Dengan enggan dan terpaksa Sasuke melangkah menuju podium untuk memberi kata sambutan sekaligus kata-kata perpisahan sebagai ketua OSIS, mewakili semua teman-teman seangkatannya. Tapi, mau tidak mau dia harus. Sebab, hari ini adalah pengumuman kelulusan.
Berdiri di podium menatap semua yang hadir beserta orang tua dan kerabat mereka. Sama seperti dirinya yang juga hadir di dampingi keluarganya kecuali Itachi.
Dari atas podium, Sasuke mengedarkan pandangannya dengan leluasa, memindai semua yang hadir disana. Berharap seseorang yang dicarinya tiada henti selama lebih kurang dua minggu ini, duduk diantara para hadirin. Namun, lagi-lagi bungsu Uchiha itu harus menelan kekecewaan. Naruto, orang yang Sasuke cari tanpa mengenal waktu, tidak ada disana. Semangat yang ia punya saat berangkat dari rumah, hilang seketika begitu dirinya tidak melihat Naruto hadir di sekolah meskipun ini adalah hari pengumuman kelulusan mereka.
Selesai acara kata sambutan dari kepala sekolah, perwakilan dari guru-guru, ketua OSIS, dan perwakilan orang tua murid, kini saatnya pengumuman kelulusan dengan nilai terbaik, juga pengumuman penerima beasiswa penuh sampai ke perguruan tinggi dan diantara nama-nama yang disebut, nama yang pertama disebut adalah nama Namikaze Naruto.
Sampai acara selesai, Naruto tidak terlihat sama sekali.
Sasuke merebahkan tubuhnya di lantai. Tak peduli jika nanti pakaiannya kotor. Menoleh ke samping, ingatannya kembali ke waktu dua minggu yang lalu, dimana dia melihat Naruto merentangkan kedua tangannya dekat pembatas di atap dihari terakhir mereka menyelesaikan ujian akhir.
Ya. Saat ini Sasuke sedang berada di atap sekolah. Tempat yang mengingatkannya kembali saat mengajak Naruto jalan-jalan di hari ujian terakhir telah selesai. Dan sahabatnya itu menerima ajakannya walau sedikit paksaan dari Sasuke. Senyum dan tawa sipirang yang tulus saat mereka bermain air di tepi pantai.
Namun semua hilang dalam sekejap karena kesalahannya dan juga keterlibatan sang kakak. Semenjak kejadian itu, Sasuke tidak pernah melihat keberadaan cinta pertamanya itu lagi. Entah dimana kini gadis itu berada. Dalam rasa bersalahnya yang besar, Sasuke merindukan Naruto. Sangat merindukannya. Tapi apa daya, nasi telah menjadi bubur. Hanya rasa bersalah dan penyesalan yang kini menemani di setiap hembusan nafas bungsu Uchiha itu.
'Naru, kamu dimana?'
"Aku mencarimu dimana-mana, ternyata kamu disini," ucap seseorang yang baru saja menghampiri Sasuke dan duduk disamping pria itu.
Mendengar suara seseorang yang menghampirinya, Sasuke tersentak dari lamunannya tentang Naruto sahabatnya, sahabat satu-satunya, cinta pertamanya.
"Hn."
"Calon tunanganmu mencarimu, kau tau?" celutuk orang tersebut.
Sasuke reflek menoleh ke arah orang yang duduk di sampingnya saat orang tersebut mengatakan 'calon tunanganmu'. Kaget tentu saja.
Bagaimana tidak? Pasalnya, teman-teman sekolahnya tidak ada yang tahu perihal perjodohannya dengan Sakura. Kecuali----------
"Apa si gulali itu yang membe-----------"
"Aku sepupupunya, tentu saja aku tau! Biar lebih jelas, Ibuku dan ibunya saudara kandung," jawab orang tersebut santai.
"Apa?? Kau--------?" kaget Sasuke. Bagaimana tidak kaget? Mareka berdua teman dekat bahkan sama-sama pengurus OSIS. Tapi bagaimana Sasuke tidak tahu bahwa temannya adalah sepupu dari orang yang akan dijodohkan dengannya? Orang yang paling Sasuke benci!
"Apa kau tau tujuan dari perjodohan kalian?" tanya orang itu lagi mengabaikan keterkejutan Sasuke.
Sasuke mendengus, "Selain karena bisnis, lalu apa lagi?" katanya menanggapi.
KAMU SEDANG MEMBACA
SADNESS✔️
FanfictionPairing : SasuFem!Naru Naruto anak sebatang kara yang hidup dalam kesepian. Namun, rasa kesepiannya terobati setelah ia mengenal Sasuke Uchiha yang menjadi sahabat masa kecilnya sekaligus cinta pertamanya. Naruto sangat memuja dan mencintai Sasuke...