Gikina terdiam setelah melihat bagaimana kotornya lapangan indoor ini. Apa yang terjadi semalam sampai-sampai sangat kotor begini?. Lihatlah sampah makanan dan minuman berserakan kemana-mana. Bahkan lantainya terlihat lengket, pantas saja para osis meminta eskul TOD membantu mereka jadi ini masalahnya. Gikina berjalan ke ujung lapangan lalu meraih sampah bekas makanan dan minuman memasukkannnya ke dalam plastik besar warna hitam.
"Gila! Serius kita disuruh bersihin ini? Kirain gue cuman dipel. Pantesan aja pak reza kasih kita semua peralatan kebersihan" ucap eza menatap tangannya yang penuh dengan berbagai macam alat kebersihan.
Key menepuk bahu eza, " udah bawel lu kayak anak cewek. Noh gikina gak bawel, yok kerja" ucap key mengingatkan eza agar tidak bawel disaat-saat seperti ini.
Eza menghembuskan napasnya. Sejak kapan key tidak selucu dulu? Eza mengindikkan bahu sungguh tidak tahu key yang berubah drastis saat ini. Eza berjalan kearah trimbun yang terdapat banyak bangku. Saat melihat bangkunya eza bergidik ngeri sisa makanan dan tumpahan minuman membuat bangku semakin kotor. Eza memulainya dengan memasukkan sisa-sisa makanan ke plastik yang ia ambil didepan pintu.
"Eyuh! Mama klaudi gak mau kayak gini!" Teriak klaudi saat melihat keadaan lapangan sekolahnya. Klaudi kira pak reza menugaskan dirinya cuman untuk mengepel lapangan ternyata dirinya salah ini lebih dari perkiraannya.
"Udah ayok di! Jangan kayak dia noh yang sok-sok-an bersihin tapi jijik yuk. Kita gak boleh kalah saing sama dia si cupu sekolah" ucap jeni menatap sinis gikina yang sedang membersihkan sampah. Sepertinya rasa kesal saat tahu gikina berbohong belum terlepas dari dirinya. Jeni belum bisa menerima gikina lagi.
Klaudi menatap gikina yang sedang membersihkan sampah didekatnya ada saka yang berdiri tidak jauh darinya. Klaudi yang melihat itu sangat kesal ia membuka lipatan plastik hitam, Klaudi tidak akn membiarkan kingnya diambil maid kayak gikina, No Way!!. "Gue kesana ya? Lo terserah dimana aja" ucap klaudi kepada jeni.
"Iya kalau ada yang perlu panggil aja gue" balas jeni menepuk bahu klaudi dua kali lalu pergi.
Ini waktunya klaudi bersama saka. Biasanya disaat seperti ini kegiatan makin kelihatan romantis bila klaudi bersama saka. Klaudi menyingkirkan anak rambut kebelakag telinganya lalu berjalan kearah saka dengan senyum yang merekah. "Saka!" Panggil klaudi manja saat didekat saka.
Saka hanya menatapnya sekilas lalu melakukan kegiatannya lagi memungut sampah. Klaudi yang diperlakukan seperti itu sungguh kesal. Ia menghentakkan kakinya lalu berjalan ke tengah-tengah saka dan gikina. Klaudi menatap kesamping, gikina masih membersihkan sampah dengan tangan jeleknya itu, ugh!. Klaudi menatap sampah dibawahnya dia sungguh jijik tapi melihat saka yang memungut sampah sendirian klaudi jadi kasihan dengan saka. Klaudi memasukkan satu sampah ke plastik lalu berdecih jijik saat sampah itu menyentuh tangannya yang cantik.
Eza yang sedang membersihkan sampah melihat kearah klaudi yang terus berteriak jijik. Eza pun tertawa melihatnya itu sungguh lucu menurut eza. "Eh putri jelek! Kalau gak suka nggak usah pungut tuh sampah. Udah tahu jijik malah dilanjutin mati lo yang ada kalo sama sampah lama-lama hahaha" ledek eza membuat klaudi geram dengan kata-katanya.
"Apa lo bilang!" Klaudi membuang kantong plastik yang sudah sedikit terisi dari tangannya. Sungguh tidak terima selalu diejek sama eza yang tidak cool kayak gitu. Klaudi menatap eza kesal lalu berjalan menaiki trimbun dan menjambak rambut tebal hitamnya eza.
"Aduh duh sakit putri jelek!" Teriak eza.
"Yarin rasain udah ngatain queen sekolah jelek yang ada tuh elo jelek! Udah muka kayak pengawal kerajaan masih aja ngatain queen!" Teriak klaudi.
"Jangan sok gak jijik deh pas masuk lo juga jijik liat nih lapangan kotor" lanjut klaudi yang benar adanya.
Eza terdiam sepertinya dirinya salah target. Eza menatap key yang sibuk membersihkan sampah biasanya key bakalan membantu eza saat dirinya dihina seperti ini. Tapi apa ini? Bahkan key tak menengok ke arahnya sama sekali. "Woy key! Bantuin gue dari putri jelek ini! Key!" Panggil eza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...