Part |16|

1K 85 13
                                    

"Dimana Naruto, Itachi?!"

Baru saja Itachi menapakkan kakinya di lantai rumah kediaman orang tuanya, Sasuke sudah menyambutnya dengan pertanyaan yang sudah pasti tidak akan bisa Itachi jawab.

"Nak, kamu darimana saja selama ini? Kaa-san merindukanmu. Kamu bahkan tidak hadir di acara pemakaman jii-sanmu," Mikoto juga ikut menyambut Itachi sembari memeluknya.

"Aku di sini Kaa-san. Aku tidak kemana-mana," ujar Itachi sembari balas memeluk sang Ibu.

"Bohong! Kamu membohongi Kaa-san. Kamu bilang mau menginap di apartemenmu, tapi nyatanya kamu pergi tanpa memberitahu Kaa-san. Bahkan saat ojii-san~mu dimakamkan, kamu tidak datang."

"Itu karena aku ada urusan pekerjaan mendadak Kaa-san."

"Urusan pekerjaan katamu?! Bukannya kau pergi untuk menyembunyikan Naruto? Katakan dimana Naruto sekarang, Itachi!"

"Menyembunyikan Naruto? Apa maksudmu Sasuke?-------Itachi, tolong katakan sesuatu nak, apa yang Kaa-san tidak ketahui," bingung Mikoto.

"Maaf Kaa-san, Sasuke-------aku lelah. Izinkan aku istirahat. Nanti kita bicara lagi. Aku pam------"

"JAWAB PERTANYAANKU ITACHI!! DIMANA NARUTO SEKARANG?! DIMANA KAU MENYEMBUNYIKANNYA??" Sasuke menarik kasar lengan Itachi saat sang kakak hendak melangkah menaiki tangga menuju kamarnya.

"Maaf Sasuke. Aku tidak bisa memberitahumu dimana Naruto berada karena aku sudah berjanji padanya," jawab Itachi datar.

"Kau bohong! Jangan mengada-ngada!" seru Sasuke tidak terima.

"Kamu pasti berpikir seperti itu. Tapi itulah kenyataannya. Kenyataan bahwa Naru-chan tidak ingin memiliki urusan dan hubungan apapun lagi dengan kita para Uchiha. Termasuk kamu Sasuke."

"BOHONG!!"

"Sebenarnya apa yang sedang kalian bicarakan? Ada apa dengan Naru-chan? Kenapa kalian berdua berdebat membawa-bawa namanya?" tanya Mikoto tidak mengerti.

"Nanti aku ceritakan semuanya pada Kaa-san. Sekarang aku sangat lelah. Aku ingin istirahat sebentar," jawab Itachi sembari melangkah menuju tangga.

Sepeninggal Itachi, tubuh Sasuke merosot dan terduduk di lantai, "Maafkan aku Naruto--------maafkan aku--------maafffhhh----" ucapnya lirih sambil meremat rambutnya kasar.

"Apa yang sebenarnya terjadi nak? Kenapa kamu sampai putus asa seperti ini? Ceritakan pada Kaa-san. Ada apa dengan Naru-chan?" Mikoto menghampiri putra bungsunya dengan perasaan khawatir.

"Ini juga salah Kaa-san! INI SEMUA GARA-GARA KALIAN!" Sasuke menepis tangan Mikoto sambil berteriak marah ketika sang ibu hendak memeluknya, "Kalian yang memisahkanku dengan Naruto!"

"Kamu bicara apa, nak? Kaa-san tidak pernah memisahkanmu dengan Naru-chan---------"

Melupakan statusnya sebagai anak, Sasuke menatap tajam bola mata sang Ibu dan berkata; "Kaa-san belum pikun. Jadi kurasa Kaa-san masih mengingat dengan jelas apa yang sudah Kaa-san katakan kepada Naruto," ucapnya kasar.

"Kaa-san tidak mengerti dengan apa yang kamu katakan itu, nak-----"

"Kaa-san sangat tau bahwa aku sangat mencintai Naruto dan kurasa begitu juga dengan Naruto. Tapi Kaa-san menutup mata dengan itu. Lalu dengan kejamnya Kaa-san menyuruh Naruto untuk mengajak putri Haruno datang ke rumah ini. Menyuruh Naruto untuk hadir ke acara makan malam dimana perjodohanku dengan si gulali itu kalian umumkan tanpa memikirkan perasaanku dan Naruto. Secara tidak sengaja, Kaa-san dan kalian semua menegaskan agar Naruto menjauh dariku------" Sasuke menatap sang Ibu dengan tatapan penuh kekecewaan, "--------apa sekarang sudah jelas? Apa Kaa-san sudah mengingat semuanya?"

SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang