Setelah kejujuran Jihoon terhadap suaminya sebelumnya, maka kini Jihoon dapat lebih lega dan kehidupannya jauh lebih baik dari sebelum-sebelumnya.
Perlahan Jihoon mulai tak canggung menampilkan kemesraan pada suaminya itu, bahkan bisa dibilang semakin usia kandungannya bertambah, maka semakin bertambah juga kadar tingkat kemanjaan dari seorang Kang Jihoon.
Lalu bagaimana dengan hubungan Jihoon dengan Woojin, Jinyoung, dan juga Guanlin? Apakah semuanya berjalan dengan baik?
Jika Woojin, tentu saja berakhir baik, karena berkat Woojin pula lah beban Jihoon yang selama ini bertumpu di punggung nya seakan menghilang, lalu bagaimana dengan Jinyoung dan juga Guanlin? Apakah Jihoon pada akhirnya berterus terang ?
Jawabannya .....
Ya!
Jihoon dengan bantuan Daniel dan juga Woojin akhirnya mengadakan pertemuan kecil, yang dimana mereka pada akhirnya di pertemukan. Mungkin Guanlin yang sebenarnya telah mengetahui sebagian kecil cerita dapat memahami keadaan Jihoon, hanya saja tidak dengan Jinyoung.
Ia seakan dikhianati dengan teman temannya itu, bahkan sudah beberapa waktu semenjak pertemuan itu Jinyoung seakan menghilang dari hadapan Jihoon, Woojin, maupun Guanlin.
"Woojin-ah, apa kau akhirnya mendapatkan kabar Jinyoung?" tanya Jihoon yang kini berada di ruang tamu tempat tinggalnya.
Sebuah gelengan kepala pelan Woojin berikan pada Jihoon.
"Apa tidak apa apa? Aku khawatir padanya, sudah dua bulan berlalu."
Sebuah helaan nafas panjang terdengar dari belah bibir Woojin.
Memang sudah dua bulan mereka tak menemukan keberadaan Jinyoung sama sekali, bahkan baik Woojin, Guanlin, maupun Jihoon yang pada waktu itu nekat datang ke club yang mereka sering datangi, tak menunjukkan keberadaan Jinyoung sama sekali.
Seolah Jinyoung memang pergi jauh, dan tak mau ditemukan jejak nya oleh mereka.
"Woojin-ah apa-"
Belum selesai Jihoon menyelesaikan kalimat nya, tiba tiba saja keduanya di kagetkan oleh Guanlin, dimana pemuda itu terlihat tergesa gesa, belum lagi dengan nafasnya yang terdengar tersengal sengal.
"Ada apa Guanlin-ah?" tanya Woojin pada Guanlin.
Guanlin tak langsung menjawab, melainkan mencoba mengatur nafasnya dulu sebelum membiacarakan apa yang ingin ia sampaikan pada Woojin, dan juga Jihoon.
Semua mata tertuju pada Guanlin.
"Aku ... menemukannya!"
Sontak raut wajah kebahagian terlihat pada raut wajah Jihoon dan juga Woojin.
"Dimana? Katakan padaku, aku akan meminta maaf padanya, dan memintanya kembali, aku akan melakukannya yang ia mau," ujar Jihoon penuh antusias.
Baru saja Jihoon beranjak dari bangkunya, Guanlin segera menahan lengan Jihoon seolah tak mengizinkan Jihoon untuk menemui Jinyoung.
"Ada apa? Mengapa kau seperti melarangku bertemu dengannya?" tanya Jihoon yang bingung dengan sikap Guanlin.
Woojin yang melihat situasi yang ada di hadapannya tentu saja hanya dapat mengerutkan keningnya, mencoba membaca arti wajah Guanlin yang mengapa tiba tiba saja seakan melarang Jihoon bertemu dengan Jinyoung.
'Aneh, sebenarnya ada apa? dan bukankah Guanlin belum memberitahu dimana Jinyoung berada?'
"Tenang dulu Jihoon-ah, Guanlin-ah sebenarnya dimana Jinyoung berada? bisa kah kau memberitahu kami dengan jelas?"