24

362 31 41
                                    

Happy Reading!

Ketakutan seseorang, kadang membuat kita binggung dan aneh. Terlihat seperti tidak masuk akal, dan banyak yang bilang kalau mereka hanya orang alay dan semacamnya. Padahal kita tidak tau kalau, orang orang yang memiliki ketakutan pada sesuatu sosok, benda, wujud atau suatu suasana, itu karena dia pernah melewati masa sulit di hari kemarin. Sulit sekali!  Sampai semuanya itu terbawa sampai dewasa, atau disebut phobia.

Pukul 01.40.am

Sekarang Fanya sudah berada didepan minimarket 24 jam ,tepat disamping bescamp black Rainbow. Dia sudah memberitahu teman temannya,kalau dia tidak bisa singgah dibescamp. karena Bangke sudah mengancam akan memberitahu bunda, jika Kiko pesanan Angki tidak sampai dalam, waktu 1 jam kedepan.

Sebenarnya mengunjungi Warung atau minimarket, adalah salah satu ketakutan Fanya. Aneh? Tapi itu kenyataannya. Sering kali dia datang selalu dengan orang lain, tapi Fanya tidak pernah masuk, dia akan menunggu di luar saja. Ada ketakutan tersendiri, mengingat Ayah nya?...

"Lo bisa Fan! Cukup masuk, ambil kiko nya, bayar terus keluar dari situ"Ucap Fanya meyakinkan dirinya. Saat melangkah kaki nya gemetar, "Fan kok lo cemen sih, baru didepan pintu loh! Aneh tau nggak lo takut sama beginian"Batin Fanya mencoba memberi kekuatan pada dirinya kembali. Ia meremas tangannya, Apa ia kurungkan saja niatnya untuk masuk ke dalam? Tapi kalau Angki lapor ke bunda, maka blacky tidak bisa Fanya ajak ke sekolah.

"Fanya..."  ucap seseorang dibelakang Fanya. Oh ternyata Fanya terlalu lama bergelut dengan pikirannya, sampai sampai ia menghalangi pintu masuk.

"Eh Garra, Lo ngapain disini? "

"Sebenarnya gue yang harus tanya kenapa calon istri gue, keluar rumah semalam ini."Ucap Garra memperhatikan wajah Fanya dengan lekat. "Yuk masuk" Ajak Garra menarik Fanya masuk.

"Oke sejauh ini aman" ujar Fanya agak lega.

"Aman apa?"

"Nggak!" Ujar Fanya lalu mencari keberadaan rak Kiko. Garra masih terus mengikuti Fanya dari belakang.

"Ngapain lo ngikutin gue?"

"Gue kek gini, ngerasa lagi temani istri belanja. Terus gue yang bawa barang belanjaannya. Kan Asik... Eh calon istri gue mau beli apa?" Jawab Garra ngawur.

"Calon istri? Siapa? Gue? "

"Gak, orang gila. Lo lah Fanya, siapa lagi, Coba."

"Bercanda Lo kebangetan Garr."
Refleks Fanya, menepuk bahu Garra, ia merasa lucu dengan omongan Garra.

"lo sekarang udah jadi milik gue"

"Ehh...?"

"Budeg apa gimana sih lo? "kesal Garra.

"Ha? lo apa-apaan sih, lawakkan lo, nggak lucu bro"Fanya semakin binggung akibat perkataan Garra yang semakin Aneh saja.

"Tadi pagi, Morgan udah putusin lo kan? Dan lo tau kenapa penyebabnya, karena Morgan selingkuh sama Fero, teman sekelas lo "

"kalau itu mah, gue udah tau."

"Tapi ada yang belum lo tau" Ucap Garra membuat Fanya menaikkan sebelah alis. "Apa? "

"Beratnya rindu gue ke lo"

"Halah gembel" Ucap Fanya.

"Gombal kali bukan gembel, tampang ganteng kek gini disebut gembel"balas Garra menyentil dahi Fanya.

"Tampang lo emang kek orang gembel, Garr" Ucap Fanya terkekeh lalu lanjut mencari Kiko, yang akan dia beli untuk Bangke.

"Gembel ndas mu, muka lo aja yang kek orang susah" Balas Garra mengikuti Fanya dari belakang. Fanya terhenti ketika mendengarkan penuturan Garra,sehingga dia bertabrakan dengan Garra yang masih berjalan tepat dibelakang Fanya.

FANYA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang