"Kenapa kau keluar dari Quidditch?" tanya Rose yang saat ini tengah duduk di pinggir pagar menara astronomi bersama Draco. Hari sudah malam dan mereka sengaja bertemu di jam ini supaya tidak ada yang curiga kalau mereka sebenarnya masih bersama.
"Aku sudah tidak ada mood lagi untuk bermain Quidditch," balas Draco yang juga duduk di sebelah Rose.
"Kenapa?"
"Tidak apa-apa. Hanya bosan saja." ujar Draco. Rose kemudian mengangguk tanpa mempermasalahkannya lagi.
"Bisakah kita disini saja sampai pagi?"
"Kau bisa kedinginan,"
"Tidak akan."
"Ayo kembali, aku akan mengantarmu sampai koridor."
"Tidak perlu, aku bisa----"
"Jangan protes." Draco berdiri lalu mengulurkan tangannya pada Rosie. Gadis itu meraih tangan Draco kemudian lelaki itu menarik tubuhnya keatas dengan mudah. Tubuh Rosie tertarik cukup dekat sampai tubuh mereka bertubrukan. Mereka berdua terkekeh lalu kemudian pergi menuruni tangga astronomi.
*
"Darimana saja kau?" tanya Cho begitu Rosie masuk ke kamar dorm mereka.
"Menyendiri di koridor."
"Kau bercanda?"
"Tidak."
"Ayolah, Rose. Masih mending kau tidak ketauan oleh prefect bahkan professor. Kalau salah satu dari mereka tau kau melewati batas jam malam kau bisa----"
"Tapi buktinya aku tidak ketauan 'kan?" Rosie berjalan menuju kasurnya untuk duduk di pinggiran ranjang.
"Besok kita akan latihan,"
"Latihan apa?" Rosie melepas sepatunya dan berjalan menuju lemarinya. Gadis itu mengeluarkan baju tidurnya dan kemudian berganti baju di depan sahabatnya tanpa rasa malu atau sungkan. Ya, Rosie sudah menganggap semua teman asramanya sebagai saudaranya sendiri, jadi tidak ada rasa malu sedikitpun ketika dia berada di dekat mereka.
"Quidditch tentu saja, kau fikir apalagi," ujar Cho yang sedang tiduran di atas kasurnya sambil membaca buku ramalan.
"Yang benar?!" tanya Rosie heboh. Gadis itu sudah selesai berganti baju lalu kemudian berjalan menuju kasur nya lagi.
"Ya. Jangan lupa, okay,"
"Siap." Rosie berpura-pura hormat di depan Cho sambil terkekeh. Cho hanya bisa ikut terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.
"Selamat tidur, Rose." ujar Cho sambil menyimpan bukunya di atas nakas samping tempat tidurnya.
"Selamat malam, Cho." Rosie ikut membaringkan dirinya di atas ranjangnya dan menarik selimutnya sebatas dada. Gadis itu belum mau memejamkan matanya dan lebih memilih untuk menatap langit-langit kamar. Membayangkan kembali pertemuannya dengan Draco yang berlangsung selama dua jam di menara astronomi. Walaupun memang cukup lama, tapi Rosie merasa kurang dapat melepas rindunya dari Draco. Mereka hanya bisa bermesraan ketika malam hari dan juga harus memastikan tempat yang mereka kunjungi tidak dilewati oleh orang-orang.
Tapi, Rosie cukup menyukai ini, karena menantang untuk dilakukan.
*
Rosie tidak bisa fokus pada pelajaran d.a.d.a karena ia ingin secepat mungkin memulai latihan Quidditch-nya. Gadis itu bahkan sudah membawa baju ganti seragam Quidditch di dalam tas ranselnya. Saking tidak fokusnya, Rose sampai tidak menyadari kalau di depan sana Snape tengah berbicara di depan Harry Potter dengan sedikit sinis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️
Fanfiction•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseorang. Seseorang yang arogan dan ditakuti di Hogwarts. Draco Malfoy. Awalnya gadis itu hidup dengan bahagia dan selalu mendapatkan apapun yang d...