Gikina, Ani, dan Klaudi sedang duduk disekitar api unggun yang sebelumnya padam. Udara malam yang dingin membuat mereka membutuhkan kehangatan. Sedangkan para lelaki sedang mengurusi Adyan begitupun anak buahnya.
"Di lo gak papa?" Tanya Tika yang sedari tadi mengkhawatirkan Klaudi. Ya, disini juga ada Tika dan Rere teman sejatinya Klaudi.
Klaudi tersenyum mendengarnya. "Hm gue gak papa ... kalian berdua, gak papa kan?"
"Nggak Di."
"Gue baru tau ternyata dalang dari semua ini Kak Adyan ketua osis yang sempat tempatin hati gue kesitu." Ucap Rere menatap rumput didepannya.
Tika memegang pundak Rere, "bearti kalo kayak gini lo harus lihat latar belakang gebetan lo. Biar lo gak sakit hati pas tau gebetan lo gak sesuai sama ekspetasi."
"Iya makasih Tik."
"Sama-sama."
Saat asik menghangatkan tubuh, banyak anak-anak yang berlarian ketempat tadi dimana Adyan mengatakan tujuannya. Mereka berebutan untuk melihat yang ada didepan mereka. Gikina, Klaudi, Ani, Tika, dan Rere mengernyitkan keningnya bingung.
"Eh tunggu dulu!" Klaudi menghentika larian adek kelas yang sibuk berlari.
"Ada apa Kak?"
"Ngapain pada kesana? Ada apaan?"
"Oh tadi Kak Eza sama Kak Jeni nangkep pelaku cat wild."
"Cat wild?!" Kaget Klaudi.
"Iya Kak." Adek kelas itu mengangguk.
"Yaudah sana."
"Permisi Kak."
"Lo mau kemana Di?" Tanya Rere yang melihat Klaudi ikut berlari.
"Gue mau lihat, siapa ketua geng cat wild."
Ani memegang tangan Gikina. "Ayo Kak, kita lihat juga." Ajak Ani membuat Gikina mengangguk.
Gikina menerobos dengan susah payah agar ia bisa melihat lebih dekat. Gikina mengucap permisi sambil menerobos. Sampai didepan Gikina melihat dua orang dengan jubah warna hitam tak lupa dengan topeng kucing berwarna hitam juga.
"Jeni Eza, darimana kalian menemukan mereka?" Tanya Pak Reza.
"Kita lagi keliling hutan buat cari anak buah Kak Adyan, mungkin aja masih ada. Rencananya kalau masih ada anak buah Kak Adyan yang masih menuju tenda kita habisin, eh kita malah ketemu mereka yaudah saya sama Jeni langsung tangkep." Jelas Eza.
"Apa masih ada lagi?"
"Nggak ada, saya cuman lihat mereka berdua aja."
Pak Reza menatap dua orang itu dari dekat. "Buka topengnya!" Perintah Pak Reza. Mereka tiba-tiba saja berontak. Tidak, hanya satu orang saja. Saat dibuka beberapa orang terkejut lebih tepatnya tiga orang Gikina, Saka, dan Pak Reza. Semuanya hanya memperhatikan dua orang itu dalam diam.
Pak Reza langsung menetralkan wajahnya, ia menatap dua orang didepannya dengan datar. "Siapa ketua kalian? Dan apa tujuan kalian di sekolah witaya selama lima tahun?" Tanya Pak Reza.
Gikina yang melihat itu menutup mulutnya tak percaya. Orang yang selama ini Gikina anggap orang yang hebat di hidupnya membuat ia kesal. Gikina bahkan merasa sesak dan dadanya terasa seperti ditusuk. Mata yang tadinya kering mulai mengeluarkan airnya.
"Ayah! Om Weru!" Panggil Gikina sedikit berteriak. Dua orang yang dipanggil itu menengok dimana Gikina berdiri. Salah satu diantara mereka melihat putri kesayangannya sedang menangis, menatapnya kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geekyna (END)
RandomGikina Sonira, gadis yang berpenampilan paling berbeda disekolah Witaya. Sekolah favorit anak-anak, dirinya bisa masuk kesana dengan bantuan orang tuanya. Gikina tidak pintar dan juga tidak cantik, tapi dirinya selalu mendapat perlakuan tidak baik d...