9. ANREZ WIBU

459 217 17
                                    

kringgg,,,,,,,,

Bel masuk terdengar nyaring di seluruh penjuru sekolah.

Anrez yang sedang berjalan menuju koridor kelasnya melirik jam tangan di lengan kirinya.

"Pukul 07.00 WIB!" Gumamnya.

Setelah itu anrez segera melajukan langkahnya dengan sangat cepat setengah berlari.

Jam pertama adalah mata pelajaran bu ninik, guru sejarah yang sangat ia benci. Pasalnyaa, anrez sering di jadikan sebagai budak saat mata pelajarannya sedang berlangsung.

Contoh tempo hari, anrez selalu di suruh menulis di papan tulis saat bu ninik sedang mager buat nulis. Pernah juga itu nenek lampir satu nyuruh anrez nyapu di kelas sebelum pelajarannya di mulai.

Hadeuhhh manteman! Begimane coba perasaan kalian di gituin ama guru biadab itu. Jangan-jangan nih yaa, itu guru satu punya dendam pribadi deh sama anrez. Ya, kalo nggak, kenapa suka banget gitu loh bikin anrez jadi kesal.

Hadeuhh lupakan saja masalah bu ninik sekarang. Yang paling penting sekarang adalah bagaimana ia bisa sampai di kelasnya yang berada di lantai 4 dengan langkah kakinya yang tak seberapa.

"Hhhff" anrez berusaha mengatur napasnya yang tersenggal-senggal.

Diriya kini sudah ada di lantai 3. Tetapi, anrez masih tetap harus menaiki banyak anak tangga lagi untuk sampai di kelasnya.

Setelah merasa cukup baikan dengan lelahnya. Anrez segera melanjutkan perjalanannya. Sekolah SMA TRICAKRAWALA benar-benar seperti istana.

"Harusnya sekolah nyediain lift ya buat orang-orang lamban yang sukanya telat kayak lo!" Ucap seseorang yang datang dari arah berlawanan.

Anrez yang baru saja hendak melangkahkan kakinya sontak terkejut melihat orang di depannya kini.

"Minggir ah lo! Gue lagi buru-buru nih!" Kesal anrez melihat gadis di depannya menghalangi langkahnya.

"Yaelah santai sih!" Ucapnya tak senang dengan ucapan anrez barusan.

"Minggir araa!" Usir anrez cepat tak mau membuang waktu.

"Tiara!! Lo denger gue gak sih?" Teriak anrez tepat di telinganya.

Yup, gadis yang ternyata di hadapan anrez kini adalah tiara.

"Hah? Iyaa anrez! Gue masih denger kok!" Jawab tiara.

"Trus?"

"Trus?" Kata tiara mengulang kata anrez.

"Araa! Please deh! Gue harus buru-buru! Ngomong sesuatu kek, apa kek! Hhhf! Kalo nggak ada yang penting gue mau cabut dulu!" Pinta anrez kesal.

"Sesuatu" jawab tiara.

"Ngeselin banget sih! Awas ah! Pelajaran udah di mulai nih!" Sentaknya.

"Suuut! Lo diam disini! Because ini penting!" Jawab tiara.

"Sok inggris lo orang kampung juga!" Ledek anrez.

"Enak aja! Gue orang kota! Btw, Apa hubungannya?" Tanya tiara polos.

"Aduh mamaee, ini tiara ngapain malah ngajak ngobrol sih! Waktu dan tempatnya gak mendukung juga!" Batin anrez.

"Aduh araa! Gue harus ke kelas dulu. Lo denger tadi kan udah bell! Udah masuk! Gue duluan!" Ucap anrez seraya mendorong tubuh tiara sedikit menjauh agar tak menutupi jalannya.

Anrez dengan cepat melangkahkan kakinya menaiki tangga menuju lantai 4.

"Gue tunggu di kantin pas jam istirahat!" Teriak tiara memberi pesan untuk anrez sebelum anrez memghilang di ujung anak tangga.

Anrez yang masih bisa mendengarnya, hanya tersenyum kecil mengiyakan.

Keadaan koridor saat itu sedang sepi. Jadi mudah bagi tiara untuk bicara banyak dan sedikit keras.

Tapi, jikalau saja keadaan di dekat koridor sedikit rame tiaraa akan malas berbicara banyak. Apalagi lantang seperti tadi. Sangat malas untuk menjadi pusat perhatian untuk hal-hal yang tak perlu di perhatikan orang-orang.

Tiara menuruni tangga menuju kelas bahasanya yang berada di lantai dua dengan cepat. Ia juga harus memikirkan bagaimana pelajaran yang sudah di mulai dari tadi.

"Rese banget sih anrez! Harusnya dia dateng lebih pagian biar gue bisa mintain dia buat ngerjain pr bahasa jepang gue! Secara dia kan wibu tuh! Tapi malah telat! Dasarr siput!" Maki tiara di perjalanan menyadari kegagalannya.

Kelah bahasa 2 dan kelas anrez yaitu kelas Ips 3 memang sangat jauh. Di batasi oleh lantai 3 tapi sangat dekat jika di tempuh oleh tangga kecil rahasia yang baru saja di injak oleh kedua insan tersebut.

"Kalo udah tau anrez bakal telat ngapain juga tadi gue ke kelasnya coba! Bodoh banget gue!" Sesal tiara menyadari kebodohannya.

"Udah Tiara! Sabar! Tahan! Jangan emosi! Kontrol! Lo harus sabar! Lo gak mau kan dapet nilai mata sapi lagi dari sensei mikizhawa? Yaudah sabar aja!" Ucap tiara menenangkan dirinya.

Hadeuhh kayaknya ini mah tiara salah milih jurusan deh! Harusnya dia masuk ips atau ipa aja. Tiara pikir waktu pertama kali menginjakkan kakinya di SMA TRICAKRAWALA. Kelas bahasa adalah kelas dengan pelajaran paling mudah dan gak bikin ribed.

Ehh ternyata. Malah di penuhin sama bahasa-bahasa yang bikin otak tiara is mumet and puyeng.

Tiara emang gadis yang pintar. Tapi tidak dengan bahasa jepangnya.

"Gapapa deh! Pelajaran bahasa jepang kan di mulai abis istirahat. Pasti masih ada banyak waktu buat minta anrez ngerjain pas waktu istirahat! Biarin aja! Rasain tuh anak! Lagian kemarin pakek segala balapan sih! Untung belum gue aduin ke bundaa. Bisa gue manfaatin hihiii!" Kikik tiara kesenangan.

Yahh bidadari mulai memiliki tanduk merah rupanya di atas kepala.

"Maafin tiara ya tuhan! Jangan kutuk tiara jadi batu! Jadi permata aja deh kalo boleh biar harganya mahalan dikit muehehehe!" Ucap tiara menyadari niat jahatnya untuk memanfaatkan anrez.

Baiklah sodarah-sodarah dan pemirsah sekalian yang terhormat. Mari kita liat jam istirahat mendatang.







%%%

Heyoo gess,

Pakabar semua?
Semoga semua baik-baik aja ya.

Cuman mau bilang maap, kalo up nya sering telat hehe.

Tapi sekarang aku mulai usahain up lebih sering deh.

Yang penting staytune dan makasih banyakk buat para shipers dan readers yang baik, di tinggalin jejaknya boleh merenn.

Hehe.

Ceuceu berdakwah:

"Jangan lupa untuk bahagia, bersyukur, dan sabar hari ini:)"

Makasih♡.


LOPYU SEKEBON SEMUA JIKA BERKENAN FOLLOW IG AUTHOR YA----->@sizah_21

[✔] 𝙸 𝙼 𝙿 𝙴 𝚁 𝙵 𝙴 𝙲 𝚃 𝙸 𝙾 𝙽 𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang