17

490 79 22
                                    

Happy Reading!

Fanya sekarang, mondar-mandir didepan pintu UGD rumah sakit Bhayangkara. Rasa takut dan cemasnya membuat dia tidak bisa berhenti modar-mandir dan mengucapkan doa agar Garra sembuh.

Ceklek

Pintu ruangan pun terbuka menampilkan sosok laki-laki paruh baya yang memakai jas putih.

"Dokter, gimana keadaan Garra?" ujar Fanya bertanya.

"Dia hanya aleri dengan Vanilla. Untung segera dibawa ke sini, kalau tidak dia bisa kehabisan nafas" Jelas Pak dokter yang diketahui bernama Fikri, seperti yang tertulis pada nama tag di samping kanan saku Pak Dokter tersebut.

"Nih anak udah tau aleri Vanilla, masih aja makan ice cream nya."
Batin Fanya jengkel. Coba pikirkan! Hanya lewat pikiran dan batin saja Fanya sudah emosi pada Garra apalagi tindakan cowok itu?!

"Bisa masuk nggak Pak?"

"Iya. silahkan, kalau terjadi apa-apa tinggal tekan tombol darurat. Saya harus melihat pasien lain, saya permisi. "

"Iya Pak Dokter, makasih "

***

Fanya membuka pintu ruangan itu tampak Garra sedang tertidur lelap diatas brankar.

Fanya medudukan bokong, pada kursi yang ada disitu.Dan masih terus memperhatikan Garra. Ada sedikit rasa bersalah, karena membuat Garra terbaring lemah diatas brankar ini. Tapi jika dipikir-pikir Fanya tidak salah juga! Fanya kan nggak tau, kalau Garra alergi vanilla.

"nggak usah khawatir, gue baik-baik saja! Belum mati. Soalnya belum kawin sama lo, belum buat anak sama lo dan belum menua dengan lo" Ucapan itu keluar dari mulut Garra, membuat Fanya menggerutu kesal.

"lo tuh hampir aja mati! Udah tau alergi, masih aja dimakan ice cream nya"

"Gue aja nggak tau, kalau gue emang alergi vanilla"Ucap Garra Cuek.

  "Lo harus tau, gue kalau udah pakai kekuatan buat nyelesain masalah. Nyawa lo bakal nggak aman! "Ujar Fanya dengan nada ketus.

"Emang lo ada kekuatan? Bisa jadi apa lo, badman? Spaiderman? Wonder Woman? Irond man? Hulk?" Tanya Garra berturut turut lalu bangkit dan terduduk diatas brankar, walau kepalanya masih sedikit pening.

"Gue nggak punya kekuatan super!  Gue cuman punya, Kekuatan yang nggak dimilikin sama lo!"

"Apa kekuatan lo? Kalau ada kekuatan berarti ada kelemahan. Sebutin satu kekuatan lo dan satu kelemahan lo" Tandas Garra membuat Fanya mengangguk.

"Yang pertama... eh kekuatan dulu atau kelemahan nih?" Tanya Fanya.

"Yaelah ribet, mana aja sama aja" Ujar Garra membuat Fanya makin binggung dengan kata kata cowok itu.

"Bego! Mana yang duluan sama aja, itu aja loding lambat!" Garra menyentil Dahi Fanya membuat cewek itu tidak berpikir dan kembali berujar.

"Yang pertama kekuatan gue yaitu Baik hati! Dan kelemahan gue yang paling sering, dibicarain orang orang... Karena gue... Terlalu baik hati"  Ucapan Fanya memelan ketika ingin menyebut kelemahannya. Garra sempat merasa bersalah, ia pikir cewek ini  akan sakit hati mengingat kelemahannya. Tapi nyatanya Fanya memang aneh sekali. Pernyataan dia barusan sama saja bilang kalo dia tidak punya kelemahan. "Ingin ku berteriak aaaaaa..." Bantin Garra stres.

"setinggi tingginya bintang dilangit, lebih tinggi Fanya kalau makan puji" Cercah Garra pada Fanya. (*makan puji: istilah orang kupang jika menyebut seseorang sombong :v )

"Om om makan beng beng, omong deng?"balas Fanya menjulurkan lidah kearah Garra. (*omong deng: bahasa Kupang yang artinya bicara sama siapa?)

FANYA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang