3. BAKSO MERCON

604 238 0
                                    

"Anrez ih ini bakso gue!" Cekatan tangan tiara mengambil kembali mangkok ayam jago yang hampir berada di tangan cowok itu.

Anrez tak mau kalah. Ia malah makin memperkuat tarikannya untuk mendapatkan semangkuk bakso milik tiara yang menggugah selera.

"Guee bagii!" Pintanya sedikit memaksa.

"Gak boleh ih anrezz!! Kalo lu mau beli sono sendiri!" Kesal tiara.

Dengan segala kecerdikan otaknya. Tiara langsung menginjak kaki anrez dengan kencang.

Untung saja tiara tak pake hight heels atau pun alas kaki yang akan membahayan kondisi di kakinya kemudian hari.

"Nah dapeet!!" Teriak tiara senang saat tangan anrez tlah melepaskan mangkuk baksonya.

"iiih ara mah! Gue kan mao!" Anrez berdecak sebal seraya duduk di samping kiri tiara.

"Lo ngapain sih?" Tanya anrez kepo yang melihat tangan dan mata gadis itu tak teralihkan dari laptolpnya.

Sekarang mereka berdua tengah berada di ruang keluarga rumah tiara.

Rumah anrez yang tepat di sebelah kanan rumah tiara membuatnya sering mampir ke rumah tiara.

Tentunya dengan niat dan tipu muslihat buruknya terhadap tiara. Contohnya, pernah waktu itu anrez diam-diam ke kamar tiara untuk menyalin jawaban sejarah gadis itu dari buku tugasnya.

Tiara yang saat itu sedang keluar tak tau menahu soal keburukan anrez saat itu. Mamah tiara sering berdinas ke luar kota sedangkan tiara hanya tinggal dengan bik sar dan mang dede sebagai tukang kebun rumahnya.

"Nulis apaan anjir lo panjang amat?!" Tanya anrez heran.

"Mata lo nulis! Gue megang pulpen aja nggak!" Jawab tiara acuh tak acuh seraya turus mengetik di keybord laptopnya.

"Iyaaa maksud guee lo ngetik apaan?!" Tanya anrez sekali lagi sambil menggeser posisi duduknya mendekat ke samping tiara.

"Sono ah! Jauh-jauh! Bunda nyariin lo tadi, udah sono pulanggg! Gue lagi sibuk nih!" Usir tiara terang-terangan.

Anrez yang mendapat perlakuan itu malah balik mendekatkan posisi duduknya dengan tiara kini. Bahkan sampai mepet.

"Anrezzzz!! Ini semua tuh gara-gara lo ya! Tadi pagi gue telat di kelasnya pak Abhi, si killer mata emapat ituu! Makanya gua di suruh ngerjain soal mtk yang banyaknya naujubileh inii di laptop!" Ujar tiara setengah merengek menyesal.

"Lagi edisi curhat bund?" Tanya anrez menggoda.

"Iya! Curhat dong mahhh!" Jawab tiara spontan yang langsung membawa laptop di pangkuannya. Menjauh dari anrez memang pilihan terbaik bagi tiara.

"Mau kemana araa?!" Tanya anrez bingung.

"Mau ke kamar mandi! Kenapa lo mau ikut?!" Tanya tiara ganas.

"Hayuu atuhh!" Jawab anrez kesenengan.

"iiishhh dasar gak tau malu lo!" Umpat tiara kesal langsung menaiki tangga rumahnya menuju ke kamar tidurnya.

"Ara! Bakso lo buat gue ya!" Teriakan anrez dari lantai satu menggema di seluruh penjuru rumah tiara.

Tiara yang hendak saja melangkahkan kakinya untuk menginjakan ank tangga terakhir sebelem lantai dua.

Lantas ia turun lagi ke lantai satu. Hendak menyelamatkan baksoo mercon kesukaaannya dari perut maruk milik anrez.

"Anrezz jangan di makaann! Punya guee!" Larang tiara yang langsung merebut mangkuk dari tangan anrez.

Tapi gagal. Tangan kanan tiara yang tadi sudah memegangi laptopnya sedari tadi kini terayun bebas seakan hendak siap-siap melahap mangsa di depannya.

"Makasih ara lo baik deh! Gue makan yaa!" Anrez sudah hampir memasukan sebulet bakso ke dalamnya.

Tiara yang lihat itu jadi langsung menagmbil cepat baksonya.

"Jangan anrezz jelekk! Lo gak boleh makan itu!" Larang tiara.

"Kenapa? Ah bilang aja karna lo gak mau baksonya di makan gua kan?"

"Bukan!"

Anrez mengernyitkan kening. Bingung sesaat lalu melahap bakso yang sedari tadi sudah ada di garpu kini ada di dalam mulut anrez.

"Aaakkkhhhh! Pedess anjir! Lo gak bilang kalo inii bakso merconn! Gue kan paling gak bisa makan pedesss araaa!!"

Anrez udah loncat loncatan aja kek cacing kepanasan gara gara kepedesan.

Mungkin kalo di film-film ada efek api yang keluar dari telingannya.

"Kan! Gue bilang apa? Gue bilang jangan ya jangan ngapaa! Ngeyel sih lu!" Ucap tiara acuh sambil mengambil mangkok bakso kesukaannya dan berjalan menaiki tangga ke kamarnya.

Anrez udah langsung lari ke dapur dan nyari air dingin di kulkas.

Betapa kagetnya dia ternyata isi kulkas ara kosong. Sama sekali gak ada minuman satu pun yang ada hanya telur dan beberapa sayuran.

"Araa! Kualat lo ama gue! Bisa-bisanya lo ya!" Anrez udah merutuki tiara sedari tadi.

Tiara yang mendengar teriakan anrez sudah ketawa jahat kesenangan.

"Makanya kalo di bilangin sama ara jangan batu!" Gumamnya langsung fokus ke laptopnya lagi.







%%%

Heeeyyyyooo Whats'up bro?
.
Eaaa sok bet inggris aku yaa wkwkw.
Udah lah skip dulu.
Gimana sejauh ini? Ngebosenin gak?
Kalo iya comen aja di bawah ntar aku bikin lebih seru lagi.
Kalo ada saran pleasee kasih tauu.

Kita sharing di sinii wahai readers ku tercintrongg wkwk.

Ok?
.
Okehin ajaaa yaa. Makasihh.
.
Love youu paling gede buat kalian

Ceuceu berdakwah:

"Janga lupa tersenyum, bersyukur, dan slalu sabar:)"

[✔] 𝙸 𝙼 𝙿 𝙴 𝚁 𝙵 𝙴 𝙲 𝚃 𝙸 𝙾 𝙽 𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang