Happy Reading!
"Fan. Bukannya itu Morgan ya sama Fero?" teriak Maya dari dalam mobil, ketika mereka melewati minimarket di pertigaan gang sebelum sampai ke bescamp, ia melihat Morgan dan Fero sedang berduaan di samping minimarket dan itu membuat Maya punya ide. "Kalau Fanya cari keributan sama Morgan berarti dia nggak ikut ke bescamp dong, berarti kita semua aman! " batinnya sehingga ia berteriak kepada Fanya yang berkendara disamping mobil yang mereka tumpangi.
Persetan dengan ia yang akan dikata katain, teman tidak ada akhlak karena selalu mengompori Fanya. Yang penting ia tidak dipukul. Badannya masih sakit karena kerja kuli kemarin.
"Terong Unggu! Lo kok tukang ngadu sih anjing, kalau Fanya cari masalah sama Morgan sama Fero kan bisa masalah lagi!" Ujar Ifanca memukul bahu Maya yang ada disampingnya, Ifanca dapat melihat kilatan marah dikedua mata Fanya. Dan itu berarti Fanya sudah menyukai Morgan? Sakit! Sekarang Ifanca harus lebih kuat mengontrol Perasaan yang dianggap haram oleh beberapa pihak yang mungkin akan menghakimi sepihak.
Fanya langsung berbelok ke arah minimarket dan memarkir motor dengan buru buru, ia kemudian berjalan kearah Morgan dan Fero. Dan dalam hitungan menit,...
Plak
Sebuah tamparan langsung diterima oleh Fero dengan kaget. Mereka berdua terlalu sibuk dengan ke uwuan mereka, sehingga tidak menyadari kalau Fanya sudah menghampiri mereka dan dengan kaget akhirnya Fero menerima tamparan keras itu.
"Anjir. Tanggung jawab lo May,sekarang turun terus hentiin Fanya" Kesal Zelena lalu menarik tangan Maya dan memaksa cewek itu untuk tanggung jawab.
"Tenang aja dalam hitungan detik, pahlawan kesiangan akan datang" Ujar Maya memasang senyum gila. Dan tepat seperti yang Maya katakan , Saat Fanya didorong oleh Morgan dan hampir jatuh. Garra langsung menahan pinggang Fanya, tapi karena keseimbangan yang kurang akhirnya drama itu gagal total dan tidak seperti di drakor. Fanya tertidur di dada Garra dengan posisi membelakangi.
"Yaelah drama! Mending cabut" Ucap Maya dengan nada malas.
"Terus Fanya?" Tanya Ifanca khawatir.
"Aman kalo sama es batu" Balas Zelena lalu kembali melanjuhkan mobil.
"Lo kalau masalah sama gue, jangan bawa bawa Fero! Dia nggak tau apa apa?! " Ucap Morgan malah makin marah pada Fanya. Hei, yang sebenarnya marah itu Fanya. Kenapa Morgan yang seperti ini?
"Dan supaya lo tau Gan, kita punya masalah karena cewek kegatelan ini! Udah tau pacar orang masih aja dekatin. Gue awalnya masa bodoh, tapi karena ini. Disini hati gue sakit lihat lo dekat sama Cewek lain! Setidaknya lo ngertiin gue" Ucap Fanya menunjuk dadanya yang terasa berdenyut melihat cowok kesayangannya dekat dengan cewek lain .
"Oh jadi lo udah tau arti cemburu, hm? Tiga tahun ini lo dimana Sayang? Udah tau sakit hati kan? Udah bisa rasain apa yang gue rasain ketika lo dekat sama Faldi dan cowok lain? Sakit kan? Sakit dong, masa enggak?" Morgan berjalan kearah Fanya, ia mengacak surai rambut Fanya dan terkekeh mengejek, selama ini anda dimana? Itu mungkin maksudnya.
Fanya menipis tangan Morgan lalu berjalan kearah parkiran. Dalam hati ia memaki dirinya sendiri karena bisa bisanya mau merasakan jatuh cinta.
"bodoh Fan, lo bodoh kalau udah bego soal cinta harusnya lo nggak usah belajar jatuh cinta! Kan lo jadi sakit hati. Mending data lo itu, lo pake buat main game dibanding nonton drama cinta cintaan yang buat lo makin ngerti arti cinta. Bodoh Fan, bodoh lo"Fanya merutuki dirinya sendiri karena dia rela mengorbankan paket internetnya, untuk menonton Drama segala. Kan jadi rugi.
***
"Fanya" Panggil Garra sambil terus mengejar Fanya yang sudah berlari menuju parkiran. Saat hendak menyalakan motor, pergerakan Fanya dihalangi oleh Garra yang sudah mencabut kunci motor Fanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
FANYA(END)
HumorHujan turun membasahi keduanya. Alam seolah merasakan pedihnya kisah Fanya dan Garra, dua insan yang mungkin ditakdirkan untuk tidak bersama namun mereka memaksakan kehendak.