Part |02|

989 98 3
                                    

Dulu saat pertama kali dia mengenal Naruto, gadis itu begitu polos dan periang. Selalu tersenyum lebar sekalipun teman-teman satu kelas menghina dan mengejeknya karena anak panti yang tidak jelas siapa orang tuanya.

Kepribadian gadis bermata biru itu yang hangat sehangat mentari, entah kenapa bisa membuat dirinya keluar dari zona nyamannnya.

Awal perkenalannya dengan gadis itu tidaklah begitu baik. Daripada dikatakan perkenalan, mereka justru selalu berseteru dan saling melempar ejekan satu sama lain dimanapun mereka bertatap muka. Bahkan karena sibuk berseteru, dimana waktu itu dia dan Naruto masih duduk dibangku premary school, mereka malah berciuman tanpa sengaja saat teman sekelas mereka mendorong punggung Naruto dengan cara tidak sengaja pula. Dan tanpa mereka sadari, hal itu justru membuat mereka menjadi dekat dan menjadi sahabat hingga saat ini.

Tanpa sadar, Sasuke tersenyum sendiri kala ia mengingat momen dimana Naruto mendapatkan menstruasi pertamanya. Naruto berteriak ketakutan dan berlari menerjang Sasuke saat mendapati rok seragamnya berlumuran darah. Si pirang bahkan menangis dipunggungnya. Alhasil teman-teman sekelasnya kembali mengolok-olok Naruto membuat sahabat pirangnya itu menangis semakin keras. Dan berakhir Sasuke melilitkan jaketnya sendiri ke pinggang sahabat dobe~nya itu.

"Sasuke, bisa kita mulai rapatnya?" Salah seorang anggota OSIS bertanya saat melihat Sasuke sang ketua OSIS hanya diam melamun.

Sasuke tersentak saat namanya disebut, "Hn. Tunggu semua anggota berkumpul."

"Ck, merepotkan," Shikamaru sijenius tapi pemalas, bergumam.

"Ngomong-ngomong, kita sebagai OSIS apa tidak bisa menghentikan aksi bully yang terjadi di sekolah ini? Apa arti OSIS jika tidak bisa berpartisipasi melindungi siswa siswi yang lemah?" Sora, bertanya serius.

Tiba-tiba mata Shikamaru melek, rasa kantuknya hilang seketika. "Kamu benar Sora. Aku bahkan beberapa kali memergoki mereka membilly si pirang dari kelas XII.B," timpal Shikamaru.

"Kalau tidak salah namanya Namikaze Naruto anak beasiswa. Aku bahkan pernah menemukannya pingsan di atap. Terkunci digudang dan sering melihatnya pulang dengan baju kotor dan basah. Saat kutanya kenapa mereka membullynya, Namikaze-san hanya tersenyum dan tidak menjawab. Awalnya kukira dia kurang waras karena melihatnya masih mampu tersenyum saat yang lain membullynya," kata Sora memberitahu.

Sasuke hanya diam menyimak pembicaraan antara Shikamaru dan Sora. Namun, dalam diamnya dia kaget saat mendengar bahwa Naruto dibully selama ini.

Kenapa ia tidak tahu??

Kenapa si dobe itu tidak pernah memberitahunya?

Yang dia tahu, Naruto itu periang dan ceria seolah-olah tiada beban dihatinya. Jadi, apakah senyum ceria itu hanya palsu? Apakah itu hanya kamuflase belaka?

Memang, akhir-akhir ini sifat Naruto berubah. Jika Naruto yang selama ini dikenalnya selalu berisik, sekarang jauh lebih pendiam dan tenang.

Sekarang Sasuke baru sepenuhnya menyadari perubahan sahabat blodenya itu.

Kalau begitu, Sasuke harus menemui Naruto saat ini juga untuk meminta penjelasan dari sahabat dobe~nya itu.

"Sasuke, semua sudah berkumpul. Apa sudah bisa kita mulai rapatnya?" Sai kini bertanya.

Sasuke sibuk merapikan mejanya, "Kita tunda rapatnya hari ini. Ada urusan penting yang harus kuselesaikan sekarang. Kalian boleh pulang," katanya sambil melangkah keluar dari ruang OSIS.

Dan tindakannya tersebut tentu saja membuat para anggota OSIS lainnya menggerutu dan kesal setengah mati.

Tapi, yang namanya Sasuke tentu saja tidak peduli akan hal itu.

SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang