35

135 15 0
                                    

Hana mengerucutkan wajahnya, Ia kesal sungguh kesal. Saat sedang bersama Varo tadi Saka dengan seenaknya menyuruh dirinya untuk pergi ke tempat kerjanya. Hanya ingin mengungkapkan isi hatinya ada saja yang mengganggunya.

"Ada apa?" Tanya Hana memasuki market dan langsung pergi ke tempat kasir.

Saka yang ditatap tajam oleh Gikina hanya diam saja tangannya sibuk memasukkan barang yang sudah kadaluwarsa. "Beli minuman ... temenin gue di sini."

"Temenin?" Heran Hana mengangkat satu alisnya.

"Gak mau?"

"Oke." Hana pergi berlalu dirinya sudah sangat kesal dengan Saka. Walaupun wajah Saka tampan tapi sifatnya membuat Hana jengkel, sifat yang Hana tidak suka. Memaksa.

Hana membuka kulkas lalu mengambil salah satu minuman dan langsung meneguknya. Merasa kesal membuat dirinya semakin haus. Hana mengambil lagi satu kaleng minuman lalu menutup pintu lemari pendingin. Saat ingin minum Hana menatap orang disampingnya yang juga sedang minum seperti dirinya.

Anehnya orang itu memakai baju serba hitam dilengkapi topi dan masker. Tapi Hana tidak penasaran lagi dengan penyamarannya, lihat saja! Di topi orang itu terdapat sebuah logo serigala berwarna putih. Itu persis dengan gambar orang yang ditunjukkan oleh Key kemarin.

Hana bersikap biasa saja. Dirinya tidak begitu peduli dengan orang didepannya. Ia berjalan ke arah tong sampah disamping lemari pendingin, sekali hempas dua kaleng minuman yang diminum Hana tadi langsung masuk. Hana berbaik ingin pergi tapi jalannya di tahan oleh orang yang tadi ia lihat.

"Cih! Awas, mau ngapain lo?" Sengit Hana.

Orang yang ditatap hanya terdiam, "kamar mandi dimana?" Tanya orang itu.

"Gue baru dateng ya kali gue tau kamar mandi, tanya noh yang di kasir jangan tanya gue." Sewot Hana meski tak terdengar sopan karena orang didepannya terlihat tua sedangkan Gikina masik anak SMA.

"Dugaan gue bener." Hana menatap ke samping, Saka berdiri dengan melipat tangannya di dada. Hana merasa takut, apanya yang Saka tau? Dirinya kah yang sedang menyamar sebagai Gikina atau orang didepannya ini. "Adyan." Lanjut Saka.

Orang yang memakai baju serba hitam berdiri berkacak pinggang, "ternyata lo cepet banget ya temuin gue hanya dengan dua kali liat doang. Tapi gue akan bilang sama apa yang gue ucapin dibelakang sekolah." Adyan membuka maskernya, menatap tajam kearah Saka.

"Gue belum tau alasan lo ngincer Gikina terus dari awal."

Adyan meraih pergelangan tangan Gikina disampingnya membuat Hana ingin sekali menonjok wajah sok angkuh didepannya. "Dia udah tau rahasia geng wolf yang sudah dirahasiakan selama lima tahun. Jadi ... apa yang lo denger tentang rahasia geng wolf dengan geng cat wild?" Tanya Adyan menatap Hana tajam.

Hana menatap kebawah sedang berpikir, mungkin mengerjainya sesekali akan seru. "Nggak ada. Gikina cuman denger kalian ngomong masalah anak itu yang tau rahasia kalian berdua, selain itu Gikina gak denger."

Adyan menyipitkan matanya merasa curiga dengan Gikina didepannya. "Lo bahkan ngintip lewat jendela! gue tau semuanya, jangan macem-macem ya!"

"Gikina gak macem-macem emang itu yang Gikina denger. Karena jarak kalian berdua dengan jendela sangat jauh. Gimana Gikina bisa denger?"

"Sejak kapan kelas menjadi jauh? Lo pasti udah dengar semua, bahkan tentang anak itu."

"Kayaknya kakak salah liat deh, Gikina dateng saat kakak ngomong tentang anak itu bukan saat kakak ceritain masalah kakak dengan cat wild."

"Apa maksud lo bekerja sama dengan kepsek dan wasek?" Tanya Saka melerai perdebatan Gikina dangan Adyan. "Gak mungkinkan mereka setuju aja sama anak geng kayak lo."

Geekyna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang