Part |17|

861 83 22
                                    

Limabelas Tahun kemudian

"Istirahatlah, Naruto. Kalau kau mau, kamu bisa pulang kerumah sekarang. Kamu terlalu memaksakan diri bekerja dan bahkan melewatkan makan siangmu. Kalau kamu seperti ini, lama-lama kamu bisa drop bahkan mati seketika."

"Hhhhhh..........nee-chan, kenapa kamu cerewet sekali akhir-akhir ini? Apa aniki kurang memperhatikanmu belakangan ini? Atau aniki selalu pulang larut malam sehingga nee-chan jarang dibelai?"

"Narutoooooo-------itu tidak ada hubungannyaaaa........jangan mengalihkan pembicaraan! Nee-chan dan anikimu mengkhawatirkanmu. Apa kau tau itu?"

Naruto mengangkat kedua tangannya lalu berkata; "Baiklah-baiklah. Aku tau nee-chan dan aniki mengkhawatirkanku-------"

"Lalu?"

"Tapi aku tidak suka bersantai, Konan-nee, hanya dengan bekerjalah aku bisa melupakan semua beban pikiranku. Terutama tentang Menma. Dia sangat membenciku sekarang, nee-chan."

Konan, yang dipanggil nee-chan oleh Naruto melangkah lebih dekat ke arah meja kerja si pirang. Dengan lembut ia mengusap puncak kepala Naruto. "Nee-chan mengerti, Naru. Ini pasti berat untukmu. Tapi kami yakin, kamu pasti kuat! Kamu sanggup melewati itu semua. Kami akan selalu ada untuk mendukungmu."

"Sebelumnya dia adalah seorang anak yang manis dan menggemaskan sekalipun dia irit bicara dan cuek saat di luar. Tapi kalau di rumah dia selalu berisik dengan ocehan-ocehannya yang lucu------" tatapan Naruto menerawang jauh diiringi bulir-bulir air mata jatuh satu per satu menyusuri pipinya yang mulus. "----------tapi semuanya berubah semenjak hari itu. Kejadian dua minggu yang lalu."




Flashback On

Berbeda dari hari-hari biasanya, hari ini Menma pulang sekolah dengan pakaian yang kusut dan berantakan. Mengingat seorang Menma yang selalu tampil rapi setiap saat, tapi berbeda dengan hari ini. Dia yang biasanya malas datang ke perusahaan Namikaze tempat ibunya bekerja, hari ini tiba-tiba datang kesana dengan penampilan yang acak-acakan dan lengkap dengan tampang marah.

Begitu sampai di depan ruang kerja sang ibu, Menama yang biasanya anak sopan dan santun, berbeda dengan hari ini.

BRAAKK

Dengan kasar ia membuka pintu ruang kerja ibunya, membuat Naruto, ibunya yang sedang sibuk dengan pekerjaannya terlonjak kaget.

"Menma! Apa yang kau lakukan?" bentak Naruto tanpa sadar, "Dan kenapa dengan pakaianmu itu?" lanjutnya bertanya kala tatapannya mrmindai penampilan sang putra yang sangat berantakan.

Menma menatap tajam Naruto. "Kaa-chan, katakan siapa dan dimana Otou-chanku," katanya to the point.

Naruto mengerutkan kening pertanda tidak mengerti dengan pertanyaan putranya.

"Sayang, bukan cuma sekali dua kali kamu bertanya seperti ini. Kaa-chan sudah mengatakannya juga berulang kali bahwa tou-chanmu----------"

"Sedang berada di luar negeri karena urusan pekerjaan. Itu~kan yang selalu kaa-chan katakan? Tapi mulai detik ini Menma tidak percaya lagi dengan penjelasan itu, kaa-chan. Menma sudah limabelas tahun sekarang, dan Menma tidak bisa dibohongi lagi dengan alasan seperti itu!" dengan lantang Menma berkata-kata membuat Naruto shock bukan main.

Dengan perlahan ia mendekati putranya, Menma. "Sayang, ada apa hm? Kenapa kamu berkata seperti itu?"

"JANGAN SENTUH MENMA! SEKARANG KAA-CHAN KATAKAN SIAPA DAN DIMANA TOU-CHAN KANDUNG MENMA! APA BENAR SEPERTI YANG MEREKA BILANG DI SEKOLAH BAHWA MENMA ADALAH ANAK SEORANG PELACUR? KATAKAN KAA-CHAN! DIMANA TOU-CHAN MENMA! MEREKA MENGEJEK MENMA KARENA TIDAK PERNAH DIANTAR KESEKOLAH OLEH TOU-CHAN! MEREKA MENGATAKAN KALAU MENMA TIDAK PUNYA TOU-CHAN! MEREKA MENGATAKAN KALAU MENMA ANAK HARAM! KATAKAN KALAU ITU SEMUA SALAH, KAA-CHAN! SURUH TOU-CHAN PULANG KERUMAH DAN TINGGAL BERSAMA KITA! KAA-CHAN!!"

SADNESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang