Ciro bangun dari tidur nya pagi ini dan langsung melihat ke sebelah nya, Ceisya sudah tidak ada di sebelahnya. Padahal tadi malam ia berhasil menyelinap kamar kakak nya itu dan tidur di sebelah kakak nya itu tapi pagi ini ia malah di tinggal pergi.Ceisya memang tidak sebaik penampilannya, biasa nya kakak nya itu akan memukuli nya kalau tidur di kamarnya, ada dua kemungkinan Ceisya tidak mengamuk. Pertama karena kakak nya itu sudah telat dan yang kedua ada pembalasan yang akan membuat Ciro mengamuk nanti nya.
Semoga saja karena hal pertama.
Ciro keluar balkon kamar Ceisya lalu sedetik kemudia pemuda itu membulatkan matanya karena kaget.
"Pantas aja dia enggak ngamuk" Ciro melihat Ceisya yang di jemput seorang lelaki yang memakai motor besar.
Ciro mendengus lalu masuk ke dalam kamar Ceisya, masuk ke dalam walk in closet milik kakak nya itu. Senyum miring nya mucul saat melihat pantulan dirinya di cermin, matanya tertuju pada make up Ceisya.
Pertama Ciro mengambil lipstik merah milik Ceisya lalu menuliskan lipstik itu di cermin.
"CECEI JELEK!!, CIRO CAKEP" tulis Ciro dengan hurup kapital lalu ia membawa semua make up Ceisya ke dalam kamar mandi dan mengisinya di bathup setelah memporak porandakannya dengan menuang kan semua skincare dan pondation, bedak lalu mengisi nya dengan air.
"Gue kerja dulu ya Ceisya, Ciro sayang kamu" Ciro tertawa lalu keluar dari kamar Ceisya bertepatan dengan Jeje yang ingin masuk ke dalam kamar Ceisya.
"Je, kamar mandi sama walk in closet nya jangan di bersihin" Ciro berkata.
"Emang itu area terlarang mbak Ceisya, saya udah tahu" Jeje menjawab lalu masuk.
"Bagus deh" Ciro tertawa.
"Benar kata mbak Cei, mas Ciro emang agak sinting. Semua yang di Tv palsu" Jeje berkata pelan saat Ciro masuk ke kamar nya.
[]
"Kenapa Cei?" Tanya Zafar, teman satu angkatan yang menjemput Ceisya tadi pagi.
"Perasaan gue kok tiba-tiba enggak enak ya" Ceisya menjawab "..mungkin karena gugup aja kali ya mau ketemu Dokter Richard"
"Lo belum sempat sarapan kan?" Zafar bertanya.
Ceisya tersenyum dan mengangguk.
Ceisya dan Zafar langsung berdiri saat melihat Dokter yang menjadi pembimbing KOAS mereka. Dokter itu mempersilahkan mereka masuk dan setelah satu jam lebih mereka mengobrol ringan Ceisya dan Zafar di perbolehkan untuk pulang sebelum besok mereka sudah mulai praktek mereka di rumah sakit.
Ceisya tersenyum lebar, ia sudah punya rencana kalau ia akan menjalani KOAS nya selama satu setengah tahun lalu melanjutkan study nya ke Belgia tempat tante nya yang juga seorang dokter di sana.
Bye Ciro. Memikirkan nya saja sudah membuat Ceisya tertawa tanpa perduli kalau Zafar menatap nya aneh.
"Mau makan siang dimana Cei?" Zafar bertanya.
"Kayak nya gue duluan deh, soal nya gue mau beli make up" Ceisya menolak.
"Emang lo cewek perfect, tampilan kayak simpanan sugar daddy padahal pintar banget plus jadi beauty vlogger" Zafar berdecak kagum.
"Heh mulut lo lambe" Ceisya berdecak kesal, simpanan sugar daddy?, yang benar saja. Ceisya mendapatkan semua barang-barang branded dari sogokan Ciro atau pun hasil kerja nya sebagai beauty vlogger dan orangtua nya yang kaya raya.
"Dah lah, kita pisah disini aja. Makasih ya Zaf udah boncengin gue" Ceisya menepuk bahu Zafar.
Zafar berayukur karena ia sudah punya pacar yang tidak kalah cantik dari Ceisya kalau tidak mungkin dia sudah oleng pada kecantikan Ceisya, dan lagi pula mereka berteman sejak awal semester jadi ia sudah mengenal betapa aneh nya Ceisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pretty Sisters
RomanceCeisya Xaviera Ranjana, menghabiskan dua puluh lima tahun nya dengan seorang adik laki-laki yang super annoying bagi nya. Adik nya yang hanya beda tiga tahun itu sangat mengganggu bagi nya, bagiama bisa ada adik yang begitu posesif dan selalu punya...