17 - diagon alley

881 126 84
                                    

Rosie terbaring lemah di atas kasurnya sambil terdiam. Mata gadis itu sudah tidak terlalu bengkak akibat dirinya yang tidak henti-hentinya menangis selama beberapa minggu terakhir.

Ya, Rosie sudah berhenti dari pekerjaan itu dan Draco sekarang benar-benar membencinya.

Rosie tidak tau sudah berapa banyak kebodohan yang berhasil ia buat sendiri. Tapi jujur, Rosie tidak punya pilihan lain dan rasanya dia selalu dihadapkan dengan ribuan masalah yang menurutnya selalu datang silih berganti. Seperti ketika satu masalah muncul, yang lainnya akan kembali berdatangan.

Seperti sekarang ini.

Rosie merasa masalah kali ini adalah masalah yang paling membuatnya hancur. Karena dia yakin kali ini Draco benar-benar membencinya dan juga kecewa padanya.

Beberapa minggu terakhir ini, Rosie merasa kalau kondisi tubuhnya sama sekali tidak baik. Terkadang dia merasa sangat pusing sampai rasanya sangat sulit untuk sekedar berdiri. Dengan terpaksa Rosie kembali mendudukkan dirinya diatas kasur sambil memegangi kepalanya. Gadis itu kemudian menunduk saat merasakan tetesan cairan menetes kearah celana yang dipakainya. Rosie terkejut begitu melihat darah segar menempel disana dan dengan refleks gadis itu menyentuh hidungnya. Rosie terkejut begitu merasakan cairan mengalir dari hidungnya dan ketika dia lihat hidungnya kini mengeluarkan cukup banyak darah.

"Hah---" Rosie segera berlari ke kamar mandinya dan menatap dirinya di pantulan cermin. Saat itu 'lah Rosie sadar kalau wajahnya kini benar-benar pucat. Dengan lemas Rosie segera membasuh darah yang mengalir di hidungnya menggunakan air mengalir, dan setelahnya ia meraih sebuah handuk yang menempel di gantungan kamar mandinya.

"Aku pasti terlalu kelelahan," lirih Rosie pada dirinya sendiri.

*

Draco Malfoy terdiam di kamar nya seorang diri. Pertemuan terakhirnya dengan Rosie hanya membuatnya tidak bisa menghapus bayangan wajah gadis itu dari dalam fikirannya. Demi tuhan Draco benar-benar kecewa pada gadis itu, tapi di satu sisi, hal itu lah yang justru membuatnya tidak bisa berhenti memikirkan gadis itu.

Dia bahkan benar-benar memastikan kalau Rosie tidak akan pernah kembali lagi ke klub itu dan bahkan dia juga memaksa Rosie untuk menerima uang pemberiannya yang jumlahnya benar-benar tidak sedikit. Untung nya gadis itu mau dan menuruti semua perintahnya sehingga Draco bisa merasa sedikit lega. Setidaknya dia tau kalau sekarang gadis itu baik-baik saja. Walaupun dia malah menyuruh gadis itu untuk tidak pernah muncul lagi dihadapannya.

"Argh! apa yang sudah kau lakukan Malfoy!" sahut Draco kesal.

"Kenapa kau menyuruhnya untuk tidak pernah menemuimu lagi?"

"Tapi----dia memang pantas mendapatkannya."

"Tapi---dia hanya terlalu polos dan naif sampai berani melakukan hal itu, dan bahkan dia sudah minta maaf padamu dan bilang kalau dia pun sebenarnya terpaksa melakukan pekerjaan itu!!"

Saat Draco sibuk bermonolog dengan dirinya sendiri, tiba-tiba saja lengan kirinya terasa panas dan terbakar. Draco segera menarik lengan bajunya dan terkejut ketika melihat sebuah tanda kegelapan yang tercetak di lengannya kini bergerak.

Sial. Si botak itu pasti memanggilnya lagi.

Sebenarnya, ada alasan lain kenapa Draco menginginkan Rosie untuk tidak pernah menemuinya lagi. Ya, salah satunya adalah karena sekarang dia telah menjadi seorang Death Eater. Draco tidak mau kalau sampai Rosie terlibat dengan semua ini. Gadis itu sudah terlalu banyak mendapatkan masalah dalam hidupnya semenjak kedua orang tuanya meninggal.

Dan Draco tau, kalau hidupnya tidak akan pernah terasa aman lagi semenjak Voldemort menyuruhnya untuk menjalankan sebuah misi yang bahkan dia tidak tau akan bisa dia lakukan atau tidak.

Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang