Part |03|

846 82 0
                                    

Sasuke meremat rambutnya kasar. Dia sudah mencari Naruto kemana-mana, ke flat, taman, danau, tempat kerja dan tempat lain yang biasa dikunjungi Naruto kala ia ingin menghibur diri. Namun pria Uchiha itu tidak menemukan sipirang dimanapun juga. Berkali-kali dia mencoba untuk menghubungi Naruto, namun ponselnya juga tidak aktif sejak tadi. "Kau dimana Naruto??" erangnya frustasi.

Sementara itu di panti asuhan, Naruto kini sedang bermain kejar-kejaran dengan cucu pemilik panti, "Ayo Konohamaru-kun kejar aku. Buktikan kalau kau laki-laki sejati."

"Aku pasti bisa mengejarmu Naruto-nee. Kalau aku berhasil, Nee-chan harus membelikan ramen spesial untukku. Siap-siap saja, kore...." bocah yang dipanggil Konohamaru berteriak sambil berlari mengejar Naruto.

"Coba saja menangkapku kalau bisa, gaki...." balas Naruto tak mau kalah.

Hiruzen sipemilik panti hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah laku Naruto yang sedang bermain kejar-kejaran. Padahal usianya sudah hampir tujuhbelas tahun.

Ya. Naruto tidak pulang ke flat atau kembali ketempat kerja setelah meninggalkan apartemen Sasuke. Dia justru pergi ke panti asuhan tempatnya dibesarkan. Mungkin melihat anak-anak yang senasib dengannya dan bermain bersama mereka disana, Naruto bisa terhibur dan melupakan rasa sesak di dadanya akibat perkataan Sasuke tadi. Terlebih lagi karena mengetahui bahwa perasaan cintanya kepada sang sahabat bertepuk sebelah tangan.

Jadi panti adalah tempat terbaik bagi Naruto saat ini untuk menghibur diri. Tanpa mengetahui bahwa Sasuke saat ini setengah hidup mencarinya.

*****

Naruto tidak heran, apa lagi kaget begitu ia memutar pintu flat~nya tidak terkunci. Naruto sangat mengerti bahwa....

"Kamu darimana saja, dobe jam segini baru pulang?-----" hardik Sasuke menyambut Naruto dengan tatapan tajamnya.

Nah kan? Tebakan Naruto tepat sasaran bahwa pria itu penyebab flatnya tidak terkunci. Dan itu karena sahabat temenya itu ada di dalam.

"...."

Naruto melewati tubuh jangkung Sasuke tanpa ada niat untuk menjawab pertanyaan pria Uchiha bungsu itu.

"Jawab Namikaze Naruto!" Sasuke menggeram kala sipirang mengabaikannya.

"..."

Lagi. Naruto tetap bungkam tidak mau menanggapi.

Sasuke menarik kasar pergelangan tangan Naruto ketika hendak melewatinya. Dengan kasar ia memojokkan Naruto di tembok membuat Naruto mendesis.

"Jangan mengabaikanku dobe," marah Sasuke.

"Apa maumu?" tanya Naruto menantang.

"Aku khawatir padamu, idiot! Tapi ini balasanmu," seru Sasuke meninggikan suaranya.

"Aku tidak menyuruhmu untuk mengkhawatirkan aku! Aku tidak butuh perhatianmu! Tidak butuh belas kasiha-------mmmnnnn-----" sebelum Naruto meyelesaikan ucapannya, Sasuke langsung membungkam bibir sipirang dengan bibirnya.

Ya. Sasuke melumat bibir Naruto tanpa permisi. Hal itu sontak membuat Naruto kaget dengan mata membola. Sekuat tenaga ia mendorong dada bidang Sasuke berusaha untuk melepaskan tautan bibir mereka.

Plak

Satu tamparan mendarat di pipi mulus Sasuke begitu tautannya terlepas.

Air mata Naruto jatuh seketika, "Apa yang kau lakukan padaku Sasuke? Apa aku begitu hina dimatamu? Aku bukan siapa-siapa bagimu tapi kau berani melakukan itu padaku," ucap lemah si pirang sembari menunduk sedih.

SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang