Kini Jihoon dan juga Daniel telah sampai di parkiran rumah sakit yang sebelumnya Guanlin katakan pada Daniel.
"Mau aku temani ke dalam?" tanya Daniel pada Jihoon.
Ia sadar bahwa istrinya juga memiliki hal privasi sendiri dengan sahabatnya itu, untuk itu Daniel memberikan kesempatan pilihan untuk Jihoon.
Jihoon sedikit menggelengkan kepalanya pelan.
Awalnya ia memang berfikir akan mengajak Daniel ke dalam, hanya saja saat mengingat wajah Jinyoung yang ia sadar pasti lah berada di sana, ia mengurungkan niatnya mengajak Daniel menemaninya .
Jinyoung tak mengetahui Daniel sama sekali. Akan ada keributan kecil pastinya yang akan terjadi jika Daniel datang, dan Daniel pastinya akan berbalik bertanya padanya.
Bukankah nanti nya akan menimbulkan masalah yang lain ?
"Mmm ... bolehkah aku sendiri dulu menemui Woojin?" tanya Jihoon baik baik dengan Daniel.
Daniel menghela nafasnya perlahan.
Ia tak mengharapkan jawaban ini!
"Kau yakin?" tanya Daniel berusaha meyakinkan dirinya.
Dengan cepat Jihoon menganggukan kepala nya.
"Baiklah, jika ada hal yang salah kau hubungi saja aku, aku akan berada disini ..., jangan terlalu lama, kau kurang fit, sedari tadi kau menangis," ujar Daniel lembut sambil mengusap pipi Jihoon sambil merapihkan rambut istrinya itu.
Sebuah dengungan dan anggukan kecil menggemaskan Jihoon berikan pada Daniel suaminya.
Setelah nya Jihoon menghela nafasnya panjang, dan ....
Cup
Kecupan kilat dari Jihoon ia darat kan pada bibir kenyal suaminya.
"Terimakasih hyung, aku mencintaimu," ujar Jihoon sebelum melesat pergi masuk ke dalam rumah sakit dimana Woojin tengah di tangani.
Daniel membeku, oksigen yang berada diotak nya seakan berhenti di suplai. Ia tak dapat berfikiran jernih.
Apa tadi nyata ? Jihoon menciumnya dan menyatakan cinta padanya?
Astaga!
Bukankah ini sebuah kemajuan untuk pernikahan Daniel dan Jihoon?
"Aku juga mencintaimu ... Love," cicit Daniel pelan sambil memegang dada nya yang berdegup cepat akibat ulah Jihoon yang tak terduga.
***
Langkah kaki Jihoon sangat cepat melesat ke salah satu ruang tunggu operasi yang dikatakan oleh Guanlin sebelum ia memasuki rumah sakit tersebut.
Wajah nya yang kusut dan degup jantung nya yang terdengar tak karuan kini membuat nya tak dapat mengendalikan deru nafasnya.
Dada nya terasa sesak, mengingat Woojin yang dikatakan oleh Guanlin masih berjuang di ruangan yang memiliki berbagai alat didalamnya.
Baru saja hendak masuk kedalam ruang tunggu.
Beberapa orang yang sebelumnya menemui Guanlin dan Jinyoung kini tampak menghalang langkah Jihoon.
"Oh ... sang ketua sampai juga akhirnya!,sepertinya kau baru keluar dari persembunyianmu yang nyaman," ujar pemuda itu sambil menatap pakaian Jihoon dari atas hingga bawah.
Kali ini Jihoon hanya mengenakan setelan kaos, yang dilapisi sweater dan celana jeans berwarna terang.
Memang baju yang di kenakan Jihoon tampak santai bukan?