tanya Jin akhirnya.

"Aku akan pergi ke luar negeri. Masih belum pasti, namun keluar dari korea."

"Baiklah, jaga dia."

Jin dan Yoongi pun melanjutkan aktivitas mereka membereskan pakaian Mina.

kecanduan


Jina pov

Rencana bulan maduku dan Jimin gagal karena alasan pekerjaan. Lebih tepatnya pekerjaan Jimin yang saat ini sedang padat.

"Jina-ya. Mianhe hm? Aku tidak tahu akan semendadak ini." - Jimin duduk dihadapanku.

"Ini baru hari ke empat pernikahan kita Jim. Dan kau malah harus pergi keluar negeri. Harusnya kita pergi untuk bulan madu." - aku merengek

"Tapi ini sangat penting Jina-ya. Untuk masa depan perusahaan juga. Aku yakin kau juga pasti mengerti." - Jimin mulai mengusap pipiku

"Aku mengerti. Tapi,... Ahh sudahlah."

"Na-ya. Mianhe. Aku janji setelah ini kita akan pergi bulan madu." - Jimin meraih daguku untuk menatapnya.

"Ya?" - tanya Jimin dan hanya diikuti anggukan dariku.

Jimin menarikku kepelukannya.

"Berangkat besok?" - tanyaku

Jimin mengangguk dan mengeratkan pelukannya.

Kecanduan [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang