5)Jarak/Menikah

7.4K 275 5
                                    

Hai pai 😘😘😘

Selamat membaca karya gaje ini 😂😂😂

Luv luv Jimin bohay 🍑

Jina pov

"Nikahi aku! "-ucapku

"NDE?! "-jimin hampir mengeluarkan mata kecilnya itu














Aku tersenyum sambil menangkup wajahnya

"Tidak sekarang. Nanti, jika oppa sudah mapan dan bisa bertanggung jawab atas diriku dan keluarga yang akan kita bangun nanti. Jadi aku akan menunggumu sampai saat itu tiba. "-jelasku sambil menatap matanya lekat

Jimin tersenyum,

"Disini aku Park Jimin adalah laki-laki paling beruntung bisa mendapatkan wanita sepertimu. Aku berjanji akan menikahimu ,aku janji Jina-ya."-ucap jimin

Jimin memelukku erat, dapat aku rasakan deta jantung jimin yang sedang tidak beraturan saat ini.

"Kau merasakannya?"-tanya jimin

"Apa?"

"Detak jantungku. Kau merasakannya kan?"

"Hmm"-jawabku sambil mempererat pelukanku

"Hanya kau yang bisa membuatnya bedetak sangat kencang. Bahkan setiap melihatmu saja membuat jantingku berdtak kencang. Dan ketika kau berbicara seperti tadi, aku rasa jantungku akan terus seperti ini setiap saat."-
Jimin melepaakan pelukannya, menatapku kembali dan tersenyum.

1 minggu kemuadian..

Sejak saat itu, jimin menjadi sering membahas pernikahan. Dia lebih sering manja dan menciumku. Mencium dalam arti ganas atau kasar.

Aku sedang berdiri menatap keluar jendela sambil meminum coklat panas.

Hari ini hujan turun dan jimin sedang sibuk dengan tugas akhir kuliahnya. Lagi lagi ibu jimin menitipkan jimin pada alhasil aku menginap lagi di rumah jimin.

Jimin pov

Aku keluar dari kamar dan melihat Jina sedang menatap keluar jendela. Aku berjalan mendekatinya dan memeluknya dari belakang.

"Jimin?"

"Hm ini aku"

"Sudah selesai?"

"Belum,aku ingin istirahat dulu"

Jina menggenggam tanganku yang ada diperutnya.

"Na-ya kau tau? "-tanyaku

"Apa?"

"Disini tempat anak anak kita nanti tumbuh"-aku mengusap perutnya

Jina hanya tersenyum,

"Kenapa kau jadi sering serius seperti ini jim? Biasanya kau tidak pernah membahas hal seperti ini"

"Aku hanya ingin segera memilikimu sepenuhnya"-bisikku

Aku mencium lehernya, menyesap, menjilat, dan menggigitnya hingga menimbulkan tanda kemerahan.

"Shh... Ahh..Jim"-Jina sedikit mendesah

"Sepertinya aku akan ke kamar mandi nanti, sedikit lama"-godaku sambil terkekeh

Jina menyimpan gelas yang ia pegang, lalu membalikkan tubuhnya menghadapku.

"Mauku bantu? "-Jina membalas godaanku sambil menggigit bibir

"Kau bukan jalang, tapi jika kau memaksa kau bisa jadi jalangku hari ini. "-aku tersenyum mesum sambil lebih merapatnya tubuhnya padaku

"Persetan dengan sebutan jalang. Aku akan menjadi jalangmu setiap saat, kau puas olehku sangat membuatku senang."-Jina mendekatkan wajahnya hingga hidung kami bersentuhan

"Benarkah? Kau ingin hamil sebelum kita menikah hum?" cup
Aku mengecup bibirnya

"Lakukan saja, aku selalu siap."cup
Jina mengecup bibirku

Aku langsung mencium bibirnya melumatnya kasar. Jina membalas ciumanku sambil menarik rambutku pelan.

"Ahh.. "-desah Jina

Lidah kami sudah saling beradu dan tanganku semakin nakal. Tanganku menelusup masuk kedalam bajunya mengusap permukaan kulit punggungnya.

Ciumanku mulai turun ke dagu lalu ke lehernya, kembali menyesap, menjilat, mengigitnya.

"Jimhh.. "

Kami sudah berjalan mendekati sofa tanpa melepas pelukan intim ini.

Bruk!!








"Ahhh.... "




"Ahkkk appo!"





"Pembicaraan kotor lalu melakukan hal tidak senonoh seperti ini?! Kalian mau mati hah?!!"

Author pov

Brukk....

"Ahh... "-teriak jina (bukan desahan:v)

"Ahkk appo!"-teriak jimin

Jina bukan langsung tidur di sofa melainkan paha jin yang dari tadi mendengar pembicaraan kotor mereka dan kelakukan kotor mereka.

Jin menarik telinga mereka berdua.

"Pembicaraan kotor lalu melakukan hal tidak senonoh seperti ini?! Kalian mau mati hah?!!"-bentak jin

"Aahkk... Oppa mianhe mianhe, kami tidak akan melakukan hal sejauh itu. Tadi kami hanya bercanda. Lepaskan oppa ini sakit!!"-jelas jina

"Bercanda?! Tangan jimin sudah meraba tubuhmu lebih dari bercanda!"

"Hyung aku hanya ingin mendukung suasana, aku tidak akan melakukannya sebelum menikah. Ini serius hyung!"-jelas jimin kembali

"Kalian berdua memang sudah tidak boleh ditinggalkan berdua. Kalian sudah kelewatan, bisa saja jika atu tidak disini kalian melakukan hal yang lebih! "-marah jin

Jin lalu melepaskan telinga mereka,

"Jika begini, kalian harus diberi jarak.. "

Jimin dan jina sudah melotot kaget

"Atau segera dinikahkan. "

"Pilih keputusan mana yang akan kalian pilih. Sebelum aku bercerita pada orang tua kalian."

-TBC-

Kecanduan [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang