34 - wap (II)

2.2K 127 76
                                    

Mature content!!!
.
.
Don't read if you are under 18

***

"Kau baik-baik saja?" aku bertanya padanya dengan suara serak. Gadis itu terlihat begitu lelah, apa aku terlalu terburu-buru melakukannya?

"Ya, Draco. Aku baik-baik saja." Rosie tersenyum ke arahku dan mencium bibirku sekilas. Tubuhnya sudah benah-benar polos dan aku hanya memakai handuk putih saja yang melilit di sekeliling pinggangku.

"Kau masih mau melanjutkan ini?" tanyaku sekali lagi. Bukan apa-apa, tapi aku benar-benar takut melukainya. Ini adalah yang kedua kalinya untukku. Aku sama sekali tidak memiliki pengalaman dalam meniduri seorang gadis sebelumnya. Malam pertamaku dengan Rosie bahkan berjalan dengan terlalu cepat dan tergesa. Aku bahkan tidak ingat dengan apa yang kulakukan dan untungnya gadis itu masih dalam keadaan baik-baik saja keesokan harinya.

"Draco, aku bersumpah kalau kau bertanya seperti itu lagi aku akan benar-benar menghentikan semua ini sekarang." Rosie menatapku kesal sambil mengerucutkan bibirnya. Aku terkekeh dan dalam hati merasa lega saat aku tau kalau dia ternyata baik-baik saja. Sejauh ini kurasa aku sudah melakukan semuanya dengan benar. Tapi entah kenapa aku menjadi gugup saat kami akan mencapai permainan inti.

"Kau curang." sahut Rosie sambil menatapku.

"Curang?" tanyaku bingung.

"Ya. Kau sudah membuatku telanjang sedangkan kau sendiri belum."

Perkataan Rosie membuat wajahku memanas. Bisakah gadis itu berhenti membuatku semakin menginginkannya?

Aku tersenyum dan memundurkan tubuhku. Rosie menatapku dengan seksama. Dengan cepat aku melepas lilitan handuk yang menempel di pinggangku. Kini tubuhku benar-benar polos dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat. Awalnya kukira gadis ini akan kembali menunjukkan wajah malunya. Tapi ternyata tidak, Rosie tersenyum kearahku dan mengalungkan kedua tangannya di sekeliling leherku. Aku memajukan wajahku dan melumat bibirnya dengan cukup kasar. Kedua tanganku kuarahkan pada pinggang rampingnya. Membuatnya mendekatkan tubuhnya padaku dan rasanya milikku semakin mengeras begitu tanpa sengaja bersentuhan dengan milik Rosie.

Rosie mengaitkan kedua kakinya di pinggangku dan memeluk tubuhku erat. Aku melepaskan ciuman kami dan Rosie menatapku dengan penampilan yang sudah kacau. Rambutnya sudah berantakan, pipinya memerah dan bibirnya terlihat membengkak akibat ciuman kami.

"Di kamar mandi atau kasur? semua terserah padamu, sayang~" bisikku sambil menggigit daun telinganya pelan.

Rosie menatapku dengan mata sayu dan menjawab, "Kasur. Kita bisa menggunakan kamar mandi setelahnya."

Aku tersenyum mendengar jawabannya dan rasanya gairahku semakin meningkat. Dengan cepat kuletakkan kedua tanganku di bawah pantatnya dan mengangkat tubuh gadis itu dengan mudah. Kami tetap berciuman selagi aku berjalan menuju kasur yang ada di kamar ini. Pandanganku terhalang oleh tubuh Rosie yang ada di depanku. Saat aku hendak keluar dari kamar mandi, tanpa sengaja punggung Rosie membentur pintu yang ada di belakangnya.

"Kau baik-baik saja?" tanyaku khawatir sambil melepaskan ciumanku. Rosie terkekeh dan mengusap rahangku lembut, "Kau tidak sabaran sekali. Jarak kasur itu tidak lebih dari sepuluh meter, Draco."

"Kau baik-baik saja 'kan?" tanyaku ketika gadis itu tidak menjawab pertanyaanku dan malah berkata hal lain.

"Ya, aku baik-baik saja. cepat bawa aku keatas kasur, aku sudah tidak sabar."

Ucapannya lagi-lagi membuatku tubuhku tambah menegang. "Kau mulai tidak sabaran juga ya." ucapku dan dengan tiba-tiba melempar tubuhnya keatas kasur putih yang besar ini. Tubuhnya sedikit terguncang begitu dirinya bersentuhan dengan kasur ini. Kasur itu pun mengeluarkan suara decitan saat tubuh Rosie berbenturan disana.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang