Chapter 10: As If It Her Last

3.6K 407 21
                                    

Rose menekan knop pintu kamar seseorang dan mendorongnya. Berdiri menatap interaksi dua orang yang mengundang senyum kecilnya. Saat ini, Eunho berbaring di paha Jungkook yang duduk meluruskan kaki dibawah karpet dekat ranjang putranya sambil membacakan sebuah buku yang sudah puluhan kali Rose bacakan untuk Eunho nyaris setiap mereka berada di taman.

Wanita itu terenyuh mendengarkan suara Jungkook yang fokus membacakan setiap alur cerita. Suara yang tidak terlalu husky, tapi juga tidak terlalu ringan. Sedikit banyak, Rose akui Jungkook banyak berubah dari segi penampilan. Dia memakai tato dan itu bukan cerminan yang baik untuk Eunho. Rambutnya sudah bukan coklat tua tapi hitam mengkilap dan sedikit lebih panjang. Rahangnya jadi lebih besar dan tegas, terutama juga kerutan senyumnya yang semakin kentara. Dia benar-benar atletis sekarang. Bahunya lebar, ukuran lehernya menebal dan lengannya kekar sekali. Terutama ketika Jungkook melepas jas kerjanya dan menyisakan kemeja hitam dengan kedua lengan kemeja yang digulung sampai siku.

Rose penasaran. Tato Jungkook sebenarnya sampai mana? Kenapa kelihatannya penuh sekali?

"Mum?"

Jungkook menghentikan kegiatannya dan melirik ke sosok yang barusan dipanggil oleh Eunho. Ia menutup buku dan meletakkannya, sementara bocah laki-laki itu bangkit dari pahanya dan terduduk.

Rose menghampiri mereka dan duduk dengan kedua kaki ditekuk kebelakang untuk dia duduki. Berhubung dia hanya memakai dress rumahan biasa sepanjang lutut. Rose mengelus rambut Eunho dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.





Tentu saja sayang. Ini kan anaknya. Kalau anak tetangga, Rose takkan sesayang ini.




"Ayo makan."

Eunho spontan mengangguk. "Appa, ayo! Pasta buatan Mum sangat enak! Come on!"

Jungkook terkekeh. Asal Eunho tahu, dia sudah lebih dulu merasakan pasta buatan Rose. Saat mereka duduk di bangku SMP, pasta jadi makanan kesukaan Jungkook sejak saat itu. Terutama pasta pedas saus tomat dan diberi remasan roti buatan Chaeyoung-nya. Jungkook sudah tidak makan itu bertahun-tahun, karna mau dibeli dimanapun--rasanya tetap tidak sama dengan buatan kekasihnya.


Eh--


Apa Rose masih bisa disebut kekasihnya? Bukannya mereka putus terakhir kali karna Rose marah padanya?

"Kau juga ikutlah. Aku membuat porsi banyak, berhubung kau disini." Rose tidak tersenyum dan tidak dingin pula. Santai sekali seperti rantai sepeda yang kebanyakan pelumas.

Kenapa disamakan kesana? Jungkook menepuk dahinya dalam hati.

"Arasseo," Ia bangkit dan ketiganya turun menuju meja makan di belokan pertama sebelah kiri ketika baru turun dari tangga kamar Eunho.

Aroma saus tomat sukses menyapa indra penciuman Jungkook yang tanpa sadar tersenyum. Dia tidak menyangka akan mencicipi ini lagi. Eunho--putranya--menarik kursi disebelahnya.

Rose membagikan untuk masing-masing piring Eunho dan Jungkook sebelum berjalan menuju kulkas untuk mengambil jus.

Hah, bagai sebuah keluarga kecil.

Jungkook melihat Eunho makan dengan sangat lahap. Dia benar-benar mirip sepertinya, ya? Suka makan pasta yang pedas buatan Rose.

Jungkook menggulungnya menggunakan garpu dan memakannya. Menghela nafas syok ketika rasanya tidak berubah. Sementara Rose tersenyum membelakangi mereka karna tengah menuang jus. Ia meletakkan tiga gelas jus di nampan diatas meja dan terkikik melihat rakusnya dua orang ini.

Rose mengacak rambut Eunho yang sedang makan. Harusnya dia tidak melakukan itu. Tapi dia gemas sekali. "Good boy,"

Jungkook mengedip. "Kau tak mau melakukan itu juga padaku?"

Still With You [2020]END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang