"Hiks.."
Rosie menundukkan kepalanya sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Gadis itu terduduk di depan lemari yang selama ini adalah penyebab dari semua masalah dan perubahan sikap Draco. Draco mendekatkan dirinya, lelaki itu ikut duduk sambil memegang bahu Rosie lembut, "Kenapa kau malah menangis?" tanya Draco sambil menyelipkan helaian rambut yang menghalangi wajah Rosie ke belakang telinga nya.
Ya, Draco sudah menceritakan semuanya dan sekarang mereka sedang berada di ruang kebutuhan. Begitu mendengar cerita Draco gadis itu langsung terdiam dengan mata yang berkaca-kaca. "Hey, lihat aku," Draco menarik kedua tangan gadis itu agar dia bisa menatap wajahnya. Rosie menatap Draco dengan mata berair dan lelaki itu mengusap sudut air matanya dengan ibu jarinya.
"A--aku--kasihan padamu Draco," lirih Rosie masih sesenggukan. Draco mengerutkan alisnya bingung, dia sempat berfikir Rosie menangis karna gadis itu kecewa padanya atau justru takut padanya akibat rencana yang sedang ia lakukan selama ini, bukan karena kasihan padanya.
"K--kau, tidak marah padaku?" tanya Draco ragu. Rosie menggelengkan kepalanya, "Tidak. Sudah kubilang aku tidak takut dengan semua ini, Draco. Aku---aku hanya khawatir padamu. Kau dihadapkan dengan dua pilihan sulit, aku tidak tau apa yang harus kulakukan kalau aku jadi kau," ujar gadis itu pelan. Draco terdiam mendengar kata-kata gadis itu. Melihat Rosie yang menangis karna begitu mengkhawatirkannya membuat Draco merasa nyaman dan terlindungi. Tidak ada satu pun orang yang benar-benar peduli padanya. Malahan sebagian anak Slytherin yang mengetahui hal ini malah mengucapkan selamat kepada Draco karena sudah berhasil dan terpilih sebagai penerima tugas mengerikan itu dari Voldemort.
"Ssshh, jangan menangis. Kau tidak perlu khawatir, aku akan baik-baik saja." Draco menarik Rosie kedalam pelukannya. Menyimpan kepala gadis itu untuk bersandar di dadanya. "Tapi bagaimana, Draco? kau bisa terbunuh jika nekat ingin melakukan itu pada Professor Dumbledore. Dan kau juga pasti akan dibunuh oleh Voldemort kalau dia tau kau gagal melakukan misi ini." lirih Rosie sambil memeluk pinggang Draco erat.
"Itulah sebabnya aku terpaksa merahasiakan semua ini, Rose. Kau tau bagaimana bahayanya jika mereka semua tau kalau kau adalah pacarku? ditambah lagi dengan kesibukanku sekarang, tidak selamanya aku bisa menjagamu agar kau tetap aman." ujar Draco sambil mengusap lembut rambut panjang gadis itu.
"Kau tidak perlu mengkahwatirkanku. Aku bisa menjaga diriku sendiri. Kau harus lebih mengkhawatirkan dirimu sendiri, Draco. Maafkan aku karena tidak berbuat apa-apa untuk membantumu. Aku bahkan tidak bisa melindungimu.. aku---aku merasa sudah menjadi pacar yang buruk---" Draco menghentikan ucapan Rosie dengan menyimpan telunjuknya di depan bibir gadis itu.
"Sssttt..jangan bicara begitu, justru hanya saat bersamamu 'lah aku merasa aman," Draco tersenyum lembut. Rosie menatap Draco yang tengah tersenyum padanya, dan gadis itu pun ikut tersenyum.
"Bisakah kita tetap disini semalaman?" pinta Rosie sambil mendongakkan kepalanya agar bisa menatap Draco. "Aku sangat merindukanmu, dan aku tau setelah kita keluar nanti kita tidak bisa mengobrol berdua seperti ini lagi." tambah Rose.
Draco menghela nafasnya ketika dia menatap wajah memohon yang Rosie tunjukkan, "Kau tidak apa-apa jika tidur disini?" tanya Draco memastikan. Rosie mengangguk pasti, "Ya. Lagipula ini 'kan ruang kebutuhan. Jangan kau fikir aku tidak tau kalau kita bisa memohon apa saja di ruangan ini Draco Malfoy," Rosie melepaskan pelukannya dari Draco sambil berdiri.
"Lagipula, besok kita tidak ada kelas." ucap Rosie sambil membenarkan rompi nya. Draco ikut bangkit dari duduknya lalu berkata, "Tapi 'kan kita tidak membawa baju ganti, Rose." ujar Draco. "Hmm, kau benar juga." Rosie menyimpan telunjuknya di dagu seperti tengah berfikir.
"Kau terlalu lama berfikir," ledek Draco dan sedetik kemudian dia memejamkan matanya seperti tengah memohon sesuatu. Seketika itu juga ruangan yang sepenuhnya penuh dengan perabotan dan barang rongsok itu menghilang dan tergantikan dengan sebuah ruangan dan tempat tidur. Bahkan lemari yang sedang Draco perbaiki itu pun ikut menghilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet and Bitter • [Draco Malfoy] ✔️
Fanfiction•finished• Ayla Rosie Lockhart adalah murid Ravenclaw yang cantik, pintar, ceria, dan terobsesi pada seseorang. Seseorang yang arogan dan ditakuti di Hogwarts. Draco Malfoy. Awalnya gadis itu hidup dengan bahagia dan selalu mendapatkan apapun yang d...