Chapter 23: The Man

2.6K 338 17
                                    

Jungkook membayangkan bagaimana Rose sewaktu hamil dulu. Tentu saja perutnya besar. Tapi Jungkook tersenyum geli. Terlintas dipikirannya kalau Rose yang jalan dengan perut buncit adalah hal yang paling menggemaskan. Meskipun Ia tidak pernah lihat, tapi semenjak tahu Eunho anak mereka--Jungkook selalu membayangkan itu sambil tersenyum kecil.

Menurutnya Rose semakin kurus dari yang terakhir mereka bertemu dan auranya yang dulu kekanakan kini menjadi lebih bijaksana. Mungkin karna dia sudah menjafi seorang ibu sekarang. Selain itu, tidak ada yang berubah. Wajahnya tetap bersinar seperti dulu, senyumannya juga masih sama.

Ketika melihat Rose tertidur disisinya, Jungkook selalu berdoa agar wanita ini kembali sesehat dulu. Seperti ketika Ia selalu ikut parade cheerleader untuk menyemangati tim Jungkook yang bertanding basket melawan tim sekolah lain.

Bukan cuma melihati. Kadang Jungkook akan menyentuh semua wajah Rose karna gemas dan terlalu cantik untuk dilewatkan. Yang paling dia suka adalah bibirnya. Benda kenyal merah muda pastel yang selalu lembab dan merupakan candu Jungkook sejak dulu hingga sekarang. Tebal dan empuk, tapi saat tersenyum akan menipis.

Bagaimana dia mendeskripsikan Rose? Wanita yang selalu membuatnya tergila-gila sejak dulu hingga sekarang. Bukan karna pesonanya saja, tapi karna dia juga baik pada semua orang.

Hah, dia terlalu banyak bernostalgia sampai lupa kalau mereka harus bangun lebih awal untuk menjemput Eunho sekaligus mengantarnya ke sekolah.

"Rosie?"

Wanita itu tidak menjawab dan dipanggilan kedua, Ia hanya melengguh hingga Jungkook tertawa kecil. Ia semakin mendekatkan diri dan mengirimkan banyak kecupan diwajah Rose sampai wanita itu tidak tahan dan membelakanginya.

Jungkook merengut. Ia mendekati Rose lagi sehingga dadanya berhasil menyentuh punggung sempit mulus milik Rose yang jelas-jelas dia harus berhati-hati. Atau bukan hanya Rose saja yang bangun.
"Rose, ayo bangun. Kita harus jemput--"

Tiba-tiba tangan wanita itu menjulur mengambil lengan Jungkook dan melingkarkannya diperutnya. Jeon sampai kaget.

"Chagi, kita harus jemput Eunho. Ingat?" Ulangnya.

Kemudian Rose melengguh dan perlahan bangkit sambil menarik selimut. Ia terduduk dan melirik Jungkook dibelakangnya dengan wajah yang kelihatan masih mengantuk.

"Sekarang keadaan berubah. Aku yang membangunkanmu pagi ini."

Rose hanya tersenyum kecil dan berusaha mengumpulkan semua nyawanya sebelum turun dari ranjang. Menarik selimut bersamanya dan berjalan menuju kamar mandi. Sementara Jungkook juga terduduk untuk meregangkan tubuhnya yang pegal. Sampai dia sadar kalau tempat tidur sudah kebanjiran.

Dia menepuk dahi dengan panik. "Dia akan mengamuk."










...









Beruntungnya tidak.

Jungkook kira Rose bakal mengamuk dan menjambakinya sepanjang pagi karna sudah menjadi kelewat jorok. Mereka tidur diatas lembah penuh cairan lengket--yang dimana entah itu milik Jungkook atau Rose--sehingga kamar jadi berbau aneh. Untungnya Rose dengan sigap menggiring semua sprei dan selimut kedalam laundry sementara bibi Kim menyiapkan sarapan.

Dan sekarang, Jungkook menyetir dalam diam sambil menggenggam tangan kanan Rose yang sekarang tengah duduk menyandar melihat lurus kedepan.

"Ada apa?"

Mendengar Jungkook bertanya, Ia menoleh sejenak. Hanya sejenak, sebelum dia kembali melamun.
"Lusa aku akan berangkat."

Oh.

Still With You [2020]END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang