Rosie menunduk dan air mata menetes dari kedua matanya. Narcissa Malfoy duduk di hadapannya dengan raut wajah bingung ketika melihat gadis di depannya ini menangis.
Pagi hari tadi Rose terlihat begitu semangat untuk pergi ke rumah Draco. Gadis itu tidak sabar untuk bertemu Draco yang sudah mengirimkannya surat supaya datang. Tapi ternyata dugaannya salah. Ibu Draco 'lah sang pengirim surat itu dan menyuruhnya untuk datang kemari. Awalnya Rosie juga sama sekali tidak masalah ketika dia tau ternyata ibu Draco 'lah yang mengirimkannya surat.
Tapi ternyata semua ini lebih buruk dari apa yang Rose fikirkan. Rose mengira Narcissa ingin menemuinya karena ingin mengenal lebih jauh kekasih anaknya itu, namun semua dugaan Rosie ternyata salah. Narcissa mengatakan sesuatu yang hanya bisa membuat dada gadis itu terasa sesak.
Ya, dia meminta Rosie untuk meninggalkan Draco.
"Ta-tapi kenapa nyonya? A--aku--"
"Kau memberikan pengaruh yang buruk untuk anakku."
"Aku tidak--"
"Aku tau apa pekerjaanmu. Dan seharusnya kau malu pada dirimu sendiri karna sudah memanfaatkan anakku."
"Apa? tidak, tidak. Aku tidak pernah sekalipun berusaha untuk memanfaatkan Draco. Aku tulus mencintainya.." lirih Rosie sambil menggelengkan kepalanya.
"Tapi kau tetap bukan gadis baik-baik. Apa kau mengelak pernah bekerja seperti itu?" tanya Narcissa sekali lagi. Rosie terdiam karena bingung harus menjawab apa, namun pada akhirnya dia mengangguk pelan.
"Dengar, aku tidak menuntut apa-apa padamu. Dan aku juga sama sekali tidak membencimu, nak. Tapi kumohon tinggalkan dan jauhilah anakku. Aku--aku hanya ingin Draco mendapatkan yang terbaik untuk pendamping hidupnya. Dia sudah terlalu sering mendapatkan beban yang besar akibat perbuatan ayahnya. Kumohon... tinggalkanlah Draco, jangan pernah temui dia lagi." ucap Narcissa pada Rosie.
Gadis itu terdiam.
Bingung, sedih, kesal, kecewa... semuanya bercampur menjadi satu.
Bagaimana dia bisa pergi meninggalkan Draco begitu saja? saat ini hanya Draco satu-satunya orang yang begitu berharga bagi hidupnya. Hanya lelaki itu yang Rosie miliki. Tidak pernah terlintas di benak Rosie sekalipun untuk pergi meninggalkan Draco begitu saja.
"Apa kau benar-benar mencintai putraku?"
"Iya nyonya! aku sangat mencintainya, melebihi nyawaku sendiri."
"Kalau begitu tinggalkan dia. Belajarlah untuk melepasnya walaupun itu sulit. Kau tau pengorbanan yang kau lakukan bisa membuat hidup Draco jauh lebih bahagia... lagipula, cinta itu tidak harus memiliki bukan?"
Rosie menatap Narcissa dengan cemas. Gadis itu menggigit bibir bawahnya---bingung harus menjawab apa. Rasanya suaranya tercekat, dan dia begitu kesulitan untuk sekedar berbicara. Yang gadis itu bisa lakukan hanyalah mengangguk pelan. Rosie terkesiap dan dengan refleks langsung mengusap air mata yang kembali mengalir turun dari sudut mata kirinya. Gadis itu sebisa mungkin berusaha untuk menahan tangisnya di depan ibu Draco.
"Aku mengerti bagaimana perasaanmu, nyonya. Kau mungkin memang menginginkan wanita yang jauh lebih baik dariku untuk menjadi pendamping Draco. Aku sadar, aku memang bukan wanita yang baik, sempurna, dan memiliki segalanya. Yang hanya bisa kukatakan sekarang adalah.. harus nyonya tau, kalau cintaku untuk Draco benar-benar tulus.. aku tidak pernah menginginkan apapun darinya, bisa memilikinya dan mendapatkan kepercayaan dari Draco saja sudah bisa membuatku bahagia. Jika aku menjauh dari kehidupan Draco nanti, aku mohon berikanlah Draco wanita yang benar-benar tulus mencintainya.. aku akan ikut bahagia jika Draco juga bisa bahagia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️
Fanfiction•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseorang. Seseorang yang arogan dan ditakuti di Hogwarts. Draco Malfoy. Awalnya gadis itu hidup dengan bahagia dan selalu mendapatkan apapun yang d...