Jinyoung dengan seluruh tenaga yang ia miliki tampak berlari tanpa arah menjauh dari basecamp yang mencekik nya selama dua bulan terakhir ini.
Berkali kali Jinyoung memaki dirinya sendiri, yang seakan bodoh tak menyadari situasi yang terjadi.
Kata kata pengandaian selalu terbesit di kepala nya saat ini.
Waktu terus berlalu, sudah 30 menit ia berlari menjauh dari basecamp ataupun orang suruhan Younghoon yang ia duga pasti kini tengah mencarinya.
Perlahan tubuh Jinyoung mulai terasa lelah di bandingkan sebelumnya, belum lagi kedua maniknya yang terasa berat, dan ingin sekali ia pejamkan.
Sebelum ia benar benar memejamkan maniknya dan kehilangan kesadarannya, lebih dulu seorang pemuda menahan tubuh Jinyoung yang hampir limbung ke depan.
"Are you okay?"
Jinyoung tak dapat berkata apa apa. Tubuhnya sudah sangat lelah dan tak kuasa menahan kantuk dan lelah yang ia rasakan.
Brugh!
Pemuda itu dengan cepat tanggap membawa Jinyoung masuk ke dalam mobil, dan membawa nya sesuai dengan perintah atasan yang memerintahkan padanya sebelumnya.
.
.Selama perjalanan Jinyoung yang di taruh di belakang tampak pulas tertidur tanpa terganggu sedikit pun dengan musik yang di stel oleh pengendara mobil tersebut.
Tanpa terasa pemuda yang membawa Jinyoung sebelumnya telah sampai di depan pagar rumah yang memang ia tuju.
Sebuah pesan singkat pemuda itu kirimkan pada atasannya itu.
Sebuah gerbang terbuka secara otomatis tepat saat pesan tersebut terbaca oleh si pemilik rumah.
Pemuda itu langsung membawa mobilnya masuk ke dalam halaman parkir rumah tersebut.
Jinyoung masih juga belum bangun saat ini, untuk itu dengan terpaksa pemuda itu sedikit menepuk pipi Jinyoung guna membangunkannya.
Secara perlahan Jinyoung mulai mengerjapkan maniknya.
"Si..-siapa kau?!" Kaget Jinyoung saat benar benar membuka maniknya sempurna.
"Kau sudah bangun rupanya, cepat bangunlah, kau sudah di tunggu di dalam."
Hanya kalimat itu yang dapat pemuda itu katakan pada Jinyoung.
Mendengar kalimat seakan terintimidasi untuknya, tentu saja membuat Jinyoung sedikit memberontak dan keluar dari mobil itu. Niat nya Jinyoung hendak kabur dari pemuda yang berada di hadapannya, hanya saja ....
Jinyoung menghentikan langkah kakinya saat melihat rumah yang ada di hadapannya sekarang adalah rumah yang ia kenal, sekaligus memang rumah yang ingin ia tuju.
Tanpa aba - aba Jinyoung pun langsung berlari masuk ke dalam rumah tersebut.
.
."Jihoon!" panggil Jinyoung saat baru saja masuk ke dalam rumah tersebut.
Tepat saat itu manik Jihoon berpapasan dengan Jinyoung.
Suaminya tak berbohong padanya!
Daniel memang benar benar menemukan Jinyoung, sahabatnya!
"Jinyoung-ah!" Pekik Jihoon dengan manik nya yang mulai basah dengan cairan bening di pelupuk matanya.
"Jangan berlari Love, ingat kedua baby kita ada di perutmu," ujar Daniel berusaha mengingatkan Jihoon yang ia yakini hendak segera berlari ke arah Jinyoung.