12 - two choices

1K 123 107
                                    

Sebentar lagi libur natal dan aku masih bingung bagaimana caranya supaya aku bisa membuat Draco tidak jadi berlibur dirumahku.

Demi tuhan sebenarnya aku akan sangat senang jika Draco menghabiskan waktunya bersamaku, tapi apa boleh buat, pekerjaan itu juga penting untukku. Aku sedang mencari cara yang terbaik untuk bisa mengatasi masalah ini.

Tapi masalahnya, aku benar-benar bingung. Aku tidak tau apa yang harus aku lakukan. Aku tidak ingin membohongi Draco lagi, tapi aku juga tidak ingin hidupku kembali seperti dulu. Kuakui pekerjaan itu mungkin memang kurang baik, tapi karenanya aku jadi bisa hidup enak seperti dulu. Lagipula, aku 'kan tidak menjual diriku, aku hanya menari di depan orang-orang itu walaupun dengan pakaian yang minim.

"Rose, kenapa kau melamun terus?" aku tersadar dari lamunanku begitu Ginny bertanya sambil menepuk bahuku. Aku menoleh kesamping dan melihat Ginny menatapku dengan bingung. Aku tersenyum dan menjawab, "Tidak apa-apa, Gin." balasku.

Hari ini tidak ada kelas dan aku memutuskan untuk berdiam diri di bawah pohon yang ada di dekat Black Lake. Aku tidak menemui Draco karena dari yang kudengar sebelumnya, seluruh anak Slytherin sedang mengadakan pesta di asrama mereka. Dan aku tidak ingin mengganggu waktu Draco bersama teman-temannya.

"Gin, kau pernah tidak bingung dengan sebuah pilihan?" tanyaku pada Ginny.

"Bingung bagaimana?"

"Y-ya. Aku bingung karena harus dihadapkan dengan dua pilihan, dan kedua pilihan itu sangatlah sulit."

"Terkadang kita memang harus rela mengorbankan sesuatu yang kita sukai walaupun kenyataannya sedikit pahit." ujar Ginny.

"Jadi, aku harus memilih yang mana? yang membuatku susah atau yang membuatku hancur?" aku mencoba meminta pendapatnya. Dan aku benar-benar serius dengan pilihanku. Kalau aku mengorbankan pekerjaanku dan memilih Draco, maka aku jamin hidupku akan susah lagi seperti dulu. Tapi, jika aku tetap menjalani pekerjaanku dan menunggu waktu sampai Draco mengetahuinya, maka aku yakin hidupku akan hancur.

"Kurasa hanya kau yang tau jawabannya, Rose. Ikuti kata hatimu. Karena yang paling mengerti apa yang kau butuhkan itu adalah dirimu sendiri," ujar Ginny lagi. Aku terdiam. Perkataannya memang benar. Aku harus mengikuti kata hatiku. Aku sudah pernah mengalami masa sulit dan buktinya aku bisa tetap hidup sampai sekarang, tapi aku tidak yakin akan tetap bisa hidup jika Draco membenciku dan pergi meninggalkanku.

"Terimakasih atas saranmu, Ginny." aku tersenyum kearah Ginny dan dia pun membalas, "Sama-sama, Rose."

Hari sudah mulai sore, untungnya hari ini cuaca tidak begitu buruk. Walaupun udara dingin mulai terasa di Hogwarts karena sebentar lagi musim salju, tetap saja itu tidak akan bisa mengurangi rasa semangatku disini.

Menurutku, tidak ada sekolah yang paling nyaman dan indah selain di Hogwarts.

"Um--Rose~"

"Ya?"

"Aku ingin memberitahumu sesuatu. Tapi kau harus berjanji untuk tidak memberitahu siapapun ya?"

Mendengar pertanyaan Ginny membuatku langsung terkesiap. Dengan cepat aku bangkit dari sandaranku dan duduk dengan tegap. "Ada apa, Gin?"

"Kau tau kalau Umbdrige melarang kita untuk mempelajari mantra pertahanan 'kan?"

"Benar."

"Dan kau tau kalau um---You-Know-Who sedang membentuk pasukan untuk menyerang dunia sihir kapan saja 'kan?" tanya Ginny lagi dan aku pun mengangguk.

"Oleh karena itu, Harry, Hermione, dan kakakku membuat perkumpulan rahasia."

"Perkumpulan rahasia?!" sahutku.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang