14 - worries

979 120 119
                                    

Tahun kelima berjalan dengan begitu buruk. Aku bahkan tidak sempat untuk ikut bertanding Quidditch karena Umbridge membatalkan semua pertandingan Quidditch yang seharusnya berjalan seperti biasa. Banyak sekali peraturan baru yang menyebalkan di Hogwarts.

Hogwarts benar-benar berubah akibat peraturan bodoh itu, dan bahkan salah satu guru favoritku----Professor Trelawney hampir dipecat sebagai guru di Hogwarts. Ini semua karena Umbridge menyebalkan itu. Wanita pink bermuka kodok.

Sebentar lagi ujian OWL akan dimulai dan aku merasa kalau aku masih sangat kurang persiapan. Liburan natal aku habiskan hanya untuk bermain dengan Draco----dan jujur aku sama sekali tidak mempermasalahkannya. Dia menginap di rumahku selama libur natal dan baru pulang kerumahnya dua hari sebelum kami harus berangkat ke Hogwarts. Dan entah kenapa semenjak dia pergi meninggalkan rumahku, seakan ada sesuatu yang hilang disini.

Draco membuat hari liburku benar-benar terisi oleh kebahagiaan. Kami menghabiskan waktu berdua yang membuat kami menjadi lebih dekat lagi dari sebelumnya---pengecualian untuk ciuman waktu itu.

Ah, aku tidak menyangka akhirnya kami berciuman.

Draco adalah lelaki pertama yang aku cintai dan lelaki pertama yang berhasil mencuri ciuman pertamaku.

Dan aku sama sekali tidak merasa keberatan akan hal itu-----justru aku cukup merasa lega karena aku yakin aku sudah menyerahkan first kiss ku pada orang yang tepat----orang yang benar-benar peduli padaku dan dengan tulus mencintaiku.

Sisa dua hari sebelum aku kembali ke Hogwarts, dengan sangat terpaksa aku harus bekerja kembali di Klub itu. Bekerja lembur karena sebelumnya aku sudah tidak datang kesana tanpa keterangan selama belasan hari. Anehnya Will sama sekali tidak memarahiku. Saat aku datang dia hanya bertanya alasan kenapa aku tidak datang, dan aku hanya bisa bilang kalau aku sedang sakit. Dan sudah, dia sama sekali tidak mempermasalahkannya lagi. Aku sudah hampir ketakutan karena aku mengira dia akan memarahiku dan bahkan menyuruhku untuk membayar denda---seperti yang sudah tertulis di kontrak.

Saat aku bertemu dengan Mia, dia begitu penasaran kemana saja aku selama liburan natal ini. Aku pun menceritakan semuanya pada Mia. Termasuk hubungan ku dengan Draco dan alasan sebenarnya kenapa aku tidak datang lagi ke klub ini beberapa waktu belakangan. Dan Mia, tentu saja dia terkejut saat mengetahui aku sudah berbaikkan dengan Draco lagi. Karena terakhir kali aku bilang pada Mia, Draco dan aku sudah putus dan tidak punya punya hubungan apa-apa lagi.

Untuk sesaat aku merasa lega kembali. Sampai tiba di malam itu, masalah baru seolah muncul dan menghantui fikiranku.

Malam itu aku sedang berada di Klub dan bekerja seperti biasa. Menari diatas tiang menyebalkan itu yang membuat tubuhku selalu sakit. Aku tidak pernah lupa untuk selalu memakai nama panggungku setiap kali aku bekerja disana. Dan juga, aku tidak pernah lupa untuk menyamarkan identitasku. Aku selalu memakai topeng penutup mata dan mengubah warna rambutku menjadi coklat dengan menggunakan mantra perubah warna.

Tapi entah kenapa---malam itu aku hampir kelepasan dan bertindak ceroboh. Saat aku hendak berjalan menuju panggung, aku lupa memakai topengku dan juga merubah warna rambutku. Dan yang lebih gilanya lagi, aku melihat Marcus Flint dan Adrian Pucey ada di depanku---berdiri ditengah kerumunan orang-orang yang ada di klub itu. Begitu melihat mereka dengan penampilan ku yang asli, aku langsung berlari kembali ke ruang ganti dan sibuk merutuki kebodohanku.

Sampai sekarang aku tidak pernah tau apakah mereka berhasil melihatku atau tidak waktu itu.

Tapi semoga saja tidak.

Dan harus tidak.

Karena jika iya, maka----

Aku bahkan tidak bisa membayangkannya.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang