Part |10|

834 74 9
                                    

______________________________________

Sebelumnya maafkan aku, Sasuke
Aku sudah membuatmu menderita
Aku tidak bisa menjadi kakak yang baik untukmu
Maaf........

Di hari kelulusan dan hari pertunanganmu nanti, aku tidak bisa hadir
Walau kutau hadir atau tidaknya aku, itu bukanlah berarti apa-apa
Tapi aku meninggalkan HADIAH YANG PALING ISTIMEWA untukmu sebagai hadiah pertunanganmu
Kuharap kau menyukainya, Otouto

Berbahagialah Sasuke!

Ingatlah Otouto bahwa aniki selalu menyayangimu

Tertanda

Itachi Uchiha

________________________________________

Itachi melipat rapi kertas yang baru saja ia tulis dan meletakkannya di atas meja belajar Sasuke dengan sebuah pena yang menimpa lipatan kertas tersebut. Setelahnya, ia keluar dari kamar sang adik menuju kamarnya sendiri, tepat di samping kamar si bungsu.

"Shi, bisa bantu aku untuk mengalihkan perhatiannya? Dia selalu mengawasi setiap gerak-gerikku. Bagaimana aku bisa pergi malam ini kalau dia selalu mengawasiku?" Itachi melakukan panggilan telepon dengan seseorang begitu sampai di kamarnya sendiri.

"Aku tau itu Chi. Akan kulakukan tanpa membuatnya dan situa bangka itu merasa curiga," balas seseorang dari seberang telepon.

"Terimakasih Shi. Malam ini aku akan keluar dari Konoha. Lakukan dengan benar Shi," pinta Itachi.

"Tenang saja Chi, percayakan itu pada sahabatmu ini."

"Hmmm..."

"Lalu bagaimana dengan Sasuke? Apa kau sudah memberitahunya tentang semuanya?"

"Tidak. Kecuali keberadaan seseorang itu, yang lainnya kuserahkan padamu. Kau sendiri yang mengatakan semuanya padanya. Kuyakin dia akan lebih percaya padamu daripada aku."

"Baiklah Chi. Kalau ada apa-apa hubungi aku saja. Tapi ingat kode kita. Kalau panggilanmu tidak kujawab, itu berarti aku bersama mereka berdua atau salah satu diantaranya."

"Ok Shi. Terimakasih atas semua bantuanmu. Maaf sudah merepotkanmu selama ini."

"Ini semua demi kebaikan klan kita Chi, aku akan mendukungmu selalu."

"Hmmm....kututup sekarang," Itachi kemudian memutus sambungan telepon.

******

"Kabar baik untuk kita Tou-san. Fugaku memberitahuku bahwa Sasuke sudah menyetujui perjodohan itu." Kizashi masuk ke dalam ruang kerja Danzo dengan wajah sumringah.

Danzo memicing menatap Kizashi, "Mengingat dia yang semalam marah-marah saat tau dia dijodohkan, bukankah itu terlalu mencurigakan jika sekarang menyetujuinya begitu saja?" tanyanya kepada sang putra.

"Tou-san memang benar. Tapi mengingat sikap dan watak Madara, sepertinya ia berhasil menekan cucu bungsunya itu. Tentu dia tidak ingin Sasuke seperti Itachi. Sasuke harapan satu-satunya bagi Madara. Sudah pasti dia mengancam cucunya itu sehingga menurut begitu saja."

"Hmmm....kau benar. Tapi apapun yang dilakukannya terhadap anak cucunya itu, bukan urusan kita. Yang penting Sakura harus bisa menjadi bagian dari Uchiha untuk mewujudkan impian keluarga kita," balas Danzo tersenyum penuh kemenangan, "Tapi ingat Kizashi, jangan sampai si anak haram itu tahu semua rahasia kita. Bilang kepada putrimu agar menjaga mulutnya," lanjutnya.

SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang