Naruto geram mendengar pertanyaan yang diajukan Sasuke kepadanya. Dia merasa bahwa putra bungsu Uchiha Fugaku itu tengah mengejeknya. Melupakan rasa takut dan traumanya, Naruto melayangkan tatapan marah dan tajam kepada Sasuke.
"BRENGSEK!" ternyata tidak hanya Naruto, Nagato juga marah dan emosi mendengar ucapan Sasuke. Dia melangkah maju mendekati Sasuke bersiap untuk menonjok adik dari Uchiha Itachi itu yang langsung ditahani oleh Naruto.
"Tenang Nagato-nii....."
"Jangan halangi aku, Naruto. Biar kuberi pelajaran kepada si brengsek ini. Dia sudah keterlaluan!" kata Nagato dengan melayangkan tatapan membunuh kepada Sasuke.
"Tidak nii-san. Biar aku yang mengatasinya karena ini memang urusanku dengannya."
Mendengar ucapan Naruto, mau tak mau Nagato akhirnya mengalah dan mundur.
Masih dengan tatapan tajamnya, Naruto menatap Sasuke yang terkesan duduk tenang ditempatnya. Dan itu membuat Naruto semakin emosi. "Anda siapa? Mengapa anda sangat ingin tau tentang kehidupan pribadi saya?" tanyanya tidak suka.
"Saya hanya ingin memastikan saja," jawab Sasuke santai.
"Apa yang ingin anda pastikan? Memastikan bahwa Menma adalah putra kandung saya atau tidak? Ya, itu memang pasti! Sangat pasti bahwa Menma adalah anak kandung saya. Dan sekarang anda sudah mendapatkan jawaban dari pertanyaan anda, maka saat ini juga silahkan anda pergi dari sini!"
"Tapi kamu belum menjawab pertanyaanku tentang siapa ayah kandung Menma-kun."
"Sudah saya katakan bahwa saya tidak mempunyai kewajiban untuk menjawab setiap pertanyaan tak guna dari anda. Pernahkah anda belajar tentang tata krama dan etika? Belajarlah menghargai privasi dan kehidupan pribadi orang lain!" balas Naruto pedas.
"Karena bagiku, kamu bukan orang lain!" aku Sasuke jujur.
Mendengar pernyataan Sasuke, Naruto semakin geram. "Berhenti bertindak seolah kita punya hubungan baik!"
"Jadi Menma-kun, boleh aku tau siapa ayah kandungmu?" mengabaikan kemarahan Naruto yang ditujukan kepadanya, Sasuke bertanya kepada Menma.
"Saya tidak mengel Tou-chan saya, tuan. Karena jauh sebelum saya lahir, dia sudah 'mati'," jawab Menma tenang.
"Darimana kamu tau kalau dia sudah meninggal? Apa kamu tau dimana makamnya?" desak Sasuke.
"Kenapa tuan bertanya seperti itu?" Menma balik bertanya.
"Apa ibumu yang mengatakan hal itu kepadamu?" tanya Sasuke lagi.
"Kenapa tuan sangat ingin tau?" seakan tidak mau kalah, Menma menjawab pertanyaan Sasuke dengan pertanyaan.
"Kalau ibumu yang mengatakan itu padamu, itu artinya dia membohongimu, Menma-kun."
"Kaa-chan memang bohong kepada saya. Dia bohong karena mengatakan bahwa Tou-chan saya masih hidup dan saat ini sedang mengurus pekerjaan di luar negeri. Tapi kenyataannya Tou-chan saya sudah 'mati' dan itu baru saya ketahui kemarin siang," jawab Menma mengundang tanya di benak semua orang yang ada di sana.
"Tou-chanmu masih hidup, Menma-kun! Dan itu--------------------aku! Akulah Tou-chanmu, nak!" aku Sasuke dengan berani.
Mendengar pernyataan Sasuke, semua mata serentak memandang Uchiha bungsu itu tidak percaya. Nagato, Itachi, Konan dan Naruto, menatap Sasuke dengan mata terbelalak kecuali Menma. Bocah remaja itu justru terlihat santai dan tenang lengkap dengan senyum meremehkan di bibirnya.
Tanpa sadar, Naruto meremas telapak tangan putranya. Jelas saja bahwa Naruto terlihat takut dan gelisah.
"Lalu?" tanya Menma memecah keheningan.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADNESS✔️
FanfictionPairing : SasuFem!Naru Naruto anak sebatang kara yang hidup dalam kesepian. Namun, rasa kesepiannya terobati setelah ia mengenal Sasuke Uchiha yang menjadi sahabat masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Naruto sangat memuja dan mencintai Sasuke...