"Selamat pagi anak-anak"
"Selamat pagi bu"
"Sekarang kita akan belajar menganalisis sebuah novel ibu akan membagikan kelompok supaya lebih mudah" ucap seorang guru bernama kyla.
"Ibu sudah membawa beberapa novel dari penulis wattpad supaya kalian lebih mudah dan ibu juga sudah membuat kelompoknya dari jauh-jauh hari jadi tidak ada yang perotes"
"Iya bu"
"Kelompok satu saka, fifi, zam dan riska silahkan kalian duduk dipojok sebagai kelompok pertama"
Fifi keluar dari bangkunya merasa senang ia bisa sekelompok bersama saka sedangkan saka sudah hampir kehabisan napas melihat fifi selalu merecokinya.
"Saka kita sekelompok!!!" ucap fifi senang.
Saka hanya diam menulikan pendengarannya tak mau kupingnya terganggu oleh satu semut merah yang berisik. Semua sudah disebutkan namanya dan duduk dengan kelompoknya masing-masing.
"Kalian analisa novelnya ibu tunggu sampai bel"
Semua sibuk dengan kelompoknya sedangkan kelompok saka hening tak ada percakapan.
"Zam nih lu yang nulis"ucap riska mendorong kertas dan pulpen ke zam.
Zam mendorongnya balik,"lo aja gue gak suka nulis"
Riska mendelik tajam,"Kalo gak suka nulis mending gak usah sekolah"
"Gue punya telinga bisa denger gak perlu nulis juga bisa"
Jawaban zam membuat riska kaget, lalu kesal. Kalah berdebat dengan zam.
Fifi yang melihat saka diam mendorong kertas dan pulpen tadi ke saka. "Sak lo yang nulis waktu kita udah kebuang nih"
"Kenapa gak lo aja?"
Fifi terdiam dia bermaksud supaya dia bisa melihat wajah tampan saka yang sedang serius nulis. Soalnya saka selalu duduk dibelakang pojok dan fifi dipaling depan sehingga ia hanya bisa melihat saka dari jauh.
"Ya karena tangan gue keram"
"Aneh"
Fifi menunggu saka mengambil kertas dan pulpennya ternyata saka tidak mengambilnya selama beberapa menit.
Riska mengambil kertas dan pulpen tersebut, "emang ya anak laki cuman mau terima beres doang"
Riska memulai terlebih dahulu mencatat point-point yang ada di novel pemberian bu kyla. Setelah itu fifi dan zam. Zam memberikan kertas yang sudah satu lembar terisi dan pulpen. Saka menatap zam didepannya membuat zam menghela.
"Tinggal lu doang waktunya dikit lagi abis"
Saka mengambil kertas dan pulpennya lalu menulis tanpa menjawab ucapan zam.
"Zam! kok lo cuman nulis tiga baris? udah gitu pendek-pendek lagi" kesal riska dia sudah nulis panjang-panjang bersama fifi tapi para cowok hanya beberapa baris saja.
"Gue masih mending noh saka cuman sebaris" tunjuk zam pada saka.
Riska menoleh ke saka yang sedang menulis. Benar, tidak sampai lima menit saka sudah selesai menulis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...