"Saka, Papamu minta Bunda nikah lagi. Kamu mau kan?" Tanya Lina pada Saka yang tiduran diatas kasur dengan wajah yang menghadap langit-langit kamarnya.
"Sebenernya Aku masih kesel sih Bun. Tapi, kalau Bunda mau, Saka gak bisa maksa." Jelas Saka.
"Jadi Saka nyetujuin hubungan Papa sama Bunda?"
"Bisa dibilang begitu."
Lina tersenyum sambil mengusap lembut surai Saka. "Kalau Saka emang gak suka bilang aja sama Bunda. Bunda cuman minta pendapat Saka, kalau Saka gak setuju gak papa."
"Aku bakalan nyetujuin semua yang Bunda bilang. Mau ekstrim pun Aku akan setuju." Lina tertawa mendengar penuturan Saka.
"Tapi ... Sena setuju Bunda nikah sama Papa? Sena kan gak kenal sama sekali siapa Papa." Tanya Saka.
"Siapa bilang gak suka?" Saka menatap Lina disamping kepalanya. "Baru aja ketemu Sena malah pasang-pasangin Papa sama Bunda." Mendengar itu Saka tertawa kecil mendengarnya. "Yah, walaupun Sena gak peduliin omongan Papa pas Papa bilang dia Ayah kandungnya."
"Kalau Bunda suka, kenapa enggak?"
"Bunda masih ragu sebenarnya. Tapi, Bunda mau sholat istikhoroh dulu. Takut salah ... oh iya! Kapan kamu mau ajak Gikina kesini? Bunda belum ngobrol sama dia."
Tadinya Saka asik mendengar Lina curhat, seketika terkejut saat Lina menyebutkan nama Gikina disana. "Aku udah bilang katanya sih besok sore, abis pulang sekolah."
Lina menganggukkan kepalanya. "Yaudah Bunda mau tidur, kamu tidur gih."
"Iya Bun."
•°•
"Assalamualaikum." Gikina memasuki rumah besar nan mewah ini, dibelakangnya ada Saka yang mengikuti dari belakang.
"Waalaikumsalam, Gikina. Bunda udah tungguin loh." Lina turun dari tangga, mendengar Lina bilang begitu membuat Gikina malu. "Ayuk kita masuk dulu." Lina membimbing Gikina untuk duduk disofa. "Gikina mau makan? Bunda udah siapin, buat kamu sama Saka."
"Makasih Tante, jadi ngerepotin."
"Nggak ngerepotin kok kan Tante yang ngundang. Oh iya, bilangnya jangan Tante ya? Bunda aja. Gimana?"
Gikina menggaruk tengkuknya yang tiba-tiba gatal. "Gimana ya?" Bingungnya.
"Nggak papa. Yaudah yuk kita makan." Lina berdiri dari duduknya, Saka sudah masuk ke kamarnya untuk mengganti baju. Gikina dituntun oleh Lina memasuki ruang makan. Ia sungguh kagum dengan suasana ruangan dirumah Saka.
"Maaf ya Kina, makanannya cuman segini."
Gikina menatap makanan yang hampir memenuhi meja. Makanan hampir semeja penuh, dibilang cuman segini? Bahkan kemarin Saka makan gak sampai segini lauknya.
"Gak papa Ta-Bunda hehehe." Gikina mulai menuangkan makanannya.
"Sena mana?" Tanya Lina pada Saka yang sudah selesai mengganti baju.
"Dikamar." Jawab Saka tanpa beban.
"Panggilin nanti kalau gak dipanggilin marah."
"Iya."
Tak berapa lama Saka dan Sena keluar dari kamar Sena. Sena mengucek-ucek matanya terlihat abis bangun tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...