Gikina memasuki rumahnya yang kecil dan nyaman ini saat memasuki rumahnya gikina mendengar orang tuanya berdebat tapi tak sampai mengeluarkan suara keras. Mereka didalam kamar. Walaupun suara mereka kecil gikina masih mendengar sedikit jelas apa yang mereka bicarakan.
Gikina melihat pintu kamar sani dan jeno terbuka sedikit. Dengan langkah perlahan gikina mengintip dicelah-celah pintu yang sedikit terbuka.
"Ayah...hiks...ibu gak mau gikina jadi sedih...hiks...karena perbuatan ayah" gikina mendengar sani-ibunya menangis sesegukan, sebenernya apa yang jeno perbuat hingga membuat gikina sedih?.
Terlihat jeno menghampiri sani yang sedang duduk dipinggir ranjang. Jeno duduk disamping sani lalu memeluknya. Walaupun sani mencoba mendorong badan jeno yang tegap tapi sani tak bisa, tenaganya sudah terkuras habis gara-gara menangis. Jeno mengusap-usap pundak dan punggung sani memberikan ketenangan.
"Bu sebenarnya ayah gak mau. Tapi ayah terpaksa hanya ini yang bisa ayah lakukan"
"Tapi ini bukan yang ibu sama gikina mau yah...bukan...hiks..."
Gikina berhenti menguping ia merasa tidak pantas mendengarkan masalah orang dewasa. Gikina memasuki kamarnya dan melihat hpnya sudah banyak pesan yang masuk. Semua menceritakan tentang kakak kelas cewek yang tadi pagi terluka dan masalah kakak kelasnya trian minggu kemaren. Ada satu lagi topik yang teman-temannya bahas. Saka. Sang kingnya sekolah pindah kelas ke kelas IPS, apa itu benar?.
"Kalo saka benar pindah ke kelas IPS. Aku mau saka dikelas aku" ucap gikina senyum-senyum melihat hpnya.
Lama-lama senyum gikina memudar, "kenapa aku ingin saka dikelas aku? Kan dia bisa dikelas lain" bingung gikina.
Memikirkannya membuat gikina jadi pusing, gikina menaruh hpnya diatas nakas mengambil handuk lalu berjalan kekamar mandi mungkin bisa menghilangkan kejadian klaudi saat istirahat tadi.
•°•
Disebuah ruangan yang sudah ada kursi dan meja yang memanjang. mereka, siswa-siswi yang tidak ikut eskul lain dan memilih ikut eskul tanpa nama memasuki ruangan yang asing bagi mereka. Mereka sungguh takjub ruangan yang sangat tersembunyi di SMA Witaya mempunyai ruangan sebagus ini. Di setiap belakang kursi terdapat orang-orang yang memakai seragam witaya ternyata mereka orang-orang yang sudah masuk ke eskul ini. Mereka ditunjuk untuk membimbing adik kelas mereka yang baru masuk ke eskul ini. Siswa-siswi yang masuk tadi duduk disetiap kursi yang sudah ditentukan namanya. mereka duduk sambil menatap kagum ruangan yang terlihat berbeda dengan ruangan eskul lainnya.
Terdapat AC juga didalam ruangan biasanya kalau ada ACnya itu ruangan osis dan guru tapi ruangan eskul ini mempunyai banyak AC. Gikina menatap takjub dengan semua ini. Gikina melihat seniornya, mereka tampan dan cantik gikina melihat dirinya sendiri bahkan ia bisa dibilang seperti orang yang baru masuk sekolah.
Seorang laki-laki pria paruh baya memasuki ruangan dengan pakaian jas yang lengkap dan rapi membuat gikina takjub kesekian kalinya. Gikina bahkan terlihat seperti bukan seorang siswa dengan seragam kebesaran ini ( bajunya ya yang besar bukan yang lain). Laki-laki itu duduk ditempat khususnya diujung meja dia duduk dengan wibawanya yang besar.
"Selamat sore anak-anak" ucap pria paruh baya didepan mereka.
"Selamat pagi pak"
"Sebelum memulai ada yang belum kenal saya?"
Semua orang menganggukkan kepalanya tapi gikina tidak. Ia tidak mengenal apapun tentang pria itu, bahkan namanya saja tidak.
"Kamu..." pria itu menunjuk gikina membuat gikina kelabakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...