25

153 14 2
                                    

Gikina menatap jeni yang pergi keluar dari ruangan dengan keadaan menangis. Kasihan jeni, seharusnya jeni jangan terlalu percaya begitu saja pada klaudi. Gikina bisa merasakan apa yang jeni rasakan. Gikina menghela napas semua sudah terbongkar tinggal bagaimana akhirnya dari semua ini.

"Heh!"

Gikina terkejut bukan main saat klaudi meneriakinya dengan keras. Gikina menatap klaudi yang tengah menatap dirinya. Apa yang klaudi lakukan?.

"Lo kan yang udah bongkar semuanya?!" Ucap klaudi dengan lantang bahkan suaranya mengema diseluruh lapangan.

"G...gi...kina gak bongkar semuanya" balas gikina.

Oh tolong!. Jangan sampai klaudi mengamuk. Gikina bisa merasakan kemarahan klaudi padanya. Kalau klaudi mengamuk, gikina tidak bisa berbuat apa-apa untuk menghindar dari klaudi. Gikina melihat klaudi yang berjalan kearahnya dengan tatapan yang amat menusuk.

"Kalau bukan lo, siapa lagi? Saka? Dari awal dia gak mau kasih tau ke yang lain. Ani? Dia udah gue ancam. Jadi tinggal siapa? Tinggal elo yang belum. Jadi, ngaku aja lo yang udah bilang semuanya ke jeni kan?" Ucap klaudi.

"Bukan...bukan gikina"

Klaudi mendengus kecil sambil berkacak pinggang lalu tertawa kecil, "eh! Diantara ani, saka, sama gue tinggal elo yang belum ngaku. Gue bilang sekali lagi ngaku aja deh mending. Percuma lo tutupin, semua juga udah tau." ucap klaudi.

"Gikina beneran gak tau" cicit gikina.

"Trus selain ani, gue ama saka siapa lagi yang ngebocorin? Eza? Key? Mereka aja gak tau. Jadi siapa yang harus disalahin disini? Elo...elo-yang-harus-disalahin!" ucap klaudi menekan kata terakhirnya sambil mendorong bahu gikina dengan jari telunjuknya beberapa kali.

"Klaudi!"

Klaudi menegok ke belakang terlihat pak reza yang menatapnya dengan wajah yang menahan amarah. Oh sepertinya klaudi ketauan oleh pak reza. Melihat pak reza yang begitu menyeramkan klaudi berbalik badan menghadap pak reza lalu menunduk dalam. Dirinya tak bisa berkutik jika pak reza marah dengan wajah yang menyeramkan.

"Ikut bapak" ucap pak reza menahan kesal.

Sebelum pergi klaudi berbalik menatap gikina dengan tajam. "Kalau gue tau elo dalang dari semua ini gue akan habisin lo sekarang juga" setelah berucap seperti itu klaudi pergi mengikuti pak reza membuat gikina bernapas lega.

"Gila! Tuh anak udah salah gak mau ngaku lagi. Ck! Ck! Ck!" ucap eza sambil turun ke lapangan menggelengkan kepalanya, heran dengan sikap klaudi.

Eza menatap key entah kenapa temannya itu sejak pagi tidak berisik. Biasanya jika bertemu dirinya key tidak bisa diam pasti pecicilan mulu. Tapi ini beda sifat key berubah 180 derajat dalam sehari semalam. Sebenarnya apa yang terjadi dengan key?.

•°•

Klaudi mengikuti pak reza dibelakang lalu memasuki ruang yang bertuliskan Reza Ridwan. Klaudi duduk dibangku berhadapan dengan pak reza yang juga duduk didepan klaudi. Klaudi rasanya sungguh malas bila berhadapan dengan guru macam pak reza.

Pak reza menghela napas lalu meletakkan tangannya yang saling bertautan ke atas meja, "bapak sudah melihat semuanya secara langsung tadi. Apa benar kamu yang selama ini berbohong?" Tanya pak reza.

Klaudi melipat tangannya di dada lalu menyenderkan badannya disenderan kursi, "bapak sudah lihat Dan sudah dengar dari jeni tadi kan? Jadi apa yang bapak ragukan? Memang saya pelakunya" balas klaudi mengungkapkan semuanya tanpa ragu.

Geekyna (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang