14

537 78 24
                                    

Happy Reading!



15.30pm

Fanya dan para gundik gundiknya baru saja keluar dari Rooftoop sekolah. duduk, ngemil, mabar dan maraton drakor dari jam 12 siang sampe jam setengah 4 sore.

Mereka bolos? Tentu!

Fanya yang mengusulkan agar mereka bisa memperkenalkan anggota geng mereka yang baru. Yaitu Ifanca. Walaupun ia phobia cowok, jangan diragukan soal kehebatan dia saat balapan, angkat mengangkat barang dan juga kehebatan bermain futsal. Mereka bolos juga, sekalian membahas tentang modifikasi bescamp black Rainbow yang entah tidak pernah berubah berapa abad.

Baru beberapa jam bersama. tapi mereka terlihat sudah akrab sekali. Maybe, karena mereka sehobi jadi gampang akrab.

"jadi kan Fan? Maaf nggak ikutan tadi, ibu Leta kasih ulangan soalnya" tutur salah satu dari beberapa anggota black Rainbow, yang mendapati Fanya dan teman-temannya di koridor.

"jadi. setelah ini langsung Otw, katanya nggak ada exschool hari ini, udah pasti bebas. Soal tadi santai aja, kita nggak lagi bagi sembako kok. Jadi kalian nggak rugi satu kali nggak ikut kumpul"jawab Fanya sambil tersenyum.

"kita cabut dulu ya, ntar lo pada nyusul" pamit Marsya tapi pandangannya masih fokus pada karet tangan yang sedang ia main, dari membuat bentuk rumah, jembatan, lapangan sampai celana dalam saja bisa ia buat dengan karet karet itu.

"cabut rumput? Bego! kita mau ke bescamp buat bersih bersih bukan mau cabut rumput. Di halaman bescamp juga nggak ada rumput perasaan" Balas Jaen membuat Marsya menatap tajam padanya. Sedangkan anggota black rainbow yang tadi sudah berpamitan untuk makan sebentar di kantin.

"begini nih kalo nggak gaul, kata tren aja nggak tau. Payah! Terus lihat, masalah rumput aja bawa bawa perasaan, pantesan sakit hati mulu" seloroh Marsya membalas ucapan Jaen. Seketika gelak tawa dari keempat temannya. Marsya saat berbicara tidak pernah di filter. Transparan, ceplas ceplos.

"Dengar Ja, nggak usah terlalu bawa perasaan sama Ghio. Jelas jelas dia nggak cuman perhatian sama lo doang, lihat sih Leona juga di manja manjain sama tu cowok" Ucap Maya menepuk bahu Jaen dan memberi isyarat pada teman temannya yang lain untuk melanjutkan perjalanan menuju parkiran.

"Heh jangan bawa bawa Leon ya, udah jadi milik abang gue dia nya" protes Fanya.

"Tapi lo lihat, Ghio nggak pernah jauh kan dari dia? Sih Leona juga kayak nggak nolak perlakuan Ghio yang sok manis manis sama dia, padahal dia udah punya pacar" Cerca Zelena.

"kegatelan sih.. Selain tampan Ghio kan pintar juga, iya nggak sih" Ifanca berpendapat. ia tau Ghio siswa berprestasi karena ia melihat foto cowok itu ditempet di mading sekolah sebagai siswa teladan. Bisa saja banyak cewek yang caper dengan Ghio karena itu.

"Tuh kan udah gue bilangin, sih Leona emang kegatelan sama Ghio" Ucap Jaen menyetujui perkataan Ifanca.

ia membenci Leona karena cewek itu adalah yang paling dekat dengan Ghio. Berulang kali ia dan Ghio gagal belajar bersama, karena Ghio harus mengutamakan Leona ketika mag nya kambuh dan Ghio adalah orang yang harus membawanya ke rumah sakit.

ia tidak pernah berbicara dengan Leona, padahal mereka sering dipasangkan bersama dalam kelompok ketika pelajaran ataupun perlombaan bersama Ghio. Ketika Fanya dan yang lain berbicara dengan Leona, Jaen akan pergi dan tidak memperdulikan teman temannya. Ingat semua orang egois, kalo Jaen egois itu wajar! Dia tidak mau Ghio dekat dengan cewek lain selain dia.

"tapi kan kita nggak bisa nuduh kek gitu dong! Siapa tau mereka emang sahabatan dari kecil, atau nggak saudara bisa jadi kan?" Ujar Fanya membela Leona, belain ipar cah!

FANYA(END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang