16. TEMAN BARU

364 197 15
                                    

Hari ini hari kamis. Keesokan dari hari saat Anrez mengajak tiara untuk bolos akibat pelajaran kelas jepang yang membuat tiara frustasi setengah mati.

Akibat dari kebolosannya kemarin. Di sinilah Anrez berakhir.

Perpustakaan.

Dengan tumpukan buku yang sangat banyak dan berantakan serta debu yang sangat merisihkan dan tak nyaman, membuat Anrez seringkali bersin saat membersihkannya.

"Woah anjir kali tuh bocah! Pake ngadu segala lagi!" Ucap anrez dengan emosi yang tak terbendung pada mantan sahabatnya Rio.

"Udah bikin gue di hukum sama bu ninik sekarang bikin gue di hukum juga sama pak Rahman!"

"Tapi gapapa deh! Untung cuman gue doang yang ketauan! Tiara mah aman! Gue gak akan biarin sih kalo sampai tiara kena hukuman juga! Ya, ini semua emang salah gue juga pake ngajakin dia bolos ke dufan!" Lanjut Anrez mensyukuri.

Cklekk

Pintu perpustakaan terbuka.
Anrez pun dengan segera melanjutkan hukumannya lagi dan tak berniat untuk melihat siapa yang datang.

"Hy bro! Gimana udah beres belom kerjaan lo?" Tanya seorang pria yang masih berada di ambang pintu perpus.

Anrez sudah muak sekali dengan suara itu sehingga membuatnya enggan untuk menoleh apalagi menjawab ucapannya.

"Makanya bro, Kalo mau bolos jangan di pelajaran olahraga! Udah tau pak rahman kan killer juga! Padahal bukan guru mtk ya dia? Haha." Katanya lagi. Tapi kini berjalan mendekati anrez dengan sedikit tawa mengejek.

Anrez masih diam tak mau merespon. Dan terus melanjutkan pekerjaannya membersihkan rak-rak buku dengan kemoceng.

"But, by the way! Mau tau gak gimana bisa gue tau kalo kemaren lo cabut?" Tanya nya.

Anrez masih bersikap tak peduli dan memilih mengabaikannya. Jika di ladeni maka ia akan jadi gampang sekali emosi.

"Gue kemarin liat lo tau di parkiran belakang dan setelah tau ternyata lo mau cabut. Gue langsung laporin aja ke pak rahman! And then..."

"Gue juga liat cewek yang sama lo! Tiara kan dia?" Lanjut nya berucap setengah berbisik mendekat ke telinga anrez.

Anrez yang mendengar nama tiara di sebut. Tak tahan lagi menahan emosinya pada manusia di depannya itu.

Anrez mendongak dan dengan tanpa segan-segan lagi ia menarik kasar kemeja putih milik laki-laki di hadapannya.

"Apa?!" Tanyanya sedikit menantang.

Membuat anrez ingin sekali menghajarnya sekarang juga.

Kalau saja ia tak ingat bahwa sekarang dirinya tengah menjalani hukuman. Ia pastikan mantan temannya ini menerima pelajaran kalo sampe berani melibatkan tiara dalam urusan ini.

"Berani lo sebut namanya lagi! Lo akan tau akibatnya!" Ancam anrez tetap tenang namun terdengar mengerikan bagi siapa saja yang mendengarnya.

Senyuman sinis sekaligus mengejek pun terukir di bibir laki-laki di hadapan anrez itu.

"Gue gak peduli sama ancaman lo! Karna apa? Lo tau, Mulai sekarang gue bakal nge-gebet Tiara! Dan gue pastikan, Lo gak akan pernah mendapatkan tiara!" Ujarnya.

Anrez sudah berada di puncak kemarahannya. Saat itu laki-laki di hadapannya malah tersenyum senang penuh kemenangan.

Karna tujuannya datang adalah hanya untuk membuat emosi anrez yang mudah sekali berkobar itu jadi terpancing.

And see! Sekarang laki-laki itu tau dimana kelemahan Anrez.

*Tiara bisa jadi barang yang bisa gue manfaatin buat bantu gue menghancurkan anrez!* Batin laki-laki itu.

[✔] 𝙸 𝙼 𝙿 𝙴 𝚁 𝙵 𝙴 𝙲 𝚃 𝙸 𝙾 𝙽 𝚂Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang