[✔] 𝙸 𝙼 𝙿 𝙴 𝚁 𝙵 𝙴 𝙲 𝚃 𝙸 𝙾 𝙽 𝚂

42. PAGI YANG INDAH

Hay semua,
I M P E R F E C T I O N S

COME BACK🤗

Yuk langsung di simak kelanjutannya

Tetep ramein ya🤗

#kawalsampaidapat

***

Sabtu pagi yang cerah. Anrez melihat jam dinding nya yang menempel di dinding.

Waktu sudah menunjukkan pukul 06.30 wib. Karena ini hari Sabtu, anrez akan menjadi lebih santai. Karena sebagian besar waktu belajar di hari Sabtu ini di habiskan di pelajaran Pramuka.

Anrez segera keluar dari kamarnya turun ke lantai bawah, sarapan lalu berangkat menaiki motornya ke sekolah.

Di lain sisi ada Tiara Eka yang baru membuka matanya. Tiara meraih handphonenya, dan seketika langsung histeris dan melompat dari tempat tidur.

"Aaahh! Jam setengah tujuh! Dua puluh menit lagi masuk! Gue gak boleh telattt!"

Tiara segera masuk ke kamar mandi dengan secepat kilat pun ia juga sudah mengganti seragamnya. Seragam Pramuka nya telah siap di lemari bajunya, mungkin semalam bik Sar yang menaruh nya.

Tiara menyisir rambutnya asal, memakai kacu Pramuka nya dan langsung mengambil tas sekolah nya.

Dengan berlari terburu-buru Tiara menuruni anak tangga, meminum segelas air putih lalu menuju rak sepatu nya. Setelah dua pasang sepatu sudah berada di kakinya Tiara pun segera mengambil kunci mobilnya yang ada di deretan kunci di nakas samping ia berdiri.

Membuka pintu dengan terburu-buru dan memanaskan mobilnya, setelah panas Tiara pun pergi dengan mobilnya tanpa pamit kepada siapapun. Hm, jika sudah telat apapun akan menjadi terburu-buru.

Di lain sisi, anrez sudah berada di sekolah. Ia memarkirkan motornya di parkiran sekolah.

Anrez melepas helm nya lalu membenahi rambutnya asal, lalu berjalan masuk ke koridor sekolah.

Saat sedang asyik berjalan sambil bersenandung ria, tiba-tiba dari belakang ada yang merangkul bahunya sambil tersenyum menyapa.

"Woe! Pakabar Lo? Lama ya gak ke basecamp! Kemana aja sih?!" Sapa Keenan.

"Ish! Apaan sih Lo! Ganggu aja! Merusak pemandangan gua pagi, pagi!" Bentak anrez merasa terganggu.

"Dih! Dekel minta di tonjok nih! Gue nanya baik-baik juga!" Kesal Keenan yang langsung menyenggol lengan anrez kesal.

Anrez pun hanya melirik sinis Keenan.

"Eh, anjir! Keenan Lo gak ada akhlak banget bege! Bayar anjir bakwan lu! Gue jadi yang di tagih Ama pok ncep anjir! Lo keterlaluan banget! Kebiasaan ninggalin gua di kantin dewekan cuman buat tuh gorengan serebu doang!" Maki Gibran tiba-tiba yang datang dari arah belakang anrez juga.

Gibran datang dengan langsung menghadiahi Keenan pukulan di kepalanya dari tas milik Gibran.

"Aelah! Pelit lu ama kembaran sendiri juga!" Keluh Keenan tak kerima.

"Ih! Kembaran? Ogah gua! Ogah! Gue mending ga punya kembaran kalo modelannya kek lu mah!" Semprot Gibran yang langsung menolak mentah-mentah.

"Kalo kembaran nya model kayak gue masih mau gk?" Tanya seseorang tiba-tiba dari arah depan mereka bertiga.

Terlihat ada dua orang yang sedang berjalan beriringan.

"Gavin? Beuh, gak usah di tanya! Kalo bisa nih ya mungkin Gibran bakal milih lebih masukin lu balik ke dalam rahim emak lu. Kalo gak inget ginjal lu bisa ngasilin duit!" Jawab Keenan dengan gurauan.