17) Will you?

2.8K 137 15
                                    

Sorry typonya😘

Selamat membaca yaw
.
.
.
.
.
.


Setelah kejadian dimana Mina meminta maaf kepada Jimin dan Jina. Kehidupan mereka berdua menjadi tenang kembali. Tidak ada lagi yang menggangu mereka.

"Na-ya." - panggil Jimin.

"Bangun eoh." - Jimin kembali mengusap pipi Jina pelan sambil membangun Jina yang tengah tertidur.

Jina meregangkan tubuhnya dan terduduk.

"Ada apa Jim?" - tanya Jina sambil mengusap wajahnya.

"Ayo siap-siap." -ajak Jimin.

"Mau kemana?"

"Hari ini ikut denganku ya. Kita berkencan." - Jimin menyelipkan rambut Jina kebelakang telinga.

Jina tersenyum malu, toh benar mereka sudah sangat lama tidak berkencan. Hari-hari mereka hanya dihabiskan dirumah dan sesekali ke kampus.

"Kita sudah lama tidak berkencan benarkan?" - Jimin ikut tersenyum melihat ekspresi Jina yang manis.

"Hm. Baiklah aku akan siap-siap." - Jina pun beranjak dan masuk ke dalam kamar mandi.

-Kecanduan-

Jimin pov

"Kita akan kemana Jim? Kenapa perjalanannya jauh sekali?" - tanya Jina

"Ke pantai. Sudah lama sekalikan kita tidak ke pantai?" - jawabku sambil tetap fokus menyetir.

"Benarkah? Pantas saja kau menyuruhku menggunakan pakaian santai."

Aku hanya tersenyum sesekali melirik ke arah Jina yang sedang menatap ke luar jendela.


"Aaaaaa Park Jimin aku mencintaimu!!" - teriak Jina sambil berlarian.

Aku hanya mengikuti Jina sambil menjinjing kotak makanan yang sudah aku siapkan.

"Jim!" - panggil Jina dan menarikku mendekati air laut.

"Ayo main air. Aku sudah lama tidak bermain seperti ini." - ajak Jina dengan wajah bahagia.

"Ayo!" - aku langsung menggendong Jina.

"Yak turunkan aku! "

Lalu aku menurunkan Jina di permukaan air yang cukup dalam.

"Jim kau membuat bajuku basah semua!" - Jina merengek.

Aku hanya tertawa sambil terus menyipratkan air pada Jina.

"Berhenti menjahiliku!" - Jina pun bangkit dan mengejarku.

Aku langsung saja berlari dan terjadilah kejar-kejaran.

"Park Jimin kemari kau!" - teriak Jina sambil terus lari mengejarku.

Aku membalikan tubuhku dengan cepat dan

Brugh


Jina menabrak dadaku, membuat kami berdua terjatuh ke atas pasir.

"Ahk kenapa berhenti tiba-tiba eoh?" - Jina sedikit meringis.

Aku masih tertawa dan kali ini posisi Jina terjauh di atas tubuhku.
Saat Jina akan bangun aku menahan tubuhnya dengan cara memeluk.

"Kenapa? Kau tidak berat?" - tanya Jina sambil menatap mataku.

Kecanduan [PJM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang