"Permisi"
Gikina memasuki ruang guru, terlihat banyak guru yang sedang duduk dimeja masing-masing. Ada yang ngobrol, ada yang fokus sama laptop didepannya, ada yang nelpon, dan ada yang makan siang untuk mengisi perut. Gikina mengedarkan pandangannya mencari bu keni.
"Gikina? Mau cari siapa?" Tanya salah satu guru yang melihat gikina tengah mencari seseorang didepan pintu.
Gikina berjalan kearah guru yang tadi bertanya dan menyalaminya, "maaf bu, gikina nyari bu keni. Bu keninya ada bu?"
"Oh bu keni lagi ke perpus dikit lagi sampe." Gikina hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum kecil.
Cklek!
"Itu bu keni." Tunjuk guru tadi saat melihat bu keni memasuki ruang guru dengan setumpuk buku yang dibawanya.
Gikina menghampiri bu keni dan berdiri didepan bu keni, "bu?". Bu keni yang sibuk merapikan buju ditangannya menatap kearah gikina lalu tersenyum, "oh gikina ayuk ikut ibu" gikina mengikuti bu keni berjalan kearah meja bu keni. Bu keni duduk ditempatnya lalu membungkuk mengeluarkan sesuatu dari bawah.
"Ini kamu bawa ke lab IPA taruh sesuai ukuran ya. Jangan sampai rusak soalnya ini masih baru. Inget kata ibu tadi ya"
Gikina hanya mengangguk lalu mengambil berbagai bentuk gelas diatas nampan dari tangan bu keni lalu pergi ke luar. Gikina sesekali menatap gelas-gelas ditangannya. Gikina pikir kayaknya lebih asik dikelas IPA ada praktik-praktiknya kalau dikelas IPS tidak ada praktik apapun.
"Oh ya? Bakal sukses besar dong?"
"Iyalah saya! kalau bukan saya, siapa yang mau ngelola organisasi sebesar itu?"
Gikina berhenti berjalan dan menatap kearah pintu berwarna coklat--ruang kepala sekolah. Gikina tidak pernah mendengar kepala sekolahnya itu punya organisasi, yang gikina sering dengar dari anak-anak malah kepala sekolahnya cuman punya perusahaan diberbagai kota. Gikina melihat pintu ruangan terbuka sedikit. Dengan langkah pelan gikina berjalan kearah pintu entah kenapa gikina ingin sekali mendengar kelanjutan pembicaraan kepala sekolahnya itu. Gikina melihat kedalam sebentar, dua orang yang menjadi kepercayaan sekolah sedang duduk santai sambil membicarakan yang gikina tidak tau itu apa. Setelah melihat keadaan didalam gikina menggeser badannya mendengar pembicaraan mereka dari balik pintu.
"Berapa banyak orang yang mau mengikuti organisasi kita?" Tanya wakil kepala sekolah.
"Wah itu gak usah ditanya, banyak banget. Malahan saya ingin membuat gedung lagi, soalnya gedung yang satu sudah penuh" seru kepala sekolah dengan semangat mengetahui organisasi yang dibuatnya berjalan sukses.
"Bener-bener, bagaimana kaki tangan kita? Sudah bagus? Itu saya yang pilih, gak kecewa kan kamu?"
"Nggak dong. Malahan mereka bisa menggantikan saya"
"Orang tua mereka juga sangat bagus dalam menjalankan organisasi ini. Pak, saya pikir...orang yang lemah lebih baik kita bu-"
"ah gimana dengan si saka? Bukannya lebih bagus dia mengikuti olimpiade sains. Walaupun dia anak IPS?" Tanya kepala sekolah memotong ucapan wakil kepala sekolah. Sehingga wakil kepala sekolah mengernyit heran saat seru-serunya berbicara kepala sekolahnya ini malah mengalihkan pembicaraan.
Kepala sekolah menunjuk menggunakan matanya kearah pintu membuat wakil kepala sekolah menengok kearah pintu. Ia melihat ada sebuah telinga yang sedang menguping pembicaraan mereka.
Gikina terdiam, saat suara yang tadi memenuhi ruang kepala sekolah tiba-tiba menjadi senyap. Apa mereka sudah kembali dengan aktifitas masing-masing? Tapi tadi sangat seru membicarakan organisasi yang dibangun kepala sekolah. Lalu tiba-tiba jadi membicarakan tentang saka dan sekarang tidak ada suara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...