Chapter 3| Ikut Ke Kantor ?

367 49 2
                                        

Daniel yang kini telah rapi dengan pakaian kerjanya, hanya saja dirinya masih terjatuh dalam pesona Jihoon yang menurut nya tak dapat ia tinggali begitu saja, untuk itu Daniel masih duduk di sofanya dengan tangannya yang melingkar di perut Jihoon, seakan dirinya tak ingin melepaskan Jihoon baramg sedetik pun.

Sekilas Daniel memikirkan hal langka yang sebelumnya tak pernah ia fikirkan, setelah berfikir dengan keras jadwal nya seharian penuh, ia berusaha mengingat kata - perkata yang di beritahukan sekretarisnya setiap ia akan pulang dari kantor.

Ya Daniel adalah orang yang teratur, untuk itu untuk semua jadwal kegiatannya di esok hari, maka akan diingatkan terlebih dahulu satu hari sebelumnya oleh sekretarisnya, dan jika pada keesokan harinya ada jadwal yang ditambah atau jadwal itu bergeser maka Daniel akan mengetahuinya, dan tak segan akan menolaknya jika pada hari itu menurut nya telah terlampau padat dan terkesan di paksakan.

"Love ... bagaimana jika hari ini kau ikut denganku di kantor, rapatku kali ini tak terlalu lama, jadi kau dapat menunggu ku di ruanganku, serta jika kau butuh istirahat, kau dapat tidur disana ... aku akan memberitahumu ruang rahasiaku," ucap Daniel, yang diakhiri dengan sebuah bisikan dari Daniel.

Mendengar ucapan Daniel tersebut, lantas membuat Jihoon bingung. Tak biasanya suami nya itu seperti itu.

Apakah suami nya itu benar benar merindukan dirinya, sehingga sampai suami nya itu menginginkan dirinya hadir disamping nya ? Lalu bagaimana mengenai pertemuan yang Jihoon janjikan malam ini dengan temannya itu ?

Tiba tiba saja Jihoon seakan sangat bersalah dengan Daniel. Hatinya ingin sekali langsung mengatakan pada Daniel bahwa ia ingin ikut sesuai usulan Daniel, tapi disatu sisi dia juga sudah berjanji dengan temannya.

Daniel yang menyadari Jihoon yang masih diam bingung atas perkataannya langsung merapatkan pelukannya.

"Aku masih merindukanmu Love ... tak bisakah kau menemaniku ? Aku janji rapatku akan selesaikan dengan cepat, dan tak akan membiarkan mu berlama lama di ruangan ku itu," ujar Daniel pada Jihoon mencoba membujuk istrinya itu.

Hati Jihoon seakan tergerak, dan meluluh atas perkataan suaminya itu, refleks kepalanya mengangguk dalam dekapan Daniel.

Daniel yang merasakan pergerakan Jihoon langsung mengecup rambut Jihoon, yang lama lama beralih kekelopak mata dan yang terakhir bibir yang amat disukai Daniel.

Seolah menikmati hal itu Daniel memperdalam ciumannya.

"Eughh,"

Suara lenguhan Jihoon lolos begitu saja dari kedua belah bibir Jihoon.

Jihoon yang refleks atas lenguhannya langsung memukul dada Daniel, dengan sedikit pekikan memanggil nama Daniel, sebelum akhirnya beranjak dari sofa itu meninggalkan Daniel yang mematung.

'Apa aku salah ?' benak Daniel polosnya yang tak merasa bersalah sedikit pun.

Oh ayolah Daniel, bukankah tadi mengajak nya untuk ikut bersama nya kekantor ? Lalu mengapa ia hampir memulai kegiatan panas mereka ?

Dengan tergesa gesa Jihoon menghentak hentakkan kaki nya kecil.

"Dasar hyung mesum ! bukankah tadi ia mengajakku ke kantor nya ! Ah iya Woojin ..," pekik Jihoon sedikit meninggi dengan diakhiri cicitannya pelan.

Setelah nya Jihoon langsung bergegas kekamar nya mengganti pakaian sekaligus mengetikkan sebuah pesan singkat pada sahabatnya itu bahwa ia membatalkan rencana untuk malam nanti.

Tak perlu waktu lama pesan Jihoon pun dibalas oleh Woojin dengan cepat.

Sebuah sindiran, sekaligus menyetujui pesan Jihoon dalam satu waktu tertulis dengan jelas dipesan tersebut.

Ingin rasa nya Jihoon mengumpat atas sindiran sahabatnya itu, hanya saja berhubung ia kini tengah berada di rumahnya, dan Daniel mengenal nya bahwa ia orang yang sabar, maka ia tak melakukan umpatan itu, ia tak mau Daniel berfikir buruk tentangnya hanya karena umpatan yang ingin ia makikan pada Woojin.

"Kau sudah siap Love ?" tanya Daniel tiba tiba yang kini sudah berada di pintu menatap dirinya.

Jihoon dengan cepat menganggukan kepalanya kearah Daniel.

"Baiklah, kalau begitu kita jalan sekarang," ujar Daniel mengajak Jihoon untuk keluar dan segera berangkat ke kantor nya.

Dengan sedikit berlari kecil Jihoon mendekat ke arah Daniel.

Keduanya langsung menuju mobil Daniel yang telah terparkir di halaman rumah mereka, setelahnya barulah Daniel mengendarai mobil nya menuju kantor dimana Daniel bekerja sekaligus menjadi pemimpin perusahaan tersebut.

Jujur untuk Daniel dan Jihoon hal ini adalah langka, karena selama 2 bulan pernikahan mereka Jihoon tak pernah di ajak ke kantor sama sekali, untuk itu dapat di pastikan pegawai kantor nya tak akan ada yang mengenal nya, kecuali sekretaris Daniel semata, yang selalu ikut dengannya jika sedang ada urusan pekerjaan, sekaligus sekretarisnya itu diundang waktu pernikahan Daniel dan Jihoon berlangsung.

Sepanjang perjalanan suasana tampak hening.

Jihoon seperti sedang berupaya memikirkan bagaimana reaksi karyawannya jika mengetahui Jihoon adalah istri seorang Daniel.

Apakah ia pantas bersanding dengan Daniel ?

Terkadang beberapa hal itu yang justru merasuki pemikiran Jihoon, yang nyata nya Daniel tak pernah memikirkan hal itu sama sekali.

Baginya Jihoon adalah istri yang sempurna untuk nya tak ada yang lain, walaupun Daniel tahu Jihoon memiliki kekurangan ataupun kelemahan.

"Mmm ... hyung, bagaimana jika karyawan mu menganggap ku aneh karena tiba tiba saja datang denganmu ? Apakah sebaiknya a..—"

Jihoon tampak menjeda kalimat nya, untuk meneguk salivanya yang kasar.

Manik Daniel tampak fokus kearah jalan, namun telinga nya ia fokus kan pada kalimat Jihoon selanjutnya.

"Aku di mobil saja ?" lanjut ucap Jihoon dengan sebuah pertanyaan yang sebelumnya menggantung.

Dengan cepat dan tegas Daniel langsung menolak usulan Jihoon yang tiba tiba dan terdengar aneh menurutnya.

Seketika Jihoon terdiam, sebenarnya ia tak menyetujui usulannya sendiri, hanya saja kurang nya rasa percaya dirinya membuat nya semakin yakin dengan keputusannya yang terdengar tidak konyol menurutnya.

"Kau tenang saja love, tidak akan ada yang berani mengganggumu, sekaligus aku yang nantinya akan memperkenalkan mu pada semua karyawan ku jika hal itu membuat mu lebih nyaman," ujar Daniel sungguh sungguh.

Sebuah gelengan kepala cepat, Daniel dapatkan pada reaksi Jihoon.

"Tak usah, kau tak usah repot memperkenalkan ku pada seluruh karyawanmu, aku bukan seorang artis," ujar Jihoon.

Refleks Daniel terkekeh dibuat nya mendengar jawaban Jihoon yang menurut nya lucu.

Setelah nya Daniel akan memperkenalkan Jihoon sewajar nya dan seperlunya jika memang benar benar ada yang mempertanyakan mengenai sosok Jihoon.

'Hah ~~ kuharap karyawan dikantor Niel hyung tak ada yang menyeramkan ataupun usil,' benak Jihoon dalam hati.

........

TBC

See you next chapter

Leave comment and vote

.

.

Seya

A Lie ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang