19

174 12 0
                                    

pagi hari. Di kelas 11 IPS 4 sangat ramai, orang-orang yang berada didalamnya sedang berbahagia. Ada yang mengobrol, main, tidur, bernyanyi, dan masih banyak lagi. Hanya dua orang yang berada dipojok ruangan sibuk dengan urusannya sendiri menghiraukan gaduhnya kelas. Yang satu sibuk membaca buku dan satu lagi sibuk dengan ponselnya, keduanya sangat serius. Karena bel masuk kelas belum berbunyi mereka semua masih asik dengan dunia mereka sendiri. Tak peduli jika guru datang memarahi mereka. Toh, mereka hanya butuh ketenangan sebelum diganti dengan pelajaran yang membosankan.

Klaudi menatap Gikina dari jauh ia sangat penasaran, kenapa Gikina tidak begitu khawatir dengan tasnya? Yah, walaupun Klaudi tau Gikina mengganti tas yang lain. Tapi seenggaknya ada barang berharga gitu ditasnya? Kan jadi seru kalo Gikina cemas memikirkan tasnya. Klaudi menatap jam ditangannya jam sudah menunjukkan pukul 06:50 WIB, itu artinya 10 menit lagi bel masuk berbunyi. Klaudi keluar dari bangkunya. Tika dan Rere awalnya kesel Klaudi pergi saat mereka lagi asik ngobrol. Tapi setelah melihat Klaudi pergi kearah mana, mereka tidak lagi kesel malah penasaran apa yang akan dilakukan klaudi pada seorang anak culun kesayangan sekolah.

Klaudi berdiri angkuh didepan gikina dan gikina tidak menyadari bahwa ada dirinya. Klaudi berdengus kecil, bagaimana bisa gikina masuk disekolahnya yang elit ini? Sungguh tak masuk akal. Walaupun orang tua memohon, kalau anak tidak pintar kemungkinan besar tidak diterima bukan?. Klaudi berjalan kesamping gikina menopang badannya dengan memegang pinggiran meja.

Gikina yang merasa ada orang disampingnya, menengok. Ia melihat klaudi membuat senyum yang sungguh aneh. Hingga Gikina mengernyitkan dahinya, ada yang salahkah dengan Klaudi? Oh, atau dia mau bikin pesta lagi?. Gikina tahu disetiap senyuman Klaudi, pasti ada rencana jahat diotaknya. Tidak ada senyuman Klaudi yang tulus semua palsu.

Gikina bahkan pernah terpedaya dengan senyumannya sekali dan setelah itu Gikina tidak lagi menganggap senyuman Klaudi tulus. Walaupun dihatinya terus berkata Klaudi bisa jadi baik tapi itu tidak bisa mengubah pikirannya yang sudah bertolak belakang dengan hatinya. Gikina sudah biasa melihatnya, ujung-ujungnya ia bakal jadi bahan candaan satu sekolah ataupun sekelas.

"Geeky!, lo mau tau gak? Dimana tas lo."

Gikina hanya terdiam ia sungguh penasaran tetapi harus berhati-hati, bisa jadi Klaudi membohonginya. Mengingat klaudi selalu membohonginya. Perkataannya memang to the point, tapi semua perkataan yang langsung ke intinya dibuat jadi bahan lelucon. Membuat Gikina waktu itu sedikit tercubit diperlakukan seperti itu.

"Gue gak sengaja ngeliat sesuatu warna pink diatas mesin outdoor AC ruang guru. Pas lagi di depan gerbang."

Gikina terkejut, ia juga melihat sesuatu warna pink diatas mesin outdoor AC saat didepan gerbang. Apa itu tasnya? Nggak mungkin!. Bagaimana tas bisa sampai disitu? Jarak ruangannya dengan mesin outdoor AC agak jauh. Tapi Gikina tidak boleh percaya dengan omongan Klaudi mungkin saja ini prank yang biasa dibuat Klaudi untuknya. Gikina hanya diam ia menunggu kelanjutan dari ucapan Klaudi.

Klaudi berdiri tegak menempelkan tangannya didagu, seperti orang yang sedang berfikir. "Gue rasa itu tas lo deh geeky. Soalnya ya yang punya tas kayak lo itu cuman satu, gak ada yang lain."

"Lo gak penasaran atau periksa gitu? Bener apa bukan tas lo." Lanjut Klaudi aneh melihat Gikina yang diam memandangnya.

Klaudi mendengus kesal, "terserah, kalo lo gak mau ambil. Jangan nyesel ya." Klaudi pergi dengan senyumannya lagi. Membuat Gikina jadi penasaran. Klaudi duduk kembali ditempatnya. Tika dan Rere. langsung menyambar bertanya, mengingat kelasnya sungguh berisik jadi mereka tidak mendengar terlalu jelas. Klaudi hanya tersenyum duduk sambil melipatkan kedua tangannya. "Gue yakin si geeky bakal cemas mikirin tasnya kemaren, heh liat aja."

Geekyna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang