Chapter 8: Month

3.4K 448 12
                                    

Flashback.

Sementara Jungkook ke rumah sakit tengah menunggu hasil tes DNA, Rose sendiri tengah mencengkram stir mobil dengan canggung. Rasa bersalah kini menyelimutinya ketika mengingat bahwa tadi, dia sudah membentak putranya. Sampai sekarang Eunho diam saja di sampingnya dan menunduk menatap kertas yang diremas-remas jadi bola.

Dia benar-benar memarahi Eunho tanpa sengaja. Putranya yang manis mengalahkan pie nanas itu tidak bicara apapun sampai Rose juga berasa tidak tenang.

Karna insiden hari ini, Rose menyetirkan mobil pulang ke rumah ketimbang kembali lagi ke butik. Dia harus memperbaiki kesalahan yang sudah dia lakukan dan membuat si kecil Park menjadi tertunduk selama perjalanan pulang.

Eunho melepas sabuk pengamannya dan turun. Rose yang baru keluar dari mobilnya pun memanggil bocah itu mendekat. "Eunho-ah."

Eunho menoleh. Melihat gestur sang ibu yang seolah memanggilnya mendekat, membuat dia melangkah menghampiri ibunya.

Rose mensejajarkan tubuh mereka dengan berjongkok dan mengelus rambut coklat gelap sang anak. "Maafkan Mum, ya?"

Eunho malah menangis. Ini pertama kalinya Eunho menangis kencang sekali. Rose sampai panik dan segera memeluknya.

"Gwenchana?!" Paniknya.

"Mum! Aku minta maaf! Harusnya tadi..tadi tidak bicara dengan ahjussi itu. Mum jadi marah!"

Nyaris seperti baru kejatuhan batu, Rose tersadar. Jadi Eunho diam bukan karna merajuk Rose memarahinya? Cuma karna merasa bersalah telah melanggar peringatan ibunya yang melarangnya bicara dengan orang asing?

Rose akhirnya mendengus geli. "Eunho anak baik. Lain kali jangan seperti itu lagi, hm?"

Eunho melepaskan pelukannya dan mengangguk. Rose membersihkan sisa-sisa tangisan dan mendiamkan Eunho dengan mencium keningnya.
"Tadi Mum memarahimu. Jangan diambil hati, ya sayang?"

Eunho mengangguk lagi.



"Good boy. Sekarang ayo ganti bajumu dan Mum buatkan pasta."











....

Saerom terkejut bukan main ketika larut malam ini, Jungkook pulang dalam keadaan mabuk berat. Tidak biasanya. Ini sudah jam 11 malam, dan Saerom menunggu dengan khawatir. Karna Jungkook tak pernah pulang selarut ini tanpa kabar. Ponselnya dimatikan, jadi Saerom tidak bisa menghubungi atau melacak GPS ponsel suaminya itu.

Jungkook kelihatan kacau sekali. Dan bahkan untuk jalan, dia melangkah seperti orang yang siap limbung.

"Jungkook-ssi? Kau mabuk?" Saerom segera melepaskan jasnya dan karna sudah terbiasa dengan bau alkohol, dia tidak perlu menutup hidung. Tapi dia luar biasa bingung. Apa yang dipikirkan Jungkook sampai semabuk ini?

Jeon Jungkook adalah laki-laki yang susah mabuk hanya dengan dua-tiga botol soju. Jadi kalau dia selunglai ini, dia pasti minum banyak sekali.

Jungkook langsung jatuh di tepat tidur dan tengkurap. Mulai bergumam tidak jelas dan Saerom berkacak pinggang. "Jungkook-ssi, mandilah dulu. Kau tidak boleh tidur dalam keadaan lengket begitu. Aku akan siapkan air panas--"


"Berhenti disana!"

Saerom terlonjak. Ia melihat Jungkook susah payah bangun dan duduk dengan kedua lengan kebelakang untuk menopang tubuhnya. Lalu menatap Saerom dengan mata yang tidak terbuka sempurna. Lebih seperti orang yang mengantuk.
"Ambilkan soju di kulkas."

"Tapi kau kan sudah mabuk berat." Saerom memelas khawatir.

"Ambilkan saja, Lee Saerom!"

Still With You [2020]END✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang