Harusnya Rose menuju produsen kain sekarang. Tapi malah berakhir didalam mobil sambil memijit kening karna Jungkook memaksanya ikut masuk kedalam gedung perusahaannya.
Dia gila atau bagaimana?
"Kalau kita masuk bersama--kau pikir semua karyawanmu takkan bertanya? Ketika kau lewat dengan wanita asing memasuki kantor?"
Jungkook memutar bola mata. "Tapi aku tidak bisa membiarkanmu menunggu disini. Mereka akan memindahkan mobil, dan mau tak mau--kau tetap harus keluar."
"Kan aku bisa pergi sendiri pakai taksi."
"Aku hanya sebentar. Menandatangani beberapa dokumen dan kuantar kau ke tempat produsen kain yang kau bilang."
Bukan Jungkook namanya kalau tidak keras kepala.
"Tapi--""Chaeng, kau tahu kalau aku paling tidak suka dibantah." Jungkook menatap penuh peringatan.
Rose memilih menghela nafas. Kemudian menimang dan akhirnya mengangguk. "Tapi kita harus jaga jarak, oke?"
Jungkook tersenyum dan mengangguk antusias. Langsung saja Rose keluar duluan dan merapikan mantelnya, lalu disusul Jungkook yang memberi kode untuk mengikutinya.
Ini bukan pertama kalinya Rose masuk disini. Dulu Ia pernah kemari untuk mengirimkan berkas permintaan kerja sama karna perusahaan Jungkook punya saham luas yang diatasnya belum berdiri apa-apa dan sangat strategis untuk membangun cabang butiknya. Tapi begitu menyadari perusahaan yang tidak asing ini rupanya adalah milik keluarga Jungkook, Rose membatalkannya dan beruntung saat itu Jungkook belum tanda tangan kontrak. Jadi tidak sempat bertemu.
Rose berdehem dan sebisa mungkin berjalan dengan santai. Meskipun gugupnya luar biasa. Lalu ia mendengar namanya disebut oleh para karyawan wanita secara terang-terangan. Sampai Rose sadar kalau nyaris semua pakaian yang mereka adalah rancangannya.
Tentu saja mereka mengenalnya kalau begitu.
Sampai mereka tiba didepan lift dan Jungkook menekan tombol 'up'. Begitu pintu terbuka Ia masuk dan Rose mengikut dibelakangnya.
Wanita itu melihat Jungkook menekan lantai 25 dan pintu lift tertutup. Laki-laki itu menatapnya dengan aneh.
"Apa?"
Tangan Jungkook terangkat dan Rose refleks menepis ketika menyadari tangan laki-laki itu berusaha menyentuh dadanya. "Yak! Apa yang kau lakukan?!"
Jungkook mendelik. "Kancingmu terbuka. Itu bukan fashion disini,"
Oh.
Rose membuang muka. "Aku bisa lakukan sendiri." Ia mengancingi baju bagian atasnya dan mengeratkan mantel.
Ting!
Keduanya keluar bersamaan dan memalingkan wajah mencari sumber suara yang memanggil Jungkook. Seorang perempuan yang kelihatan lebih muda dari mereka menghampiri dengan sebuah map kuning dengan buru-buru. "Pak, syukurlah anda sudah datang. Tuan Han ingin bertemu anda sekarang. Dia sedang menunggu diruang meeting." Katanya setelah membungkuk sopan kepda mereka.
Rose menatap Jungkook dengan penuh perhitungan. Oh, ini akan lama.
"Baiklah, Yeji. Kau duluan kesana, aku akan menyusul."
Hwang yeji mengangguk dan melemparkan senyum ramah pada Rose. Lalu pergi setelah membungkuk singkat. Dilihatnya jungkook menghadap dirinya dan merapikan dasi serta jasnya dengan buru-buru.
"Sebentar, huh?" Rose mendelik tajam dan laki-laki itu malah menyengir. "Aku tidak tahu ini akan terjadi, Chaeng. Tapi aku janji tidak akan lama. Kau bisa menungguku diruang kerjaku. Tinggal belok kanan dan lurus terus. Kau akan melihat ruangan paling pojok dengan tulisan namaku dipintu sebelah ruang arsip."
KAMU SEDANG MEMBACA
Still With You [2020]END✔
RomanceHarusnya Jungkook melupakan semuanya, tapi tidak bisa. Meskipun wanita yang Ia cintai sudah meninggal--setidaknya begitu kabar yang dia terima 5 tahun yang lalu. Tapi semuanya berubah ketika wanita itu--Park Chaeyoung--ternyata masih hidup dan selam...