Chapter 5| Aroma Khas Daniel

335 53 11
                                    

Sudah setengah jam waktu berlalu, Daniel belum juga menyelesaikan rapatnya.

Bosan ... mungkin bisa dibilang itu lah yang Jihoon rasakan saat ini.

Jihoon beberapa kali menguap kan mulutnya lebar lebar. Jujur ia bingung, tak tahu hal apa yang harus ia kerjakan saat ini. Setelah berfikir baik baik, Jihoon pun memutuskan untuk tidur terlebih dahulu diranjang Daniel yang ia lihat sebelumnya. Toh ia sangat yakin suaminya tak akan memarahinya jika dirinya tidur disana.

Setelah nya dengan langkah malas Jihoon menuju ranjang yang berada di ruang itu, yang telah di batasi oleh kaca pembatas yang memang telah di buat sedemikian rupa.

Pemuda manis itu merebahkan tubuhnya disana, dan menyamankan tubuhnya dengan ranjang empuk itu.

Perlahan Jihoon mulai memejam kan manik nya pelan, dan memasuki alan mimpinya.

Sebuah dengkuran halus kini mulai terdengar di ruangan itu.

Untung saja ruang kamar yang berada di ruang kerja Daniel memiliki kedap suara, sehingga dengkuran Jihoon tak terdengar di ruangan utama ruang kerja Daniel tersebut.

Ceklek

Sebuah pintu dibuka pelan oleh seorang pemuda yang baru saja memasuki ruangan tersebut.

Dilihat nya ruangannya sejenak yang tampak kosong seperti tanda tanda tak ada orang disana.

Pemuda yang baru saja membuka pintu tersebut, kembali menutup nya pelan untuk memastikan suatu hal pada sekretaris ataupun staf yang sebelumnya berada di luar ruangan tersebut.

"Apakah istriku sempat keluar dari ruanganku?" tanya Daniel memastikan.

Ya, Daniel telah menyelesaikan rapatnya itu, yang kemudian seperti perkataann sebelumnya ia langsung menuju ruangan kerjanya mendatangi istrinya setelah rapat yang diadakan itu selesai.

Setelah sang sekretaris, maupun staf nya yang berada disana dalam suara yang bulat bahwa Jihoon tidak keluar dari sana, barulah Daniel kembali masuk ke ruangannya, disertai dengan mengunci pintunya. Ia sadar jika Jihoon tak berada di ruangan kerja nya itu, maka Jihoon berada diruang rahasia yang berada sedikit tersembunyi di dalam ruangan tersebut.

"Jadi kau menyadari ruangan istirahatku love ..," ucap Daniel pelan sambil melangkah kan kaki nya menuju tempat dimana Jihoon masih berkutat pada alam mimpinya itu.

Daniel semakin tersenyum saat mendapati wajah istrinya yang damai dalam tidur nya.

"Terimakasih, sudah mau menemani ku datang ke kantor ku," ujar Daniel sambil mengusap rambut Jihoon lembut dan penuh kasih sayang.

Tak ada jawaban dari Jihoon tentunya, melainkan Jihoon yang nyata nya hafal aroma tubuh suaminya langsung tersenyum tipis dalam tidur nya, dan tangannya refleks mencari suaminya itu.

Daniel yang melihat langsung respon Jihoon tentu saja langsung tertawa tipis, dan bahkan ia ikut merebahkan tubuhnya di samping Jihoon memeluk istrinya itu.

"Ternyata kau hafal aroma tubuhku heum ?" tanya Daniel dengan sedikit menggoda istrinya seolah masih bangun.

Lagi lagi Jihoon tak juga bangun, melainkan ia justru menelusupkan wajah nya pada dada bidang Daniel.

'Aku baru tahu sebenarnya kau seperti ini, Astaga Niel ... kau kemana saja dua bulan ini, mengapa kau belum hafal tingkah istrimu?' ucap Daniel menyudutkan dirinya sendiri dalam hati.

Setelah nya ia tenggelam ikut masuk ke alam mimpi bersama sang istri. Ia tak peduli jika nanti nya sekretarisnya mengetuk pintunya mencari dirinya.

A Lie ? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang