Part |19|

770 74 17
                                    

Naruto merapikan berkas-berkas meeting yang berserakan di atas mejanya. Meeting telah selesai sejak sepuluh menit yang lalu dengan hasil yang memuaskan. Hubungan antar perusahaan berjalan dengan baik.

Saat Naruto sedang fokus dengan kegiatannya, tiba-tiba seseorang menghampiri dan menyapanya.

"Bagaimana kabarmu Naruto?"

Naruto yang ditanya memiringkan kepalanya, "Aku? Seperti yang kamu lihat. Aku baik-baik saja. Bahkan jauh lebih baik saat aku masih tinggal di Konoha," terangnya kemudian dan melanjutkan kegiatannya kembali yang sempat tertunda.

"Hmm, kamu benar. Kamu bahkan jauh lebih cantik sekarang."

"Ouh, terimakasih atas pujiannya. Daaannn.....sejak kapan kita bicara santai seperti ini seolah-olah kita pernah jadi teman ya?" ujar Naruto dengan gaya orang berpikir serius.

"Aku tau kalau kita tidak pernah saling menyapa sewaktu di sekolah dulu. Tapi bisakah kamu menganggapnya itu hanya masa lalu, Naruto?"

"Bagaimana kalau aku menolak permintaanmu Sai? Itu memang masa lalu. Masa lalu yang menyakitkan. Tapi kamu salah satu dari mereka yang ikut membulyku sewaktu di sekolah dulu. Apa aku bisa melupakan semuanya begitu saja?"

"Sungguh Naruto. Sebenarnya aku ikut membulymu, itu semua bukan karena keinginanku. Tapi karena aku diancam oleh Sakura. Waktu itu aku tidak punya pilihan selain menuruti keinginannya. Aku juga punya masalalu yang pahit tentang keluarga, Naruto. Kamu tau? Aku yang membantu Itachi dan Shisui untuk membongkar kebusukan Madara, kakekku Danzo dan Haruno. Aku juga tau rencana jahat mereka dibalik perjodohan Sasuke dan Sa--------"

"CUKUP! Sudah cukup Sai! Ceritamu sudah ngelantur kemana-mana. Aku harus kembali ke ruanganku. Terimakasih karena sudah menghadiri meeting kita hari ini dan terimakasih atas kepercayaan kalian sudah bersedia untuk bekerja sama dengan Namikaze group------" Naruto berojigi dan melangkah dengan terburu-buru meninggalkan Sai di ruang meeting dengan raut wajah yang sulit dijelaskan.

"Tak perlu kujelaskan, kamu sudah dengar sendiri apa yang dia katakan, bukan? Kalau kau ingin berbaikan, temui dia dan bicara secara langsung, brengsek! Jangan jadi pengecut. Cukup kali ini aku membantumu," kata Sai kepada seseorang melalui telepon genggamnya yang ternyata dalam mode panggilan sejak dia memulai pembicaraan dengan Naruto.

"Membantu apanya? Kamu bahkan tidak punya kesempatan berbicara dengannya. Intinya kau gagal Sai."

"Tapi aku menggantikanmu menghadiri rapat di sini. Dan itu semua karena kau terlalu pengecut dan tidak berani menemuinya, Sasuke! Kau memang pecundang. Entah mimpi apa aku punya saudara sepupu sepertimu," gerutu Sai.

"Kau pikir aku juga sudi punya saudara sepupu sepertimu? Dasar mayat------"

"Setidaknya, berbicara denganku, kamu bisa mengenal kata-kata selain 'hn'mu itu."

"Hn."

"Sialan kau Uchiha Sasuke!" umpat Sai ketika sambungan telepon diputus secara sepihak oleh lawan bicaranya yang ternyata Sasuke.

▪▪▪▪¤¤¤¤▪▪▪▪

Sementara itu, diwaktu yang sama tapi tempat yang berbeda, Nagato menceritakan awal pertemuannya dengan Naruto yang ternyata saudara sepupunya yang belum pernah ia temui sama sekali. Dan yang Nagato tahu dari orang tuanya sebelum meninggal bahwa ia memiliki seorang bibi bernama Uzumaki Kushina tapi dia tidak tahu bahwa sang bibi punya anak.

"Ibumu adalah anak sebatang kara waktu itu. Paman Minato dan Bibi Kushina ysng tak lain adalah kskek dan nenekmu sendiri, meninggal saat Naruto masih bayi. Kakek dan nenekmu dikabarkan meninggal karena kecelakaan. Ibumu tidak pernah merasakan kasih sayang orang tua dan dibesarkan di panti asuhan. Saat dia sekolah, dia tidak punya teman. Dia dibuly dan dijauhi karena dianggap anak pembawa sial juga anak yang tidak jelas asal usulnya. Ibumu hanya punya satu teman sekaligus sahabat laki-laki yang dianggapnya seperti saudara. Meski dianggap saudara, tapi lama kelamaan Ibumu memiliki perasaan lain yang lebih sekedar saudara terhadap sahabatnya itu. Namun tidak pernah diungkapkannya---------"

"..."

Menma hanya diam mendengarkan cerita sang paman tentang kisah Ibunya, Naruto.

"------Singkat cerita, sahabat ibumu yang juga pria satu-satunya yang ia cintai itu, dijodohkan dengan pilihan orang tuanya. Tapi pria itu tidak mau, begitu juga dengan saudara si pria sangat keberatan dengan perjodohan tersebut--------"

"Kenapa?" tanya Menma penasaran.

"Tentu saja karena si pria tidak mencintai gadis pilihan orang tuanya itu."

"Maksudku, kenapa sadara laki-lakinya ikut keberatan dengan perjodohan itu?" tanya Menma lagi.

"Karena saudaranya itu tau  niat tersembunyi dari  pihak si gadis di balik perjodohan itu. Dia tau niat jahat keluarga gadis itu. Dan salah satu rencana jahat keluarga gadis itu ingin membunuh ibumu."

"Apa hubungannya dengan Kaa-chan?"

"Pertama, karena pria itu juga diam-diam mencintai ibumu. Kedua, karena mereka tau bahwa ibumu adalah penerus perusahaan Namikaze. Mereka yang merekayasa kecelakaan kakekmu Minato dan nenekmu Kushina dulu. Mereka ingin memiliki perusahaan milik Ibumu. Itulah sebabnya."

"Lalu?" Menma semakin penasaran.

"Dimalam pertemuan keluarga dan pengumuman perjodohan pria itu, Ibumu juga diundang untuk hadir di acara makan malam itu. Dan pada saat itu, saudara laki-laki pria tersebit berencana menggagalkan perjodohan sang adik. Dia mencampurkan sesuatu kedalam minuman adiknya dan menyuruh Ibumu untuk memberikan minuman itu kepada si pria tersebut. Tapi ibumu tidak tahu bahwa minuman itu sudah dicampur sesuatu. Setelah itu terjadilah kesalahpahaman antara Ibumu dan pria yang menjadi sahabatnya itu. Si pria menuduh ibumu mencampur sesuatu di minumannya.  Dan berakhirlah Ibumu diperkosa oleh sahabatnya sendiri," jelas Nagato panjang lebar.

"Bukankah itu lebih bagus? Perjodohan batal dan Kaa-chan bisa bersama dengan pria yang dicintainya," imbuh Menma.

"Kalau dipikir-pikir memang seharusnya seperti itu. Tapi sayang, kenyataannya jauh berbeda dari yang diharapkan. Ibumu diperkosa diiringi dengan amarah yang memuncak. Setelah pria itu memperkosa ibumu, dia meninggalkan Ibumu dan memilih menerima perjodohan itu meski ia tidak mencintai gadis pilihan orang tuanya tersebut. Pria itu menuduh ibumu yang tidak-tidak dan berakhir membencinya. Tapi, sebelum dia meninggalkan Ibumu yang tidak berdaya, pria itu memperingatkan bahwa; jika suatu saat Ibumu hamil, dia tidak boleh meminta pertanggungjawaban pria itu. Jika Ibumu bersikeras melakukannya, maka janin yang ada di rahim Ibumu yang tidak lain adalah kamu, akan dibunuh bersama Ibumu---------"

"...."

"Aku dan bibimu yang membawa Naruto ke sini atas permintaan seseorang. Di awal Ibumu di sini, keadaannya sangat memprihatinkan. Takut bertemu dengan orang-orang, bahkan dengan kami yang merawatnya sekalipun. Jika ada orang yang mendekatinya, ia akan berteriak ketakutan. Ibumu mengalami trauma mental yang parah. Sebelum dia tau bahwa dia hamil dirimu, Ibumu berkali-kali melakukan percobaan bunuh diri namun berhasil kami gagalkan. Setelah kami memberitahunya bahwa dia hamil, Ibumu mulai berubah. Dia jadi punya semangat hidup. Tidak pernah mencoba untuk bunuh diri lagi. Kamulah semangat hidupnya sejak saat itu hingga kini. Sejak ada kamu, Ibumu mulai bangkit dan melawan rasa takut juga traumanya------"

"Apa itu benar, paman?"

"Terserah mau percaya atau tidak. Yang jelas pertanyaan dihatimu sudah paman coba jawab. Selebihnya terserah kamu. Intinya, Ibumu membohongimu mengenai ayahmu, itu hanya untuk melindungimu karena ayahmu tidak menginginkanmu. Justru sebaliknya, ayahmu menginginkan kematianmu jauh sebelum kamu terbentuk di rahim Ibumu. Untuk memuaskan hatimu, tidak ada salahnya kamu coba gali sesuatu tentang masalalu ibumu di kamarnya. Mungkin kamu menemukan sebuah jawaban di sana-----"

"...."

"Karena tujuan dan urusan paman sudah selesai di sini, paman mau cabut sekarang. Renungkanlah semua yang paman kasih tau yang tidak bisa Ibumu beritahukan padamu, Menma."

"Baik paman."

"Okelah. Paman pulang dulu. Jaga dirimu baik-baik," sebelum beranjak pergi, Nagato menepuk bahu Menma yang diam sembari menunduk. Entah apa yang dipikirkan putra tunggal Naruto itu saat ini.






====TBC▶




Maap yachh....part ini mungkin bertele-tele, ngebosenin karena banyak pengulangan kata. QQ lagi berusaha up marathon dan planingnya buat ini END paling lama minggu depan. Semoga bisa....


SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang